Siang hari di kios bunga
"Nek, sudah waktunya pulang!
" ujar Shella.
"Iya Shel !" nenek Shema mulai mengemasi barangnya.
"Nenek pulang dulu ya Sel".
"Iya Nek hati-hati!"
"Kamu harus pulang juga, istirahatlah jangan bekerja terlalu keras."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alap Alap Jagat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali
"Iya Bu, aku masih di Taxco.
Bagaimana dengan kondisi mu? Apa Willshen masih menjagamu?" tanya Nick.
"Iya Nak, Willshen selalu menemani Ibu.
Sekarang dia sudah banyak berubah.
Bimbing adikmu dia hanya butuh kasih sayangmu."
"Willy", panggilan Shella membuat Willy memutar tubuhnya dan melihat ke arah Shella.
"Suara siapa itu Nak?"
"Nanti akan aku kenalkan dia sama Ibu, sekarang istirahatlah agar kamu bisa sembuh.
Aku akan kembali ke Taxco dua hari lagi."
"Baiklah." Ibu Willy tersenyum karena dia tahu kalau putranya menemukan wanita lain yang sudah membuatnya bahagia.
Willy akan mengenalkan mereka saat Willy kembali ke Meksiko.
"Willy"
"Ada apa?" Willy berjalan dan mendekat ke arah ranjang Shella.
Pria itu juga duduk di samping shella dan membantunya bersandar.
"Bisakah sekarang kamu ceritakan siapa kamu sebenarnya?".
Willy hanya menatap dan memegang tangan Shella tanpa mengatakan satu katapun.
Tatapan mereka saling bertemu.
"Aku akan menceritakannya.
Tapi aku mohon kamu bisa memikirkan dan mempertimbangkannya."
"Katakanlah".
"Aku seorang Ketua Mafia BLACK DEVIL Meksiko."
Deg
Jantung Shella langsung berdetak sangat kuat.
Dia tidak pernah membayangkan kalau pria yang ada di hadapannya dan pria yang mulai di cintainya adalah seorang ketua mafia.
Ketua dunia hitam yang selama ini tidak pernah dibayangkannya.
"Aku di bentuk dan dididik oleh Ayahku saat usiaku 7 tahun untuk menjadi pemimpim kelompok Mafia Black Devil.
Aku bergelut di dunia hitam sudah cukup lama.
Aku menjual heroin dan kokain kebeberapa kota bahkan ke beberapa negara yang menginginkannya."
"Apa kamu juga pernah membunuh orang?"
Willy mengganggukkan kepalanya.
Shella yang melihat jawaban Willy kaget dan tidak percaya.
Shella melepaskan pegangan tangan dari Willy dan menjauhkan tangannya.
Willy yang melihat respon dari Shella hanya diam dan tidak memaksakannya.
Dia tahu akan sulit bagi wanita biasa menerima keadaan dirinya yang bergelut di dunia hitam sekian puluhan tahun.
Shella merebahkan tubuhnya dengan posisi membelakangi Willy.
Willy tahu kalau Shella kecewa dengannya tapi Willy memberikan waktu kepada Shella untuk menerima semuanya.
Apapun keputusan Shella, Willy tidak akan memaksanya.
Shella berhak menentukan pilihannya tetap ikut bersama Willy atau meninggalkannya.
Willy pergi meninggalkan kamar rawat Shella dan menemui Jack.
Sedangkan di dalam kamar Shella kembali membuka matanya karena sudah tahu kalau Willy telah meninggalkannya sendiri.
Shella menatap langit kamar sambil memikirkan setiap perkataan Willy.
Shella belum bisa percaya kalau Willy pernah membunuh, serta menjual barang terlarang.
Shella tidak menyangka akan bertemu dengan pria yang bersahabat dengan senjata.
"Ma, Pa aku tidak pernah membayangkan akan bisa mencintai pria dengan semua pekerjaan dunia hitamnya.
Apa yang harus aku lakukan? Apa aku bisa menerimanya berada disisiku kalau itu ada bahaya?".
Shella menangis sambil berkata dalam hatinya mengenai kondisi hubungannya dengan Willy.
Willy memilih berisitirahat di kamar lain bersama Jack.
"Ada apa Bos? Sepertinya anda sedang banyak masalah?".
"Shella, ,,,, Jack,,Aku sudah menceritakan semuanya mengenai kehidupan kita di dunia hitam ini.
Aku tidak mau ada kehobongan dalam hubunganku dengannya."
"Aku salut kepadamu Bos, kamu sungguh berbeda dengan Willy yang dulu."
