NovelToon NovelToon
Duda Kaya Itu Suamiku

Duda Kaya Itu Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahmuda / Duda / CEO
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yayuk Handayani

Janda hanyalah statusku.


Nadira Ayu, seorang gadis muda yang berparas cantik. Tak pernah terbayangkan oleh Nadira, jika dirinya akan menjadi seorang istri diusianya yang masih begitu muda.


Lika liku serta permasalahan dalam hidupnya seolah telah berhasil membuatnya terlempar dari keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari, dengan tanpa sengaja, dirinya dipertemukan dengan seorang gadis kecil yang begitu cantik.


Dan alangkah terkejutnya Nadira, saat gadis kecil itu menginginkannya untuk menjadi sang mommy baginya. Namun sayang, daddy dari gadis kecil itu memandang dirinya dengan sebelah mata hanya karena ia berstatus sebagai seorang janda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merawat Bayi

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Sang mentari mulai memancarkan sinar indahnya menampakkan susunan - susunan atap rumah yang tertata rapi nan indah.

Di pagi hari yang masih terasa begitu sejuk serta embun yang masih bersinggah di tiap helai rumput dan dedaunan, ternyata telah menjadi teman bagi seorang gadis yang telah menyandang status sebagai seorang istri semenjak satu hari yang lalu.

Di pagi hari yang masih sangat sejuk ini, Nadira telah melanjutkan aktivitasnya untuk membersihkan ruangan rumahnya. Setelah sholat subuh dirinya langsung bertempur di dapur, kini gadis remaja yang masih belum genap berusia delapan belas tahun itu tengah asyik menyapu. Meski tak ada suaminya Dani yang mendampingi, tak membuat seorang Nadira merasa kecewa dan diabaikan, mungkin karena dirinya telah terbiasa diabaikan.

Nadira masih terus menyapu ruangan rumahnya itu, hingga disaat dirinya menyapu hampir di dekat pintu, terdengar seperti sedang ada yang mengetuk pintu rumahnya.

Tok... tok... tok...

" Siapa ya pagi - pagi sudah datang, apa mungkin kak Dani? ". Gumam Dira, lalu gadis itupun mulai membuka pintunya.

Kriett... dan nampaklah tiga sosok di depannya, dua orang wanita paru baya, dengan seorang laki - laki bertubuh tinggi tegap dan diperkirakan usianya sekitar tiga puluh tahunan lebih.

" Assalamualaikum nona, selamat pagi ". Seru salam mereka bertiga.

" Waalaikumsalam, iya selamat pagi, maaf, ibu - ibu dengan bapaknya sedang ada keperluan apa ya? ". Tanya Dira langsung, pasalnya ketiga tamu yang tak diundang ini sudah memanggilnya nona.

" Perkenalkan nona, nama saya bi Asih, saya dengan dua teman saya ini di suruh oleh tuan Dani untuk bekerja di sini nona ". Sahut bi Asih yang memberitahu.

Nadira pun sudah paham sekarang, jadi tiga orang ini adalah pembantu yang kak Dani maksud, pantas saja jika mereka sudah memanggilnya dengan sebutan nona.

" Ya sudah, bibi - bibi dan om nya silakan masuk ". Ajak Dira pada akhirnya.

Dua orang wanita paru baya dengan pria berusia matang itu pun ikut melangkah dengan mengekori tubuh mungil Nadira, hingga sampailah mereka di ruang tamu.

" Mari silakan duduk dulu ". Suruh Dira, dan ketiga orang yang dipekerjakan oleh Dani itupun mulai duduk mengikuti perintah Dira.

" Baiklah, sebelumnya Dira akan memperkenalkan diri dulu sama bibi Asih dan temannya ".

" Nama saya Nadira Ayu, jadi bibi sama om nya panggil saja saya dengan panggilan Dira atau Nadira juga boleh, jadi bibi - bibi ini sama om nya jangan memanggil Dira dengan sebutan nona ya, panggil saja Dira ". Ucap Dira dengan segala kesopanan nya.

" Tapi non, rasanya kami merasa kurang pantas jika memanggil nona Dira dengan sebutan Dira saja ". Sahut bi Asih untuk mewakili ketidaknyamanan dirinya dan juga temannya.

" Tak apa bi Asih, panggil saja Dira ". Tolak Dira lagi sehingga membuat tiga orang itupun akhirnya menyetujui permintaan sang nona.

" Kalau begitu, Dira ingin tahu nama kalian, bisa diperkenalkan satu - satu, biar Dira bisa lebih mengenal kalian ". Pintanya lagi.

