Jebakan Terindah

"Heeem... “jawab Arka singkat,

“Aku yakin ini adalah perbuatan Antonio! Terakhir dia lah yang membawa ku untuk minum-minum dan setelah itu tubuh ku tersa terbakar. Antonio benar-benar telah mengdeklarasikan perangnya dengan ku! Berani sekali dia menjebak ku seperti ini!” Seru Arka dengan suara beratnya.

"Tapi kalau berdasarkan hasil analisa ku dari ketenangan suara mu, ini pastilah sebuah jebakan terindah untuk mu kan Arka.” Sindir Alhen.

“kenapa kali ini aku satu pikiran dengan mu ya Alhen!” kekeh Saka sambil tersenyum tipis.

“Sepertinya percuma saja aku mengkhawatirkan bos kita, Saka. Ternyata dia sedang berada di angkasa raya saat aku dan kau berlarian mencari nya ke setiap kamar.” Alhen semakin mendramatisir keadaan.

“Ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Apa yang terjadi pada ku, semua di luar rencana nya Antonio.” Arka menoleh pada Clare yang sedang tertidur pulas di sampingnya.

"Sudah lupakan soal ini. Ya pasti Alhen, Saka tolong kalian urus masalah ini. Aku yakin Antonio pasti telah mempersiapkan sesuatu. Untuk membuat hal ini menjadi berita HOT besok pagi." sebut Arka.

"Kau tenang saja. Cristian sudan menghack semua cctv di dalam hotel ini." Ujar Saka.

"Baguslah kalau begitu. Dan satu lagi, tolong jangan sampai ibu ku tahu tentang hal ini. Kau tahu sendiri kan seperti apa ibu ku? Bisa-bisa dia akan minta pada papa mu untuk men-sunat ku sekali lagi." Sebut Arka yang terdengar seperti sebuah candaan tapi percayalah itu tidak seperti kedengarannya.

Sebab ibu Arka yang bernama Raya, tidak akan pernah mentolerir hal-hal seperti ini.

Itulah mengapa baik Arka maupun Sky sangat menjaga sikap mereka sebagai laki-laki terhormat.

Dan hal ini pula yang ingin dimanfaatkan oleh Antonio. Arka benar-benar tidak akan mentolerin apa yang telah di lakukan oleh Antonio pada nya. Dia akan membalas hal ini berkali-kali lipat.

"Heem.. sayang sekali! padahal aku ingin sekali melihat kau disunat sekali lagi." seloroh Saka.

" Kalau papa tidak bersedia melakukannya karena kau sudah bangkotan, aku rasa, aku tidak keberatan untuk membuang beberapa inchi lagi milik mu." sambung Saka, sambil menahan tawa nya membayangkan dia tengah bersiap-siap untuk menyunat Arka di dalam ruang kerja nya.

"Selera humor mu semakin membaik semenjak waktu pernikahan mu dan Bia semakin dekat padahal kau masih memiliki si minyak goreng di samping mu." Sarkas Arka penuh ejekan.

"Cih! Kau saja yang tidak tahu kalau selera humor ku tinggi!" Tukas Saka kesal, karena sekali lagi Arka mengingatkannya akan dilema nya saat ini.

"Sudah ayo kita keluar Alhen... pak bos lebih dari sekedar baik saat ini!!!" Saka pun mendorong Alhen untuk keluar dari kamar itu.

Sebab semakin lama mereka disana, maka akan makin panjang ceramah yang akan dia terima dari Arka.

Hal ini karena kalau Arka sudah membahas soal Bia, biasanya akan di akhiri dengan ceramah Arka sebagai kakak nya Bia. Dan itu akan sangat panjaaang.

"Saka, tunggu!!" Tahan Arka.

"Ya..."Jawab Saka,

"Minta pelayan mengantarkan pakaian ganti untuk ku dan untuk seorang wanita. Ukurannya heeemm aku rasa sama dengan Azzura." sebut Arka.

"Baiklah." jawab Saka, setelah itu mereka pun keluar dari kamar Arka.

"Bagaimana kak Arka?" tanya Azura pada Saka.

"Arka baik-baik saja. Tapi aku minta pada kalian, jangan ada satu pun dari kalian yang menceritakan hal ini pada ibu atau pada siapapun. Atau kalian akan tanggung sendiri akibatnya." Tekan Saka..

"Tapi ayah pasti akan bertanya kemana kak Arka! Secara ayah tadi tidak melihat dia memberikan kata sambutan di acara tadi. Ayah pasti akan bertanya pada ku. Lantas aku harus menjawab apa?" Tanya Sky pada Saka.

"Katakan saja, Arka sedang ketiduran di apartment nya." Jawab Saka dengan entengnya.

"Kalau begitu ayah mu pasti akan murka!" Azzura semakin menakut nakuti Sky.

"Kak Azzura benar! Ayah pasti akan murka dan semakin menganggap kak Arka tidak berguna." Sambung Sky, lemah.

Saka mendengus sambil tertawa, "Jiaah...bukannya memang predikat itu sudah lama melekat pada diri Arka. Jadi kalau dia dimarahi karena predikat lama nya itu, aku rasa tidak akan jadi masalah untuknya."Jawab Saka dengan enteng nya.

"Sudah! kalian jangan khawatir! Lakukan saja seperti yang aku perintahkan tadi. Kalau ada yang bertanya dimana Arka atau mengapa dia tidak hadir di aula, katakan saja dia tertidur di apartment nya, OKE?" tekan Saka sekali lagi