NovelToon NovelToon
Mimpi Buruk Clara

Mimpi Buruk Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan / Cinta Murni
Popularitas:425
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Aku pikir kamu sahabatku, rumah keduaku, dan orang yang paling aku percayai di dunia ini...tapi ternyata aku salah, Ra. Kamu jahat sama aku!" bentak Sarah, matanya berkaca-kaca.

"Please, maafin aku Sar, aku khilaf, aku nyesel. Tolong maafin aku," ucap Clara, suaranya bergetar.

Tangan Clara terulur, ingin meraih tangan Sarah, namun langsung ditepis kasar.

"Terlambat. Maafmu udah nggak berarti lagi, Ra. Sekalipun kamu sujud di bawah kakiku, semuanya nggak akan berubah. Kamu udah nusuk aku dari belakang!" teriak Sarah, wajahnya memerah menahan amarah.

"Kamu jahat!" desis Sarah, suaranya bergetar.

"Maafin aku, Sar," bisik Clara, suaranya teredam.

***

Mereka adalah segalanya satu sama lain—persahabatan telah terjalin erat sejak memasuki bangku kuliah. Namun, badai masalah mulai menghampiri, mengguncang fondasi hubungan yang tampak tak tergoyahkan itu. Ketika pengkhianatan dan rasa bersalah melibatkan keduanya, mampukah Clara dan Sarah mempertahankan ikatan yang pernah begitu kuat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25. Tidak Mungkin

"Ja-jadi... kamu beneran sepupunya Antonio? kok bisa?" tanya Clara tidak percaya. Meskipun foto itu sudah sangat jelas—Antonio tersenyum bahagia di samping Grace dan keluarga mereka yang lain, ia masih belum bisa percaya semudah itu.

Baginya foto seperti itu bisa saja di edit.

Alis Grace bertaut mendengar pertanyaan Clara yang menurutnya sangat aneh. Ia bingung. "Apanya yang kok bisa? jelas bisa lah orang mamanya Antonio itu adiknya papa aku. Kamu nggak lihat tadi kalau mukanya mamanya Antonio sama papa aku itu mirip? Oh atau kamu nggak ngenalin mereka ya? bentar."

Grace mengambil ponselnya dari tas, membukanya, lalu mencari foto yang tadi ia tunjukkan pada Clara. Foto itu ditunjukkannya lagi, kali ini dengan ukuran yang diperbesar.

"Lihat ini, ibu-ibu yang pake baju merah ini mamanya Antonio. Terus yang pakai jas biru tua, pakai kacamata bulet itu papa aku. Mirip kan muka mereka berdua? masa kamu nggak bisa ngenalin sih yang mana saudara yang mana Bukan?" Grace menggeser-geser foto yang sudah ia besarkan itu, menunjukkannya pada Clara dengan lebih jelas. Ia berharap Clara akan percaya kali ini.

Clara mengamati foto itu sejenak. Benar, Mama Antonio dan Papa Grace sangat mirip. Bahkan, jika diperhatikan lebih teliti, ada sedikit kemiripan antara Antonio dan Grace. Grace pun menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas.

"Terus kalau kamu sepupunya Antonio kamu mau apa?" tanya Clara.

Grace tersenyum miring penuh rencana, matanya berkilat-kilat. "Aku? emang aku mau apa? Aku cuma mau ngenalin sama kamu aja kok kalau aku ini sepupunya Antonio. Emang kamu mikirnya aku mau ngapain? Aku mau manfaatin kamu gitu? enggak lah, buat apa juga aku manfaatin kamu? nggak ada gunanya," katanya dengan tegas.

Clara masih serius menatap Grace, sementara perempuan yang ditatap memalingkan wajahnya ke arah lain. "Aku nggak mikir gitu kok. Aku cuma nanya tadi," jawab Clara lembut.

Grace menoleh, wajahnya yang tadinya datar kini berbinar. Senyumnya merekah, manis, namun menyimpan misteri. Ia mencondongkan tubuh ke arah Clara, menepuk lembut tangan Clara di atas meja. "Kamu mau tahu sesuatu tentang Antonio nggak? makanan kesukaan, film kesukaan, atau rahasia Antonio yang lain? aku tahu beberapa," tawarnya dengan penuh semangat.

Hening sejenak. Clara tak langsung menjawab, matanya menatap Grace, pikirannya berputar. Setelah beberapa saat, ia mengangguk pelan. Wajahnya memang masih datar, namun ada percikan ketertarikan di matanya. "Kalau film kesukaan aku udah tahu soalnya kemarin Antonio udah cerita ke aku, waktu kita jadian di cafe. Kalau soal makanan sih kayaknya belum.

