NovelToon NovelToon
Sang Pemuas

Sang Pemuas

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."

"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Azura berjalan menuju parkiran mobil di kantor tersebut dia hendak memasuki mobilnya, namun belum sempat ia menyentuh pintu mobil tersebut dia dikagetkan oleh pria yang sedari tadi menunggu dirinya di dalam mobilnya itu.

"Ayudia aku sudah mencoba bicara baik-baik tapi kamu tetap tidak mengerti akan hal itu."ucap Diego yang kemudian menarik paksa Azura menuju mobilnya.

Azura pun hanya bisa pasrah karena tidak ingin membuat pria itu mengamuk dan menghancurkan gedung tersebut yang sudah pasti akan menjadi musibah baginya karena dituntut bertanggung jawab untuk hal itu.

Azura yang kini sudah duduk di jok belakang bersama dengan Diego yang kini menatap intens wajahnya itu.

"Untuk siapa kamu dandan seperti ini?."ujar Diego yang akhirnya berbicara.

"Untuk diri sendiri."ujar Azura tegas.

"Bohong! Jelas-jelas ada pria itu disana. apa kamu senang karena akan bertemu lagi dengannya."ucap Diego yang kini dibakar api cemburu.

"Aku bahkan tidak pernah tau milik siapa perusahan itu."ucap Azura.

"Jangan bohong Ayudia! kamu yang mengajukan permohonan magang di tempat itu, kamu kira aku tidak tau itu!"Diego semakin terlihat sangat marah.

"Tuan Diego, aku punya hak untuk memilih dimana aku ingin hidup dan melakukan apa saja dan aku bebas untuk apapun karena ini hidupku!"balas Azura yang kini sudah merasa sangat jengah dengan sikap positif Diego yang jelas-jelas tidak memiliki ikatan apapun dengan nya.

"Tapi kau adalah wanita ku Ayudia! Kau adalah waktu! Dan kau harus ingat itu!"ujar Diego yang masih terbakar emosi.

"Aku bukan wanita mu tuan, aku tidak pernah menjalin hubungan dalam jangka panjang dengan pria manapun."ucap Azura tegas.

"Tapi kau tidak bisa menolak apa yang telah aku tetapkan."ucap Diego tegas.

"Kau tidak punya pilihan nona."ucap Diego.

Pria itu langsung membawa Azura ke perusahaannya bahkan dia langsung menunjukkan tempat Azura bekerja secara langsung.

Sementara itu tatapan tidak suka datang dari Amalia yang kini berada di ruangan yang sama dengan Azura.

"Seberuntung itukan kamu wahai teman ku, sehingga CEO perusahan ini yang langsung menunjukkan tempat kerja mu, atau kamu menggunakan trik lain untuk menarik perhatian nya misalnya dengan tubuh mu mungkin."ucap Amalia yang kini membuat raut wajah gadis cantik itu memerah karena merasa telah direndahkan oleh temannya sendiri.

Azura menatap lekat wajah Amalia yang kini terlihat sangat angkuh dan tidak seperti biasanya."Aku tidak perlu melakukan trik apapun, karena yang aku jual adalah skill bukan trik yang biasa digunakan oleh orang rendahan dan dengan begitu keberuntungan yang akan datang mencari ku bukan aku yang mencari keberuntungan itu."ucap Azura dengan santainya sambil melewati Amalia yang menurut Azura kini bukan sahabat nya lagi.

Azura duduk di tempat yang Diego tunjukkan tadi dan dia mulai mengerjakan tugas nya yang sebenarnya tidak jauh dari tes dasar yang dilakukan di perusahan milik Natan.

Azura pun langsung bergegas mengerjakan design sebuah ruangan yang menurutnya cukup gampang karena tidak jauh berbeda dengan yang tadi, bedanya ini ruang kerja.

Azura dengan bantuan laptopnya itu bisa satset mengerjakan ketertinggalan nya karena memang tujuannya adalah untuk mengacaukan rencana Diego yang ingin menempatkan dirinya di perusahan nya.

