Menanggung Beban Orang Tua Toxic

 Tiga Hari Berlalu…

Ema langsung mengunjungi rumah sakit yang di tunjuk oleh Neon sebenarnya Leo tidak terlalu parah

Hanya saja untuk memastikan anak itu tetap baik-baik saja dia harus tetap berada di sana sampai Ema datang membawa mereka pulang

“Di mana adik ku kak?”. tanya gadis itu saat mendapati Neon berada di lorong rumah sakit, pria itu sendiri sedang menjenguk kedua anak itu menggantikan walinya Ema

“tenanglah mereka ada di ruang inap, ayo… oh”. Neon tersadar ada seseorang yang mengikuti Ema “Grey, kau ikut juga”. Kenapa tatapan nya tajam seperti itu? Buat takut saja

Ema merasa aneh dengan tempat itu rumah sakit itu terlampau mewah hingga dia berpikir berapa kerugian yang akan dia gantikan pada Grey nantinya

Sampai di lantai paling atas mereka berhenti Ema menatap beberapa ruangan yang terbuka di sana, membuatnya semakin meneguk salivanya dengan susah

Kenapa perasaan ku tidak enak ya? Pak Grey tidak main-main memilih rumah sakit… ya tapi ini sesuai dengan penghasilannya bukan penghasilan ku. Batin Ema . Bahkan jika aku bekerja bertahun-tahun sepertinya baru akan lunas sebagian saja

Ema berjalan mengikuti Neon saat pria itu membuka ruangan barulah dia bisa melihat kedua adiknya

Adik laki-lakinya Leo, masih berbaring dengan beberapa lebam di tubuhnya “Leo!”

“Kakak sudah pulang…kami menunggu kakak loh…”. Anak kecil itu membuat senyum semanis mungkin menghilangkan kekhawatiran yang ada di pikiran sang kakak

“Kak…”. Linda menyambut Ema dengan sebuah pelukan hangat

Ema menggendong gadis kecil itu lalu berjalan menuju Leo dia memeluk kedua adiknya dengan hangat

Mereka bercerita kecil dan Linda yang menceritakan dengan lengkap kronologi hingga mereka sampai di rumah sakit itu

Sementara Grey dan Neon hanya berdiri di dekat pintu tidak ingin mengganggu keharmonisan tiga saudara itu

“Grey… ada yang ingin ku katakan kepada mu”

“Ada apa?”. Tanya Grey tidak tertarik sampai Neon menatapnya semakin serius

“Ema… Ema bukanlah anak dari Anto dan Mirna seperti yang kita ketahui, aku baru mengetahuinya setelah mencari bukti keseluruhan keluarga gadis itu”

“Cih kau pikir aku mau tahu?”. Pria itu bersikap cuek, walau begitu bisa di lihat jelas oleh Neon jika pria itu sebenarnya tertarik dengan pembicaraan mereka

“Ema di pungut oleh nenek nya ketika gadis itu berusia 2 tahun, karena umurnya masih muda dia tidak ingat apapun gadis itu di rawat dengan baik oleh sang nenek sampai usia 8 tahun sampai neneknya wafat”. Jelas Neon, sekarang mereka mengerti kenapa gadis itu di perlakukan tidak baik oleh orang tuanya

“Pengadilan mungkin akan mengeluarkan kedua orang itu, karena ada surat resmi kekeluargaan kita tidak bisa mengotori firma kita untuk hal ini”

Leo dan Linda kedua anak itu tetap darah daging Mirna dan Anto mereka memperlakukan kedua bocah itu tidak lebih buruk dari Ema

Jika tidak ada Ema mereka bahkan akan bernasib lebih buruk dari apa yang terjadi sekarang, kemungkinan dua anak itu akan berakhir menjadi pengemis di pinggir jalan

Oleh karena kegigihan Ema dua anak itu bisa bersekolah dengan pendidikan yang cukup

Grey tersenyum tipis dia semakin kagum dengan Ema, gadis itu masih sangat muda tapi dia bisa melakukan apapun di luar dari kemampuan anak muda sekarang