Emangnya makanan kesukaannya Antonio apa? siapa tahu aku bisa beliin buat dia atau masakin gitu kalau aku bisa," tanyanya, rasa ingin tahu mulai menggelitik. Senyum tipis mengembang di bibirnya, perlahan namun pasti.

Melihat antusiasme Clara yang bahkan mulai bertanya tentang makanan kesukaan Antonio, hati Grace berbunga. Perlahan, Clara akan percaya padanya, berada di pihaknya. Begitu pikir Grace.

Tanpa basa-basi Grace menjawab, "Sebenarnya kalau pagi sih Antonio jarang sarapan. Dia cuma minum susu, atau nggak ngeteh. Sementara buat makan siang sih dia biasanya makan yang sejenis sup sup gitu. Kayak ramen, dia suka banget sama ramen. Itu tuh makanan Jepang. Atau nggak sih makanan apapun tapi berkuah, Antonio pasti suka.

Kalau untuk makan malam sih mungkin dia lebih suka makan yang kering, kayak daging, pizza atau bahkan sate. Antonio suka banget sama sate. Kamu beliin Antonio sate 50.000 pasti dia bisa habisin semuanya." Clara mengangguk paham, semua informasi itu sudah tercatat rapi dalam pikirannya.

Clara bersemangat, "Oke deh, aku ngerti. makasih ya udah ngasih tahu, nanti kalau Antonio ngajak aku jalan mungkin aku bisa ngajak dia makan di restoran Jepang. di sana pasti ada ramen kan, aku pengen dia bahagia dan nyaman sama aku." Matanya berbinar membayangkan kencan mereka berdua, lengkap dengan makan siang ramen di restoran Jepang.

Sementara itu...

"Eh, Kamu tahu nggak?"

"Apa?" tanya Clara, mulai penasaran.

Grace melanjutkan, suaranya sedikit lebih pelan, "Sarah itu agak aneh nggak sih sama Antonio?" Alisnya bertaut.

Clara mengerutkan dahi, bingung. "Aneh gimana maksud kamu?" Meskipun begitu, rasa penasaran menggelitiknya. Kenapa nama Sarah di bawa-bawa?

Grace tersenyum miring, ia tahu Clara pasti penasaran. "Kemarin kamu sama Antonio jadian di Sun Seed Cafe kan dan saat itu kamu lagi nongkrong sama Sarah? Aku tahu kok, aku nggak sengaja lewat dan lihat kalian di sana.

Waktu itu aku lihat Sarah keluar dari cafe, terus aku ikutin dia dan ternyata dia pergi ke toilet. Tapi dia nggak masuk, Cla, dia cuma berdiri di luar dan terus ngomong sendiri. Aku nggak begitu denger apa yang diomongin, tapi samar-samar aku dengar dia ada nyebut nama Antonio.

Wajahnya juga kayak cemas gitu. Aku penasaran deh, terus Sarah pergi dari sana dan masuk lagi ke dalam kafe. Dia sempat nge-freeze di pintu lihat kamu pegangan tangan sama Antonio. Kayak kaget banget gitu loh.

Kamu ngerasa aneh nggak sih sama reaksi Sarah itu? kalau iya kaget kenapa sampai segitunya? Terus sewaktu dia nyamperin kamu sama Antonio, aku lihat Sarah ada curi-curi pandang gitu ke Antonio. Dia terus natap Antonio, sementara Antonio cuma fokus ke kamu.

Aku curiga, jangan-jangan Sarah suka lagi sama Antonio," katanya panjang lebar kali tinggi seperti rel kereta api, mungkin juga seperti langit yang tidak ada ujungnya.

Clara tertegun, terkejut mendengar pengakuan Grace. Ia ragu, karena sangat percaya dan menyayangi Sarah. Namun…

"Nggak mungkin. Nggak mungkin Sarah mau nikung aku dengan suka sama Antonio. Jelas-jelas kemarin Sarah doain hubungan aku sama Antonio kok. Dia juga kelihatan bahagia.

Kamu jangan aneh-aneh ya, jangan fitnah Sarah terus! Dia itu orang yang baik, nggak mungkin kayak gitu!" tegas Clara, membela Sarah, karena pikirnya Sarah tidak mungkin melakukan hal seperti itu.

Selain benar Sarah adalah orang yang baik, Sarah adalah sahabatnya, orang yang selalu baik kepadanya, tidak mungkin sampai tega untuk mengkhianatinya. Clara menolak keras tuduhan Grace.