Hanya dalam enam puluh menit dia sudah bisa menyelesaikan semuanya dengan terperinci meskipun dia tidak tau apa dia benar-benar mengerjakan nya sesuai dengan keinginan atasannya yang bahkan belum pernah dikenal nya.

"Ayudia kamu disini?"tanya Delon Alexander yang kini menjabat sebagai kepala divisi perencanaan.

"Hmm..."lirih Azura.

"Honey kamu sudah kangen aku lagi."ucap Amalia.

"Panggil aku dengan benar."ucap Delon yang membuat semua orang menahan tawa termasuk staf yang ada di sana.

Sementara Amalia langsung mengerucutkan bibirnya, Azura sendiri sudah bangkit dari duduknya dan hendak menyerahkan tugas nya.

"Maaf pak Delon saya bingung harus memberikan ini pada siapa."ucap Azura.

"Berikan pada saya."ucap Delon yang akhirnya membawa pergi hasil pekerjaan Azura.

"Sudah waktunya pulang."ucap Azura yang akhirnya bersiap untuk pulang padahal belum jam pulang.

"Kau pikir ini adalah perusahan mu, sehingga kamu bisa datang dan pergi sesuka hati."ucap Amalia.

"Aku tidak memiliki pekerjaan lain, jadi tidak mungkin hanya duduk diam dengan bodohnya disini."ucap Azura yang memang sedang menciptakan suasana penuh konflik agar dia diberhentikan dari perusahan tersebut.

Azura tidak lagi berharap akan mendapatkan nilai tinggi dari sana yang terpenting dia bisa segera pergi dari jerat pria yang kini mungkin akan protes dengan hasil pekerjaannya.

Namun Azura salah, Diego yang menilai langsung hasil design Azura yang menurutnya sangat brilian.

"Dimana dia?"tanya Diego pada asisten nya yang mengambil berkas dari Delon.

"Dia hendak pulang Mr."ucap pria tampan itu.

"Ah biarkan saja jangan pernah membatasi dia untuk apapun selagi dia bisa bekerja dengan baik."ucap Diego tegas.

"Saya akan bilang pada atasannya Mr."ucap Joseph.

"Tidak perlu biar aku saja."ucap Diego yang akan berbicara pada adiknya yang merupakan atasan Azura.

Sementara itu Azura yang kini langsung bergegas pulang karena sudah merindukan mochi kesayangannya, dan teringat akan sang bibi yang datang tanpa membawa apapun kecuali barang-barang Azura yang sempat ditinggalkan di kampung halaman neneknya itu.

Azura pun mampir ke sebuah pusat perbelanjaan, dan membeli beberapa setelan khusus untuk wanita dewasa.

Azura ingin merubah penampilan bibinya yang menurutnya masih sangat muda jika dibandingkan dengan ibu kandung Amalia.

Azura ingin mencarikan jodoh untuk wanita baik hati yang merupakan adik bungsu dari almarhum ibunya itu.

Hidupnya hancur setelah suaminya menikah lagi, dan kini Azura ingin membuat pamannya itu menyesal.

Azura sudah memilih banyak pakaian dari berbagai macam model dan tidak lupa membeli aksesoris lainnya setelah itu dia pun pergi ke kasir untuk membayar.

Petugas kasir itu sudah selesai menghitung dan juga memasukkan semua kedalam paper bag yang banyak itu."Ini gunakan kartu ini saja."ucap seseorang yang lagi-lagi membuat Azura terdiam di tempatnya.

"Tidak gunakan ini saja."ucap Azura yang kini memberikan kartu miliknya, tapi pria itu tetap kekeuh membayar barang belanjaan nya itu.

"Terimakasih."ucap Azura yang kini berlalu pergi.

"Temani aku makan malam please,"ucap pria itu.

"Maaf saya tidak bisa karena keluarga saya ada di rumah."ucap Azura.

"Setidaknya kita bisa mengobrol sebentar saja."ucap Natan.

"Baiklah tapi tidak lama."ucap Azura yang akhirnya mengalah.

"Terimakasih Ayudia."ucap Natan lembut.

