📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
G e r u t u
"Kamu ngomong sama siapa? Murni siapa? Bukanya Murni itu nama mu sendiri?" Dhyrga curiga bahkan alisnya terangkat sebelah demi menunjukkan rasa penasarannya.
Queen sempat berkedip polos saat memutar otak untuk mencari alasan. "Itu, Murni temen sekelas Murni Tu-tuan." Gadis itu meraih ponselnya dari lantai.
"O." Dengan kepala yang mengangguk Dhyrga mempertegas bibirnya ketika mengucapkan itu.
"Iya, hehe." Queen menyengir kaku, syukurlah Tuan muda tampannya tidak curiga meski harus menutupi gugupnya dengan garukan di tengkuk.
Dhyrga kembali menaikkan sebelah alisnya namun kali ini, wajahnya mendekat. "Lalu kenapa gugup begitu?"
"Hah?" Queen meneguk saliva. Sepertinya Tuan mudanya tidak sepolos yang dia pikirkan. "Gu-gugup?" Tanyanya cemas, ada sedikit kilap pada dahi berkeringat nya.
"Mur-murni biasa saja Tuan, Murni lagi, ..." Queen menggaruk hidung mungkin dengan begitu bisa membuatnya lebih tenang.
"Kau tahu Murni, orang yang menggaruk hidung tandanya memiliki kegelisahan. Karena ketika seseorang berbohong, adrenalin di tubuh nya akan meningkat. Peningkatan hormon adrenalin akan membuat pembuluh darah kapiler membesar dan hidung menjadi terasa gatal." Dhyrga menarik sudut bibirnya.
"Hah, ..." Kembali Queen berkedip polos.
"Aku lupa Tuan muda Gaga pasti bukan orang biasa, dia saja sempat kuliah di luar negeri, dia juga kerjanya berdasi, punya teman guru, kalau bukan dosen, pasti kerjanya psikologi kan?"
Plik.... Dhyrga menjentik jari tepat di depan wajah Queen hingga tersentak kaget. "Kenapa melamun?" Cecar nya.
Queen menggeleng. "Murni cuma, ... cuma, ... gugup saja, ... wajah Tuan muda terlalu de-dekat dengan Murni."
What???
Dhyrga baru tersadar dengan kedekatan mereka yang begitu tipis, bahkan wangi napas gadis itu saja mampu dia rasakan kedamaian nya.
Sejenak hening. Queen dan Dhyrga terdiam, silih berganti mereka menikmati masing- masing lawan tatapannya.
Mata bertemu mata, begitu intens, semakin lama beradu pandang keduanya kian menyelam, bahkan Dhyrga hampir terhanyut untuk memiringkan kepala memangkas jarak agar lebih dekat lagi.
"Tuan!" Queen mundur lalu berseru nyaring membuat Dhyrga menegakkan kembali berdirinya.
"Hmm." Hampir saja bibir mereka bertaut.
"Ya Tuhan Dhyrga, apa kau gila? Hanya karena Murni mirip dengan Queen lalu kau berfantasi liar."
"Tuan ada apa kemari tengah malam begini?" Queen memutus canggung di antara mereka.
Dhyrga tersenyum lebar. "Aku mau, ..." Dhyrga melangkah maju sementara Queen mundur.
Mata bulat Queen fokus pada kedua tangan Dhyrga yang melerai satu persatu kancing kemeja putih miliknya. "Ma, mau apa Tuan?" Curiganya. Queen menyilang kedua tangan ke depan dadanya.
Senyum seringai pun terbit menghiasi wajah tampan sang Tuan muda, sejenak Queen berekreasi dengan pikirnya.
Adegan ini seperti adegan-adegan film yang sering Queen bintangi. Alurnya mudah tertebak, sudah pasti setelah ini Gaga mau menyentuhnya. Seperti cerita tuan muda yang jatuh cinta pada pembantu cantik nya.
"Ja, jangan kurang ajar Tuan." Queen mundur dengan langkah patah-patah, masih ragu sebelum kemudian ia terduduk di atas ranjang berukuran king miliknya.
Melihat raut wajah gugup asisten berkacamata tebalnya, Dhyrga seolah ingin mempermainkan gadis itu.
Setelah cukup melerai kancing kemeja, Dhyrga melepas kemejanya kemudian mencondongkan tubuh membuat Queen terpaksa mundur dengan tangan yang meremas kuat sprei merah mudanya.
"Menurut mu, kurang ajar itu seperti apa?" Suara parau Dhyrga cukup seksi untuk di dengar.
Air liur Queen begitu sulit untuk di teguk, matanya melirik tipis tapi sulit beralih.
Sungguh dada bidang pria itu memesona. Ada bulu halus di sana, beringsut ke bawah lagi sudah terlihat perut kotak-kotak nya, melipir ke bawah lagi. OMG, CD pria itu sudah dapat terbaca mereknya.
"Seperti apa definisi lelaki kurang ajar?"
"Se, seperti yang Tuan lakukan ini! Menyingkir dariku!" Queen pukul dada bidang pria itu hingga sedikit menjauh.