Kejengkelan membuncah dalam dada Grace. Clara masih membela Sarah, bahkan menolak semua ucapannya mentah-mentah! Sebuah ide muncul. Cepat-cepat Grace mengambil ponselnya, membuka galeri foto, dan menemukan foto yang dicarinya. Senyum miring mengembang di bibirnya, lalu menunjukkan foto itu pada Clara.

"Kamu lihat ini. Lihat baik-baik. Siapa dua orang yang ada di foto ini?" Grace menyuruh Clara untuk melihat ke layar ponselnya, lalu Clara menunduk, mengamati foto di layar. Awalnya ia tak mengenali siapa mereka. Namun, seketika matanya melebar sempurna. Jantungnya berdebar-debar, terkejut bukan main. Mulutnya bahkan menganga.

Cepat-cepat Clara menatap Grace. Grace menarik kembali ponselnya, meletakkannya di meja, tepat di samping tangannya.

"Kok bisa Sarah pelukan sama Antonio? itu di mana? Kok kamu bisa ada fotonya? Sarah aja nggak pernah cerita soal dia yang pelukan sama Antonio loh ke aku. Dia kayak nggak kenal gitu sama Antonio," Clara berusaha menyangkal dan tidak percaya.

Ia yakin jika Sarah tidak mungkin berpelukan dengan Antonio seperti yang ada di foto di ponsel Grace. Di foto itu memang Sarah tidak terlihat tersenyum atau bahagia, tapi terlihat jelas mereka berpelukan, bahkan tangan Antonio terlihat melingkar di pinggang Sarah. Mereka hampir berciuman saking dekatnya.

"Clara Clara, nggak mungkinlah Sarah ngaku sama kamu kalau dia pelukan sama Antonio. Kalau dia ngaku nggak mungkin kamu jadian sama Antonio sekarang, iya kan? Kamu nggak lihat di belakang mereka tadi ada apa? buku.

Itu tuh lagi di perpustakaan kampus. Kadangkala Antonio emang suka ke sana buat ngerjain tugas atau cuma ya istirahat aja. Dia waktu itu sendirian aja terus ketemu sama aku di perpustakaan itu. Aku sama dua temanku sih, tapi mereka yang emang males banget ada di perpus ya langsung keluar.

Aku ditinggal sendirian deh di sana, sampai akhirnya ketemu sama Antonio. Aku ngobrol bentar sama dia, terus aku pergi dari sana dan coba cari-cari buku. Setelah nemuin buku yang pengen aku baca aku balik lagi tuh pengen nemuin Antonio.

Tapi... di tempatnya aku lihat Antonio lagi pelukan sama Sarah. Posisiku sama mereka masih agak jauh tuh, mereka juga nggak lihat aku di sana. Tapi aku lihat dengan jelas mereka, Antonio itu kayak nolongin Sarah yang hampir jatuh gitu.

Tapi Sarah kayak nggak mau menjauh dan ngerasa nyaman. Dia bahkan kelihatan meluk pinggang Antonio kan? Fiks sih, Sarah suka sama Antonio. Dia mau nikung kamu, Cla. Dia jahat sama kamu!" Grace menjelaskan dengan penuh emosi, berharap Clara mempercayainya. Nada suaranya tegas, penuh keyakinan.

"Ta-tapi... aku nggak percaya," gumam Clara lirih, suaranya bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca.

Grace mengulurkan tangannya, menyentuh lembut lengan Clara. "Aku tahu ini sulit dipercaya, Cla. Tapi lihat sendiri, foto ini nggak mungkin salah. Sarah nyembunyiin perasaannya, manfaatin kebaikan kamu. Dia pura-pura dukung hubunganmu sama Antonio, padahal di belakangmu dia ngelakuin ini."

Clara menghela napas, "Tapi selama ini Sarah selalu tertutup soal pria. Aku kenal sama Sarah, dia nggak pernah kelihatan dekat sama siapapun. Lagipula difoto itu mereka cuma pelukan kan? Sarah juga nggak kelihatan senyum, biasa aja muka dia.

Sulit nyimpulin adanya perasaan cuma dari sebuah pelukan, Grace. Mungkin itu cuma kebetulan. Aku akan nanya langsung sama Sarah nanti. Aku lebih percaya sama dia daripada kamu," Clara berdiri, tanpa pamit, ia pergi meninggalkan kafe.

Bersambung ...

1
Yokai-nya Rena
Nyess banget jadi Clara
◍•Grace Caroline•◍: Eh dah rilis ternyata 😍 makasih dah mampir kakk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!