"Maksudmu?".
"Maaf Bos kalau aku lancang mengatakannya.
Dulu saat kamu mempunyai hubungan dengan Beggi, kamu lebih garang dan suka marah.
Aku tahu itu karena kamu selalu ribut dengannya.
Kamu memujanya layak seperti dewa dan tidak pernah punya rasa kemanusian.
Tapi dengan Nona shella aku menemukan seorang Willy yang jauh lebih baik.
Kamu seperti Willy biasa dan selalu memakai logikan dan kelembutan seperti Nona Shella memperlakukanmu."
"Kamu benar, Jack.
Tapi setelah aku mengatakan semuanya kepada Shella aku malah takut dia meninggalkanku karena semua yang aku kerjakan sangat membuatnya terkejut."
"Tenang saja Bos, aku yakin dia pasti mengerti dan menerima keadaanmu Bos.
Biarkan dia memikirkannya sendiri terlebih dahulu."
Pagi menjelang cuaca yang dingin membuat suasana hati ke duanya semakin dingin.
Willy sudah bangun dan bersiap untuk melihat kondisi Shella di kamarnya.
Saat Willy masuk kamar, Willy kaget melihat Shella yang sudah bangun dan mengemasi semua pakaian dan barangnya.
"Kamu mau kemana? Kamu harus banyak istirahat!."
"Kata dokter kondisiku sudah lebih baik. Aku ingin kembali ke Queretaro."
Mendengar nama kota yang disebutkan Shella membuat Willy kecewa.
Willy tidak menyangka kalau Shella memilih meninggalkannya dari pada menerima kenyataan soal kehidupannya.
"Kamu akan kembali kesana? Tidak ikut denganku ke Meksiko?".
"Maaf Willy, aku lahir dan di besarkan di Queretaro.
Rumahku juga ada disana, aku bekerja disana maka aku ingin kembali ke kota itu."
"Dan meninggalkanku?"
Pertanyaan Willy membuat Shella harus menghentikan kegiatannya mengemas semua barang.
Dia menatap mata Willy dan tersenyum.
“Kamu bebas kapan pun kamu datang menemuiku.
Tapi maaf saat ini aku belum bisa masuk ke dalam duniamu.
Berikan aku ruang dan waktu untuk bisa menerima semuanya."
Willy semakin mendekat dan memeluk Shella.
"Kalau itu menurutmu yang terbaik aku akan menerima semua keputusanmu.
Tapi ingat, apapun yang terjadi kamu harus selalu mengabariku.
" Willy mencium kepala Shella dan mereka berpelukan.
Walau keputusan Shella membuat Nick kecewa tapi Willy tidak ingin membuat Shella menjadi beban dalam hidupnya.
Willy dan Shella meninggalkan rumah sakit.
Mereka akan kembali ke Queretaro untuk mengantarkan Shella.
Di dalam perjalanan Shella tertidur di dada Willy.
Nyeri bagian tangannya membuat Willy sedikit over protektif.
Mereka sampai di depan rumah Shella.
Willy membangunkan gadis itu kalau mereka sudah sampai.
"Shell, ayo bangun. Kita sudah sampai."
Shella bangun dan melihat sekitarnya, ternyata mereka sudah sampai di depan rumah gadis itu.
Saat Shella hendak membuka pintu mobil, Willy menahannya.
"Jolack, periksa keamanan rumah itu.
Perintahkan yang lain untuk memasang sistem keamanan."
"Baik Bos."
Jack turun dari mobil bersama sopir.
Beberapa anak buah Willy ikut masuk ke dalam rumah Shella untuk memasang sistem keamanan dan mengecek kondisi rumah.
"Willy, tidak usah melakukan seperti itu.
Aku bisa menjaga diri lagian tidak akan ada orang yang mau mencuri di rumahku."
"Memang tidak akan ada yang mencuri dirumahmu tapi orang itu akan melukaimu.
Keselamatanmu adalah yang terpenting bagiku.
Pakailah ponsel ini, aku sudah mengalihkan semua data dari ponsel lamamu.
Kamu bisa menghubungiku kapan saja cukup tekan angka 1 dengan lama."
Shella mengambil ponsel yang di berikan Willy dan mencoba menekan angka 1 dengan lama.
Dalam hitungan detik ponsel Willy berdering, nama yang tertera di layar adalah nama Shella.
"Terima kasih Willy."
"Tidak perlu berterima kasih, semuanya aku lakukan untukmu.
