Dibuang Keluarga Dicintai Pria Masa Lalu

Astri secepat kilat bangun dari kursinya di meja makan, dia takut akan disereeett lagi seperti semalam oleh Izy.

Wanita dengan dua anak itu bersembunyi di belakang tubuh mantan suaminya, wajahnya benar-benar tampak ketakutan.

"Hei! Napa sembunyi di belakang Mas Ahmad! Aku mau bicara sama kamu, sini."

Astri menggeleng, Izy terlihat seperti akan memaakaan nya hidup-hidup.

"Bang Elang..."

Elang ternyata mengantar Izy pulang, pemuda itu pun masuk. "Ya, Zy."

"Kamu bisa nambah pelayan nggak di rumah kamu? Mantan istri Mas Ahmad butuh kerjaan katanya, tapi dia harus sambil momong anaknya."

"Demi kamu, apa sih yang nggak bisa! Pelayan di rumah udah ada 6, tapi bisa nambah lagi lah..." Elang mengedipkan sebelah mata.

"Cih! Pamer ya kalau kamu anak konglomerat!"

Elang tergelak, dia memang keturunan crazy rich, kekayaan orang tua Elang melebihi kekayaan Pak Agam berkali-kali lipat.

"Tuh! Ada kerjaan buat kamu! Sana pergi!"

"What? Tunggu! Aku harus bawa dia dan anaknya di motor?"

"Ah! Aku lupa! Kalau gitu Mas Ahmad antar dulu wanita ini ke rumah Bang Elang, baru Mas pergi ke perusahaan."

Ahmad sejak tadi diam saja karena jika dia bicara lalu menyinggung Izy bisa-bisa kejadian semalam terjadi lagi dan gadis itu ngamuk.

"Baik." Jawab Ahmad tanpa ingin membantah. "Astri, cepat bawa barang-barang mu."

Astri pun hanya menurut, dia mengambil tas besarnya dari dalam kamar tamu lalu menggendong anaknya.

"Nak, Mama pergi dulu ya. Nanti, kapan-kapan... Mama jenguk Anin kesini. Anin sehat-sehat disini sama Papa, ya." Astri mengecup kening anaknya, ia kembali menangis seperti saat pertama kali bertemu dengan putrinya itu.

"Kamu tunggu di mobil, aku hanya sebentar mandi dan ganti baju."

"Aa, kok belum siap-siap?" Shanum keluar dari kamarnya, dia sudah siap dengan setelan kerja.

"Bawa mobilmu sendiri, Num. Aa nggak bisa anter kamu, Aa harus anter dulu Astri pergi."

"Iya atuh, A. Aku pergi duluan, assalamualaikum..." Shanum pun pamit, dia mendapatkan harta gono gini dari perceraian dengan Doni dan membeli mobil dengan uangnya sendiri hanya saja Shanum jarang membawanya ia lebih senang nebeng di mobil kakaknya atau mobil Pak Agam.

"Waalaikumsalam." Jawab semuanya.

.

.

.

Shanum mengemudikan mobilnya melewati jalanan dengan pelan, sebenarnya sejak dia berlatih menyetir mobil hanya beberapa kali Shanum membawa mobilnya di jalanan. Jadi, ia harus berhati-hati.

"Duh! Kok perasaan ku nggak enak ya." Shanum memegang erat setirnya dengan perasan gelisah.

Baru saja Shanum mengutarakan kegelisahan, dari arah belakang tiba-tiba saja ada yang menabrak mobilnya.

Brakkkkkkk

"Akhhhhhh!!"

Shanum mengeram mobil dengan mendadak, keningnya terbentur setir. Sedangkan mobil yang menabraknya di belakang, tampak mengeluarkan asap.

"Ya Allah! Apa orang nya gapapa!" Gegas Shanum membuka seat belt dan keluar dari mobilnya.

Ia berlari ke arah mobil di belakang dan seorang Pria tak sadarkan diri di depan kemudi.

"Aduh! Aku harus telepon ambulans."