" Kalau nama bi Asih itu Asih Astuti ". Sahut bi Asih.

" Kalau nama saya Ida Hasni, jadi nak Dira bisa memanggil bibi dengan panggilan bi Ida ". Sahut bi Ida.

" Kalau nama saya Dian Romli nak Dira, jadi nak Dira bisa panggil saya dengan panggilan om Dian ". Jelas Dian.

Dira yang telah mendengar satu persatu nama dari para asisten rumah tangganya ini mengangguk paham. Dira cukup merasa senang dengan kehadiran mereka, karena sepertinya orang - orang yang kak Dani nya suruh ini, nampaknya seperti orang - orang yang baik.

" Baiklah bi Asih, bi Ida, om Dian, kalian kan kak Dani yang menyuruh bekerja di sini, apa kalian sudah tahu tugas dan pekerjaan kalian di sini?, ya maklum lah, Dira kan tak paham apa yang kak Dani suruh ". Seru Dira dengan tersenyum getir karena dirinya yang sedikit canggung.

" Kalau bi Asih dengan bi Ida, bekerja sebagai pembantu nak Dira, ya mulai dari memasak dan menjaga kebersihan rumah nak Dira, sedangkan Dian ini, bekerja sebagai security, jadi Dian ini bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar rumah nak Dira ". Jelas bi Asih, karena memang itulah tugas dan pekerjaan mereka.

" Oh jadi seperti itu, baiklah, kalau begitu, bi Asih, bi Ida, sama om Dian, boleh masuk ke kamar masing - masing, kalian bisa meletakkan pakaian kalian yang sudah ada di kamar, ya sudah kalau begitu, akan Dira antar ke kamar kalian, dan untuk om Dian, kamar om ada di luar di samping rumah ini ". Jelas Dira dengan mulai beranjak dari posisinya.

" Baiklah nak Dira ". Sahut Dian.

Usai perbincangan itu, akhirnya dengan bimbingan dari Dira, ketiga asistennya itu mulai memasuki ruang kamar mereka masing - masing. Yang Dira tahu, suaminya bukanlah seseorang yang kaya raya, lalu mengapa suaminya sampai mempekerjakan tiga orang pembantu?, bagaimana cara menggaji mereka?, entahlah, Dira tak paham, yang penting saat ini, Dira mengikuti saja apa keinginan suaminya Dani.

*****

Hari - hari masih terus berlanjut, membimbing sang waktu untuk terus berganti. Tanpa terasa sudah dua bulan lamanya Nadira telah menyandang status sebagai seorang istri.

Ya, seorang istri, suatu status yang dimiliki oleh seorang wanita yang telah dinikahi oleh seorang pria, atau biasa disebut wanita yang telah bersuami. Bersuami?... benarkah dirinya sudah memiliki seorang suami, jika memang benar seperti itu, lalu di manakah suaminya?, bukankah seorang suami akan mendampingi istrinya, lalu di mana suaminya?, bahkan setelah beberapa jam selesai mengucapkan ijab kabul hingga selama dua bulan lamanya, tak pernah ia pulang.

Namun, terlepas Dari itu, Dani yang menjadi suami Dira itu, selama dua bulan ini memanglah tak pernah putus dalam memberikan uang nafkahnya.

Meski Dira sendiri memang tak pernah berharap dirinya akan di perhatikan oleh suaminya, namun tetap saja, semuanya terasa begitu aneh. Hubungan suami istri antara dirinya dengan Dani sangatlah tak wajar. Mereka berstatus sebagai suami dan juga istri, namun pada kenyataannya hubungan mereka tak selayaknya suami dengan istri dan berbanding terbalik dengan status yang dijalaninya.

Orang tua mertuanya pun tak pernah datang meski itu hanya sekali saja, dan hanya menanyakan kondisinya lewat jalur video call, sedangkan orang tua kandungnya sendiri jangan ditanya. Mereka sama sekali tak pernah menanyakan kabar Dira, kecuali Dira sendiri yang menanyakannya, itupun hanya papanya saja yang bisa Dira hubungi.

Untuk sejenak Dira bepikir. Dirinya ternyata tak ada bedanya dengan manusia yang hidup sebatang kara, bagaimana tidak, dirinya memiliki kedua orang tua, namun seperti tak memilikinya. Dirinya memiliki saudara, namun seperti tak memilikinya. Dan dirinya juga memiliki seorang suami, namun juga seperti tak memiliki seorang suami. Benar - benar miris hidupnya memang, namun apapun itu, Dira akan tetap berusaha menerima nya dengan hati yang lapang.