"Memang apa yang kamu pikirkan sekarang hmm?" Dhyrga kembali mengikis jarak semakin tipis.
Queen mengacungkan sebelah kakinya. "Murni bisa bela diri loh Tuan, satu tendangan Murni bisa melumpuhkan roket nakal mu!"
Brukk... Dhyrga melemparkan kemeja putihnya, sampai menutup kepala dan wajah cantik asistennya. "Ambil itu!"
Perlahan Queen menarik kemeja Dhyrga dan wajah geram sang Tuan ia dapati. "Apa ini?" Tangannya membetulkan kacamata miliknya.
"Rupanya kamu lupa apa pekerjaan mu di rumah ini hmm? Setrika baju itu, besok pagi-pagi sekali, kemeja itu sudah harus licin!" Titah Dhyrga.
Beberapa saat lalu Dhyrga memang sengaja mencoba kemejanya, yang mana memang masih sangat kusut, kemudian Dhyrga iseng membawanya ke kamar asistennya dan kebetulan belum tertidur.
"Ah? Oh, I, iya, hehe." Queen menyengir. Apa yang barusan dia pikirkan? Buruk sekali rupanya tudingannya.
"Masih berpikir aku kurang ajar hmm?" Dhyrga menekan setiap katanya dengan gestur bibir yang geram.
"Tidak." Geleng Queen menyengir.
Dhyrga berdiri tegak mencekal tangan ke belakang. "Bagus, sekarang kerjakan perintah ku, lalu tidur segera, ingat, besok aku mau sarapan sandwich, juga susu."
Queen mengangguk. "Iya."
"Bye." Dhyrga mengacak kecil rambut poni milik Queen, rupanya mode ramah mulai terdeteksi dari wajahnya yang tersenyum.
"Sampai jumpa besok pagi My assistant." Ucap Dhyrga seraya pergi.
Queen mendelik penuh. "Ya Tuhan, Mammi Daddy, senyum manis Om Om itu, sumpah bikin lumer." Batinnya.
Punggung bidang lelaki itu telah berlalu di balik pintu yang tertutup. Queen menyentuh letak jantung milikinya yang berdetak lebih kerap dari biasanya.
"Om Om ganteng mau dong jadi simpanan mu, kyaaaaa." Queen terkikik geli dengan kelakuan sendiri. "Hihi. Maaf Jee Yeon, sedikit rekreasi nggak papa kali yak." Gumamnya.
Mengingat perintah Gaga, ... Queen bangkit dari duduk, langkahnya menuju ruangan sebelahnya, ruangan yang masih berada satu lingkaran di dalam kamarnya. Ini ruangan khusus untuk dia menyetrika pakaian.
Suasananya seperti walk-in closet. Banyak lemari pakaian dan juga laci nakas kosong.
Setelah menyalakan setrika uap, Queen mengambil botol pewangi spray, kemudian memasukkan gantungan baju pada kemeja putih milik Dhyrga.
Di istana ayahnya Queen memang serba di turuti, tapi menyesuaikan diri dengan tempat dan pekerjaan baru tidak begitu sulit.
Queen sudah memiliki jiwa mandiri sedari masih kecil. Dan Mammi Viona lah yang ikut andil dalam pembentukan watak tangguh nya.
Tidak sia-sia Viona merutuki gadis itu setiap hari, meski arogan kini Queen tumbuh menjadi gadis yang penyayang meski tanpa belaian Krystal selama enam tahun berkisar.
Queen mulai menyemprot dan menggantung kemeja Dhyrga pada tiang dengan senyum manis di bibirnya. Tanpa sadar ingatan bersama Gaga barusan membuat bibirnya melengkung terangkat.
Penuh penghayatan Queen menyentuh kerah kemeja milik Dhyrga. "Mungkin begini kali yak, kalo udah nikah, malem gini masih melek buat, ..."
"Buat apa hmm?" Tanpa menggerakkan kepalanya Queen melirik ke samping, rupanya Gaga yang sangat wangi memeluknya erat dari belakang.
"Kamu tahu Yank, menikah bukan untuk menyeterika baju, tapi melakukan hal lainnya lagi." Dhyrga meraba bagian paha mulus sensitifnya.
"Hal lainnya? Ma, maksud Tuan?"
"Seperti ciuman hangat di pagi hari dan sentuhan lembut sebelum tidur." Bisikan parau Dhyrga menggelitik membuat Queen terpejam.
Queen membuka mata cepat bersamaan dengan datangnya kewarasan yang barusan melayang entah kemana.
Ya Tuhan. Rupanya kalimat Queen terhenti karena bayangan masa depan terlintas begitu saja.
"Sialan, sialan, sialan, kenapa juga Gue berhalusinasi sama Gaga coba? Kenapa bukan wajah Jee Yeon sih? Sialan emang Om Om cakep itu, beraninya merebut posisi Jee Yeon yang mestinya nongkrong di ingatan Gue." Gerutunya kesal.
...Moga kalian sehat selalu 😘😘...
padahal pinter