Orang-orang di sekitar pun berdatangan, menolong orang yang berada di dalam mobil. Shanum memeriksa nafas pria yang tak sadarkan diri itu, lalu ia memberikan pertolongan pertama dengan memberikan CPR. Tak lama ambulans dan polisi datang, Shanum pun menyerahkan proses kecelakaan pada polisi.

"Saya harus pergi kerja, Pak."

"Kami hanya meminta Anda datang ke kantor polisi sebentar, untuk melaporkan kejadian ini."

"Baik kalau begitu."

Setelah dari kantor polisi, Shanum melihat waktu sudah menunjukkan pukul 9 dan ia benar-benar terlambat datang ke perusahaan.

Saat masuk ke lobi perusahaan, semua pegawai yang sudah mengetahui identitas Shanum saling berbisik. Ada yang merasa segan dan mulai hormat, ada juga yang menatap sinis.

"Mentang-mentang anak Pak Bos, dia sekarang udah berani datang telat. Hebat ya, jadi anak pemilik perusahaan, yahhh meskipun hanya anak tiri."

"Cih! Dia kerja ternyata bukan karena kemampuannya, tapi karena ada status nya ternyata."

"Ini namanya nepotisme, gaess!"

Bisik-bisik tak mengenakkan itu terdengar oleh Shanum, namun ia berusaha abai dan terus berjalan menuju ruangan tempatnya bekerja.

Mata semua staf di divisi pemasaran sontak mengarah pada pintu yang terbuka dan memperlihatkan sosok Shanum, orang yang sejak kemarin menjadi perbincangan hangat di perusahaan.

Mereka tersenyum ramah, beberapa staf cari aman dan tak ingin berurusan dengan Shanum takutnya dipecat seperti Dinda.

"Hai, Num. Kamu tumben telat." Sapa salah satu staf yang memang sudah berteman lama, dia berteman tulus dengan Shanum.

"Shanum, kamu datang telat... apa terjadi sesuatu?" Tiba-tiba saja salah satu pegawai yang diberi peringatan oleh Pak Agam kemarin menggandeng tangan Shanum bersikap sok akrab.

"Iya, aku ada urusan." Shanum tak nyaman, ia melepaskan tangannya dari gandengan rekan kerja si pick me. "Maaf, tapi aku harus bertemu Bu kepala."

Dih! Sombong banget! Mentang-mentang sekarang dia udah diakui oleh Pak Agam sebagai anak! wanita pick me itu kesal karena niatnya mendekati Shanum tak mendapatkan respons baik.

Beberapa staf laki-laki semakin menebarkan pesona mereka, selain Shanum cantik dan menjadi istri idaman ternyata Shanum anak dari pemilik perusahaan. Tentu saja itu semakin menjadi nilai plus untuk para staf lelaki lebih ingin mendapatkan Shanum.

.

.

.

Di rumah sakit, Pria yang menabrak mobil Shanum baru saja sadarkan diri.

"Tuan El Zero." Seseorang mendekat ke arah brankar.

"Em, dimana aku?"

"Anda di rumah sakit, Tuan. Syukurlah, kondisi Anda baik-baik saja karena mendapatkan pertolongan secepatnya."

"Maksudnya?"

"Anda sudah berhenti bernafas saat kecelakaan terjadi, tapi seseorang menolong Anda sebelum ambulans datang."

"Siapa?"

"Orang yang Anda tabrak mobilnya."

"Ah! Apa yang terjadi!? Kenapa rem mobilku blong?!"

"Saya sudah menyuruh seseorang untuk memeriksa nya secara pribadi, karena kecelakaan pada Anda sudah ditangani pihak kepolisian tetapi belum ada kabar lebih lanjut. Tetapi, pihak polisi menduga... ada yang sengaja memotong tali rem mobil Anda sehingga putus."

"Siapa yang berani ingin membunuhku!"

Mata pria itu menajam, ternyata sudah ada tikus serakah muncul karena menyangkut warisan Ayahnya yang baru saja meninggal.