Kalau kamu tidak dapat menghubungiku kamu bisa menghubungi Jack dia adalah orang kepercayaanku."
Mereka turun dari mobil menuju rumah Shella.
Semua sudut rumah sudah dipasang CCTV yang tersambung ke ponsel dan ke markas Willy.
Alarm untuk pengamanan pintu juga telah dipasang.
Willy sengaja melakukannya karena Willy dan Shella akan terpisah jarak yang sangat jauh.
"Willy, ada yang ingin aku katakan."
"Apa?"
"Maaf, aku menghilangkan jam tangan pemberianmu.
Tapi aku akan menggantinya, tapi pasti butuh waktu...."
"Tidak usah kamu pikirkan.
Jamnya sudah bersama denganku."
Willy mengeluarkan jam tangan yang di maksud dan meletakkannya di telapak tangan Shella.
"Simpanlah. Ini aku berikan sebagai ucapan terima kasih dulunya tapi sekarang ini aku berikan lagi sebagai teman tidurmu."
Shella mendongakkan kepalanya dan memegang kedua pipi Willy.
Shella tersenyum karena Willy selalu tahu apa yang ada di dalam pikirannya.
Walaupun Willy terlihat garang dan kejam tapi saat bersamanta Willy sangat lembut dan penuh kasih sayang.
"Kamu yakin ingin disini sendirian? Tidak mau ikut denganku ke Meksiko?".
"Aku yakin Willy, disini duniaku.
Aku harap suatu saat kamu bisa kembali menjadi dirimu yang lembut dan penuh kehangatan terhadap orang lain bukan kepadaku saja."
Kata-kata Shella sedikit menyentil hatinya.
Memang selama ini dia tidak pernah berlaku hangat kepada siapapun kecuali Ibu dan Shella.
Willshen yang merupakaan adik kandungnya sendiri juga diperlakukan sama seperti anak buahnya.
Willy memeluk Shella sebagai tanda perpisahannya.
Willy menatap wajah Shella dan mencium kening serta bibir wanita itu.
Hanya sekedar ciuman perpisahan.
Willy berjalan selangkah meninggalkan Shella, entah keberanian dari mana Shella menahan tangan Willy dan memegang rahang pria itu dan memberikan ciuman yang dalam pada Willy.
Ciuman yang selama ini tidak pernah di berikan Shella kepada pria manapun.
Mereka saling berperang lidah,Willy tak kalah mulai bergairahnya dan menarik tengkuk leher Shella agar ciumannya semakin dalam.
Willy mengangkat tubuh Shella hingga di gendong oleh Willy seperti anak kecil.
Ciuman mereka tidak putus sama sekali beberapa kali Shella mendesah karena Willy mencium area leher dan telinga.
Pergulatan ciuman mereka berlanjut hingga Willy membawa Shella masuk ke dalam kamar wanita itu.
Willy merebahkan tubuh Shella di atas ranjang dan ciumannya terus menghiasi suara kamar Shella.
Tangan Willy sudah mulai menjalar meraba leher hingga perlahan membuka kancing kemeja yang di gunakan Shella.
Ciuman Willy berpindah dari bibir menuju leher hingga Willy melihat dada putih dan mulus Shella yang terbuka setelah Willy membuka kancing kemejanya.
Willy sudah tidak tahan dan kembali mencium belahan dada Shella hingga gadis itu menggeliat merasakan kenikmatan yang berbeda.
Semua kancing baju Shella telah terlepas yang tersisa hanya benda pengaman bagian dadanya.
Willy terus menikmati dan memberikan tanda kepemilikan di area dadanya Shella
Hingga pengaman area dada Shella terlepas.
Willy tidak percaya kalau bukit kembar shella membuat juniornya semakin tegang.
Sebelah tangan Willy meremas dan sebelahnya lagi Willy menikmati area itu dengan mulutnya.
"Aaaaaaahhhh Willy"
Desahan shella membuat willy semakin sesak.
Willy kembali mengulum ujung area dada dan sebelah tangannya bermain dengan ujung yang berwarna pink muda.
Willy seperti anak bayi yang baru mendapatkan asupan asi.
Kini Willy meremas dan memainkan ujungnya sehingga Shella terus mendesah dan menyebut nama pria itu.
Tangan Willy mulai meraba paha Shepla tapi Willy masih menikmati bukit kembar Shella hingga Shella menjambak rambut Willy.
Perlahan tangan Willy membuka kancing celana Shella.
Willy sudah tidak bisa menahan hasratnya.
Celana Shella terlepas dan Willy siap melakukannya.