Setelah cukup lama dirinya merenung, Dira mencoba melihat penunjuk waktu di smartphone nya, dan ternyata waktu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam.

" Huum... ternyata ini sudah cukup larut malam, waktunya aku tidur sekarang, biar besok subuh lebih segar bangunnya ". Gumam Dira, lalu gadis remaja itupun mulai melangkahkan sepasang kaki jenjangnya menuju kamar mandi sebelum akhirnya kembali lagi ke ranjang kasur untuk beristirahat.

Setelah sekitar lima menit, akhirnya gadis itu sudah keluar dari kamar mandi.

" Huum... buang air kecil sudah, sikat gigi juga sudah, sekarang waktunya aku tidur ". Gumam Dira dengan melangkah menuju ranjang kasurnya.

Baru saja ia mendaratkan tubuhnya di ranjang kasur, tiba - tiba saja...

Tok... tok... tok...

" Dira, buka pintu kamarnya ". Seru suara seorang pria dari balik pintu kamar itu.

" Hah... siapa yang ingin masuk ke kamarku?, tidak mungkin tamu, kan pintu rumah sudah di kunci ". Gumanya yang sedikit heran.

Tok... tok... tok...

" Dira, cepat buka pintunya, kenapa kamu malah mengunci dengan di slop dari dalam? ". Seru suara itu lagi.

Sontak Dira pun sangat terkejut. Ternyata suara orang yang mengetuk itu adalah suara kak Dani suaminya sendiri. Tak ingin berlama-lama, Nadira pun langsung bergegas untuk membuka pintunya.

Krieett... pintu itupun telah Nadira buka.

" Kamu ini lama sekali sih buka pintunya? ". Ucap Dani kesal setelah mendapat di bukanya pintu kamar.

Nadira yang sudah dua bulan ini tak bertemu dengan suaminya, hanya diam mematung setelah melihatnya datang kembali. Nadira terdiam di ambang pintu. Nadira masih tertegun tak menyangka jika suaminya telah datang kembali.

Namun sesaat setelah itu, ada yang mengusik pandangan kedua bola mata indahnya. Kini kedua manik mata indah Dira malah tertuju pada sesuatu yang terletak dalam rangkulan sepasang tangan kak Dani nya, dan bisa Nadira pastikan jika yang berada dalam rangkulan suaminya itu adalah seorang bayi. Ya, suaminya kak Dani telah menggendong seorang bayi.

" Kenapa kamu berdiri di ambang pintu?, menyingkir lah, aku ingin masuk ". Ucap Dani dingin sehingga membuat Nadira pun langsung berpindah dari posisinya untuk memberikan Dani jalan masuk.

Dani meletakkan bayi mungil yang berada dalam rengkuhannya itu di kasur empuk milik Nadira, ya di ranjang kasur Nadira, bukan di ranjang kasurnya.

Dani menatap sayang pada bayi mungil itu. Dan tentunya hal itupun tak luput dari perhatian Dira. Nadira merasa bingung dengan apa yang dilihatnya. Sebenarnya apa yang terjadi, mengapa suaminya ini membawa seorang bayi, dan bayi ini bayi siapa, mengapa suaminya terlihat begitu sangat menyayangi bayi itu?, itulah berbagai pertanyaan yang berkecamuk dalam pikirannya.

" Kak Dani, bayi itu, bayi siapa kak? ". Tanya Dira pada akhirnya, karena itulah hal yang sangat mengganggu pikirannya.

Dani pun berdiri dari posisi duduknya. Kini Dani dan Dira pun saling menatap. Tatapan Dani saat ini malah berubah sedikit sendu, Nadira pun bisa melihat itu dengan jelas.

" Kak Dani, ada apa kak?, kenapa kakak diam?, bayi itu bayi siapa kak? ". Seru Dira lagi, entah keberanian dari mana sehingga gadis remaja itu banyak bertanya pada Dani.

" Bayi ini, anak dari temanku, aku sengaja membawanya pulang agar kamu bisa merawat bayi ini ". Sahut Dani.

Nadira yang mendengar penuturan dari suaminya itu cukup terkejut. Apa?, merawat bayi?. Bagaimana bisa dirinya di suruh merawat bayi?. Apa maksud kak Dani nya yang ingin dirinya merawat bayi temannya, memangnya ada apa dengan temannya sehingga tak bisa merawat bayinya sendiri?.