Mereka pun menuju ke sebuah cafe meskipun tidak berada di mobil yang sama.

...🧸🧸🧸🧸🧸...

Disinilah Azura berada saat ini, di ruang VVIP yang sangat nyaman.

Azura duduk berhadapan dengan Natan yang sedari tadi menatap lekat wajah cantiknya itu.

"Kamu semakin dewasa Ayudia dan kamu semakin cantik, tapi."ucapan Natan terhenti.

"Tapi apa tuan?"tanya Azura terlihat sangat penasaran.

"Sayang kamu memilih pria beristri untuk menjadi sugar daddy mu."ucap Natan.

"Anda yakin?"ujar Azura.

"Seperti itu kenyataannya bukan? Apa yang dia berikan padamu hingga kamu mau menjadi sugar baby nya."ucap Natan.

"Saya tidak mendapatkan apa-apa karena saya memang bukan wanitanya tuan."ucap Azura.

"Kamu tidak tahu Ayudia, dia tidak akan pernah melepaskan apapun yang menurutnya adalah miliknya."ucap Natan.

"Saya tidak tahu itu, yang jelas saya bukan milik siapa-siapa dan hanya milik diri saya sendiri."ucap Azura.

"Ayudia aku hanya ingin kamu bisa hidup dengan baik setelah hari itu, tapi nyatanya kamu makin terjerumus."ucap Natan.

"Andaikan semua bisa diulang kembali aku pun tak ingin hidup seperti itu. siapa yang memilih ingin hidup seperti diriku, jika ada sudah tentu orang itu sangat bodoh. Tapi lagi-lagi ada hal yang tidak mungkin bisa diungkapkan dengan gamblang, dan jika pun aku mengatakannya tidak akan ada yang mau peduli. Aku akan tetap menjadi aku yang sekarang dari wanita kotor yang tidak punya kesempatan untuk bisa meratapi nasibnya."ucap Azura.

"Masih ada kesempatan untuk kembali Ayudia, kamu bisa mencari seorang suami yang bisa menerima kamu apa adanya."ucap Natan .

"Jika ada yang bisa menerima wanita seperti saya mungkin tidak akan ada kupu-kupu malam yang terus berjuang untuk kehidupannya di dunia gelap ini, dan jika pun ada hanya untuk sementara saat pria itu bosan dia akan membuangnya dan mengingatkan nya darimana dia berasal sungguh miris, dan saya mungkin salah satunya tuan."ucap Azura.

"Kamu beda Ayudia aku yakin kamu belum sepenuhnya seperti mereka."ucap Natan.

"Tapi faktanya saya memang pela*ur tuan."ucap Azura.

"Jangan katakan itu lagi Ayudia."ucap Natan yang kini menggenggam tangannya.

"Aku akan menikahi mu meskipun hanya status saja, karena aku sudah dijodohkan dengan wanita lain."ucap Natan serius.

"Tidak tuan, saya lebih baik selamanya menyendiri dengan cap yang sudah melekat di diri saya, tapi setidaknya saya tidak akan menghancurkan kebahagiaan orang lain sekalipun para suami datang padaku setidaknya aku tetap hanya akan menjadi pemuas bukan perebut suami orang."ucap Azura yang akhirnya menyeruput jus strawberry.

"Ambilah ini, gunakan sebaik mungkin mungkin isinya tidak seberapa tapi anggaplah itu sebagai hasil kerja keras mu setengah hari tadi aku suka design yang kamu buat dan rencananya aku akan meminta mu untuk membuat design rumah full untuk untuk tempat tinggal ku. Dan itu adalah kerja sama yang aku katakan tadi."ucap Natan.

"Tidak tuan, ambil kembali ini, anggap saja itu adalah kado pertemuan kita jika anda benar-benar menyukainya. Dan untuk permintaan anda selanjutnya lebih baik anda mencari orang yang benar-benar ahli dan sangat profesional di bidangnya."ucap Azura menolak dengan halus.

"Saya mohon Ayudia setidaknya berikan saya kenang-kenangan sebelum saya menikah nanti."ucap pria tampan itu.