“Jadi Grey… aku…”. Neon menatap pria di sampingnya dengan senyum sinis “Apa rencana mu pada gadis itu? Di lihat dari manapun kau ada maksud tertentu”

“Untuk apa? Gadis itu bukanlah selera ku latar belakangnya tidak akan bisa setara dengan apa yang ku gapai”

Kena kau! Aku tahu jika kau mulai tertarik pada Ema . Neon tersenyum mengejek pada pria itu di dekatnya membuat Grey semakin kesal “Aku tidak berbicara mengenai itu… aku hanya mengira jika kau akan memotong gajinya dan memberi tugas tambahan untuk pertolongan yang kau berikan”

“Huh tentu saja dia akan membayar untuk bantuan ku”

“Oh iya… sebenarnya beberapa waktu belakangan ini ada banyak pemuda mengejar Ema, untungnya aku memberi mereka peringatan”. Neon mencoba menggoda temannya lagi “Dan aku berniat membalas kebaikan mu Grey, aku ingin gadis itu bekerja di perusahaan ku, aku akan membayar semua yang kau lakukan untuknya”

Grey menatap tajam pada Neon merasa jika pria itu kini mencoba mencuri Ema dari jangakauan nya

Kini Grey tidak bisa berbohong lagi dia sedang mengincar Ema dan itu terlihat dari matanya

“Hahha..hahahahhah Grey… kau sungguh tidak bisa berbohong untuk hal ini wajah mu menunjukkan semuanya”

“Diam kau sialan!”

Kedua pria itu tampak berdebat di sana, Ema menatap mereka penasaran entah apa yang mereka berdua diskusikan hingga tertawa seperti itu

Dan Grey dengan wajah dinginnya yang tampak sangat kesal oleh candaan Neon

“oh ya, aku tidak berencana memberi tahu ini pada Ema aku tidak ingin hatinya terguncang grey jadi sebaiknya kau saja yang memberi tahunya saja”.

Neon melambai pada Ema “Aku pulang dulu Ema… dan adik-adik”

“Ba..baik pak, terimakasih”. ucap Ema menghampiri pria itu memberi tundukan hormat

“Ini di luar kantor, kenapa kembali memanggil ku Pak? Panggil aku seperti biasa”

“Iya kak”. Ucap Ema singkat. Pak grey tidak pulang? Kenapa dia ada di sini? Anda tidak lelah hei pulang lah dengan sekertaris mu ini

Neon sudah tidak ada lagi di sana, dan Ema berdiri berhadapan dengan grey beberapa saat

“ada hal yang ingin ku katakan, kita keluar sebentar”. perintah Grey, pria itu melangkah keluar di ikuti oleh Ema

Grey mencari tempat yang sepi agar bisa berbicara berdua dengan Ema

“Pak…jika ini menyangkut biaya adik saya, saya akan menggantinya tapi bisakah anda memberi saya waktu sesuai kesepakatan kita tadi?”

“Aku berubah pikiran Ema…”. Suara Grey tegas “aku ingin membuat beberapa penawaran dengan mu”

“Penawaran? Ada apa?”

“Aku akan menyekolahkan kedua adik mu di sekolah internasional dengan keamanan yang bagus jadi adik mu bisa bersekolah dengan nyaman dan aman”

“Menurut saya sekolah mereka sekarang adalah sekolah yang nyaman”

“Kedua orang tua mu di bebaskan”

Deg.

Jantung Ema berdetak bukankah kemarin dia mendengar jika kedua orang itu sudah di penjara kenapa sekarang berubah

“Ema satu yang harus kau ketahui, jika penculiknya adalah kau sendiri”

“Maksud anda?”. Ema bingung dan resah di hatinya

“Kau bukan anak dari kedua orang tua yang selama ini berada di dekat mu, Anto dan Mirna mereka bukan orang tua kandung mu”

Ema tercengang dia diam dengan kepala nya yang terasa berisik, dan satu hal yang bisa dia tangkap dia tidak punya hak untuk membawa Linda dan Leo pergi

“Karena itu aku memberi sebuah penawaran kepada mu Ema.. sebuah penawaran yang akan sangat kau butuhkan”