" Jadi, mulai malam ini, kamu harus merawat bayi ini Dira, namanya Alvin Putra Rahman, kamu harus merwatnya dengan baik, karena aku masih harus pergi lagi ". Jelas Dani.

Benar - benar si Dani ini, dalam setiap untaian kalimat yang dirinya lontarkan seolah tanpa filter saja dan tak memikirkan bagaimana perasaan Dira, apa yang diucapkannya bagai sebuah perintah yang harus dilaksanakan detik itu juga.

Dengan masih dilanda keterkejutan karena dirinya diharuskan merawat seorang bayi, padahal Dira sendiri tak tahu menahu bagaimana cara merawat bayi, merasa bingung tak tahu harus berbuat apa.

" Kak Dani, emm... kenapa harus Dira yang merawat bayi ini kak, Dira kan tak mengerti apa - apa tentang cara merawat bayi ". Ucap Dira, karena itulah yang dirinya khawatirkan.

" Sudahlah, kamu jangan bertanya apa - apa lagi Dira, bisa tidak bisa, kamu harus merawat Alvin, kalau kamu merasa kesulitan untuk merawatnya, minta bantuan sama dua pembantu wanita yang sudah aku suruh kerja di sini ". Jelas Dani tanpa bantahan.

Setelah menjelaskan kalimatnya, Dani pun kembali menatap bayi mungil itu yang sudah berumur satu minggu.

Cup... cup... ciuman hangat itupun kembali Dani sematkan di wajah mungil Alvin. Seolah berat berpisah dengannya, namun Dani memang harus pergi, karena ada hal penting yang masih perlu dirinya urus.

" Aku harus pergi Dira, ingat, kamu harus bisa merawat dan menjaga Alvin dengan baik, jangan sampai terjadi hal buruk apapun yang terjadi pada Alvin, apa kamu mengerti? ". Ucap Dani.

Namun Dira hanya diam tak menyahut.

" Dira apa kamu mengerti? ". Seru Dani lagi dengan sedikit menyentak.

" I-iya kak Dira mengerti ". Sahut Dira setelah dieinya terdiam.

Dengan tanpa mengucap salam manis atau kalimat permisi apapun, Dani langsung saja keluar dari kamar itu. Sungguh Dira tak mengerti dengan laki - laki yang berstatus sebagai suaminya itu. Adakah suaminya menanyakan kabarnya setelah ia sampai?, sayangnya tidak ada. Apakah dirinya baik - baik saja setelah ditinggal selama dua bulan?, suaminya pun juga tak menanyakannya. Sungguh miris memang. Ini sebenarnya pernikahan semacam apa?.

Bersambung..........

Hai kakak - kakak, Author kembali update, semangat membaca ya.

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

1
reni puspitasari
Luar biasa
reni puspitasari
Lumayan
pejuang rupiah😶‍🌫️
Biasa
Tri Utari Agustina
Rasakan Ria diberhenti oleh Andara karena mengasih minyak goreng dikolam renang
Tri Utari Agustina
Suster Ria mau dengan Andara kaca suster ria
Sandisalbiah
mohon maaf sebelumnya.. bukankah saat ini posiai Andra baru akan keluar rumah sakit ya... itu pas kecelakaan bukanya kondisi tangan Andra ada yg patah.. terus kok bisa gendong Nadira..?? 🤔🤔🤔🤔
Tri Utari Agustina
Rasakan Santi dan Siska dibentak oleh Andara
Tri Utari Agustina
Semoga Celine berbohong masalah penyakitnya semoga ketahuan oleh Andara
Sandisalbiah
mungkin setelah kecelakaan otak Andra jd lebih waras dan sikap egoisnya jd berkurang
Sandisalbiah
bodoh apa pura² bego si Andra ini...
Sandisalbiah
preett lah Ndra.. kalau kata maaf bisa menyelesaikan semua masalah.. dan kata maaf bisa menghilangkan rasa sakit di hati maka dunia ini tdk memerlukan hukum dan peraturan..
Sandisalbiah
hadeh.. lemah banget MC ceweknya.. gampang banget di tindas..
Runik Runma
rasain kmu ndra
Runik Runma
ntar bucin loh
Sandisalbiah
laki² egois si Dani ini... pengecut banget sikapnya
Indira Ira
Luar biasa
Tri Utari Agustina
Dasar Dani tidak tahu diri menyuruh Dira menjaga anaknya
Tri Utari Agustina
Jahat mama Santi terhadap Dira semoga ada balasannya
Tri Utari Agustina
Apa Dira anak pungut atau anak kandung thor
Layla 🌹
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!