NovelToon NovelToon
With You

With You

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Berbaikan / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Firda 236

Ini tentang Xeira, tentang kisah cintanya dengan Jeffery sang artis juga model ternama, tentang rasa sayang Xeira pada Alexa sang adik dan tentang rasa cemasnya.

Xeira sangat menyayangi sang Adik, tak sekali pun dia menolak apa yang menjadi keinginan adik tercintanya namun satu hal yang menjadikan Xeira bimbang untuk mengambulkan salah satu permintaan sang adik, Jeffery. seorang pria yang adiknya dambakan sebagai seorang kekasih nyatanya adalah kekasih Xeira, pria yang Xeira cintai di dalam hidupnya.

Akankah Xeira memilih kembali menuruti sang adik dan melepaskan Jeffery, atau tetap mempertahankan pria itu dan menolak apa yang menjadi keinginan sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA PULUH TIGA

Mengetuk pelan, pun mendorong pelan pintu saat suara Dimas mengijinkan masuk, aku mengulas senyum kecil. Walau rasa kesal dan jengkel menguasai ku sedetik saat melihat Dimas namun aku sadar bagaimanapun Dimas tetap pimpinan ku di sini.

"Permisi pak" Dimas mengulas senyum lebar, beranjak dari duduknya dan menarik kursi di depan meja mempersilahkan aku duduk disana.

Walau ragu, aku tetap mendudukan diri ku, merasa masih perlu untuk bersopan-santun. Membiarkan Dimas kembali ke posisi duduknya di kursi pria itu, di depan ku.

"Kenapa Xei? Gimana kamu suka sama bunga yang saya kasih kemarin? Dan gimana kopi hari ini, sesuai selera kamu?" tanyanya beruntun, aku sedikit mengernyit tak menyadari tentang hal terakhir yang dia ucapkan, kopi? Mungkin aku terlalu sibuk membagikan Parfume sampai tak menyadari.

"Saya mengucapkan Terima kasih atas bunga pemberian bapak. Dan ini, maaf saya lancang buat parfume dari bunga pemberian bapak" Dimas hanya mengangguk dengan senyum kecil, mengambil paper beg berisi parfume, mengambil parfume dan menghirup wanginya dengan senyum terkembang.

"Wah Xei. Ini wangi banget loh, kenapa gak di kembangin?" aku hanya mengangguk pelan. Merasa percakapan terlalu melebar, aku segera mengembalikannya ke awal niat.

"Dan saya minta tolong bersikap biasa saja pak. Saya sudah memiliki kekasih" tekan ku.

Senyum di wajah Dimas seketika lenyap, berganti dengan tatapan datar yang mengarah ke pada ku cepat. Sebelum dengan cepat pula berganti dengan kekehan pelan.

"Masih kekasih kan?" aku mengernyit, menatap Dimas yang kini menyandarkan punggungnya pada badan kursi dengan senyum yang sulit ku artikan apa makna dibaliknya.

"Maksudnya?" dia tertawa lagi.

"Ya masih kekasih kan? Kalian belum nikah? Jadi saya masih punya kesempatan dong?" tanyanya yang menurutku tanpa malu itu.

Aku menatap Dimas tak percaya, ada ya orang seperti Dimas di muka bumi ini? Jika pun dia dan Jeffrey hanya sekedar dekat pun dia juga tak ingin pria seperti Dimas mendekatinya. Ini sudah jelas kalau Jeffrey kekasihnya dan pria di depannya kini berkata tentang kesempatan? Mungkin aroma parfume mempengaruhi otaknya!

"Maaf Pak, kalau pun kami belum menikah, kesempatan yang bapak maksud di sini tidak pernah ada sejak awal!" aku menekan setiap katanya.

Dimas terdiam, pun dengan gerakannya yang tengah menghirup aroma parfume yang terhenti. Dapat ku lihat raut bersahabat hilang dari wajahnya, berganti dengan tatapan tajam dan rekaman kuat yang pria itu berikan pada botol spray parfume. Aku sedikit menatap awas.

Dimas menunduk, tubuhnya yang semula berjarak dari meja kini mendekat, meletakan botol spray parfume di atas meja dan memainkannya. Memutar-mutar benda itu perlahan menggunkan ibu jari. Entah kenapa aku merasa atmosfir di sekitar ku mendadak berubah.

Pandangan Dimas beralih ke arah ku. Menatap dengan datar sebelum sedetik kemudian mengulas senyum lebar.

"Kamu ada-ada saja. Mending sekarang kamu kembali bekerja sudah jam setengah sembilan" dia dengan senyum penuh berkata pelan. Membuat ku berfikir kalau semua telah usai.

Aku beranjak, mengangguk kecil sebelum berbalik. Tepat di depan pintu, aku menghentikan langkah, sedikit ku tolehkan kepala ku guna melirik nya.

"Saya harap bapak bisa bersikap biasa dan tidak memberikan saya apapun lagi sebagai gambaran kesempatan" pinta ku.

'Brak!'

Aku terdiam di tempat, saat botol spray parfume yang semula ku lirik masih berada di meja kini bergulir di kaki ku menjauh setelah sempat menabrak belakang pintu hampir mengenai sisi wajah ku.

Aku menoleh, menatap Dimas yang sudah bersiap dengan satu botol spray parfume yang di angkat.

1
Debby
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!