"Saya akan mencoba nya, meskipun saya tidak tahu apa anda akan menggunakan nya atau tidak."ucap Azura yang akhirnya membuat Natan tersenyum manis.

"Tentu saja aku akan menggunakan nya dan anggap ini sebagai DP nya"ucap Natan yang akhirnya bisa diterima oleh Azura meskipun Azura tau Natan tidak benar-benar membutuhkan design rumah darinya karena dia bisa mendapatkan semua itu dengan mudah dari seorang arsitektur ternama.

Tapi meskipun demikian Azura tidak ingin menyinggung laki-laki baik hati meskipun dia juga pernah melakukan kesalahan di masalalu nya dan mungkin hingga sekarang tapi setidaknya dia tetap bisa menghormati wanita seperti Azura.

Sepulangnya dari tempat tersebut, Azura langsung pulang ke rumahnya sang bibi begitu terharu saat Azura memberikan semua barang belanjaannya yang kini tengah di unboxing oleh keduanya.

"Wah ternyata semuanya sangat cocok dengan bibi, sekarang bibi bereskan semua itu dan segera bersiap untuk pergi ke salon dan kita akan makan malam di luar."ucap Azura yang kini sudah bergegas menuju kamar nya.

Dia sendiri sebenarnya sudah sangat lelah karena harus menyetir bolak-balik setelah mobilnya diantar ke perusahan milik Diego.

Azura selesai mandi dan berganti pakaian dengan hotpants dan juga kemeja kotak-kotak berwarna merah berlengan panjang, dan tidak lupa jaket, kacamata dan masker setelah dia mengikat rambut nya yang digulung asal keatas.

Dia membawa jaket itu untuk berjaga-jaga jika udara dingin di luar sana. Dengan tas selempang miliknya dia pun pergi menuju lantai bawah untuk melihat sang bibi sebelum kemudian dia pergi dengan wanita itu.

"Ayu bagaimana penampilan bibi."ucap wanita paruh baya itu.

"Tentu saja cantik, lihat saja nanti setelah kembali dari salon."ucap Azura yang kini berjalan lebih dulu untuk memastikan seluruh pintu dan jendela telah terkunci.

Azura pun bergegas menghidupkan mobilnya hingga mereka pergi menuju sebuah salon kecantikan yang cukup terkenal di daerah tersebut.

Lagi-lagi Azura harus bertemu dengan Leony dan Amalia juga para laki-laki yang merupakan suami dan kekasih keduanya.

"Saya ingin perawatan kulit wajah untuk aunty saya dan sekaligus perawatan rambut nya."ucap Azura yang kini tengah berada di depan meja kasir tanpa melirik kearah kedua pria yang kini tengah menatap kearahnya.

"Nona sendiri tidak melakukan perawatan?"tanya pemilik salon yang datang menghampiri Azura yang sudah mengenal gadis itu sejak remaja.

"Tidak aunty, saya masih belum membutuhkan nya."ucap Azura pada pria bertulang lunak dengan dandanan menor dan cetar membahana tersebut.

"Oh baiklah kalau begitu nikmati waktu anda nona biar aunty mu ikut dengan saya karena saya sendiri yang akan menangani nya."ucap nya.

"Ah baiklah aunty."ucap Azura yang akhirnya pergi menuju sofa kosong yang sedikit jauh di pojok ruangan.

Azura pun meletakkan tasnya setelah meraih kunci mobil dan pergi untuk mengambil sesuatu dari dalam mobil agar bisa mengusir kebosanannya saat menunggu bibinya di permak.

Tidak lama Azura kembali dengan laptopnya, dia akan mulai bekerja untuk membuat design rumah yang diinginkan oleh Nathan.

"Kenapa sejak sore ponsel mu tidak bisa dihubungi."ucap Diego yang kini sudah duduk di hadapan Azura.

"Aku sibuk berbelanja."ucap Azura.

"Dengan siapa?"tanya Diego.

"Bukan urusan mu.

1
Mas Luhah
sangat bagus,,,,,,,


tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/
Roli Yanti
lanjut ceritanya seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!