Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~
Suasana di meja makan kali ini sedikit terasa berbeda. Bagaimana tidak, jika biasanya Zahra dan Jonathan akan menjalani sarapan biasa saja tanpa ada kata melayani diantara keduanya, maka pagi ini Zahra dituntut untuk melayani Jonathan makan sebagaimana seharusnya. Ya, mulai dari mengisi piring Jonathan dengan nasi dan lauk pauk, dilanjut menyediakan kopi dan masih banyak lagi yang lainnya.
"Oh iya Jo, ngomong-ngomong apakah ada lowongan pekerjaan di perusahaanmu?" tanya Jordan disela suapannya.
"Lowongan pekerjaan, untuk siapa?"
"Aku dan Alora, siapa lagi."
"Kalian hanya liburan 'kan, kenapa menanyakan lowongan?" tanya Jo.
"Siapa bilang kami hanya liburan. Kami akan menetap di Indonesia dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Jadi, sebelum aku dan Alora kau usir dari rumah ini karena menambah beban untukmu, maka lebih baik aku mulai bekerja saja di perusahaanmu. Jadi bagaimana, apakah ada lowongan pekerjaan untukku dan Alora?"
"Tidak ada, semua lowongan sudah penuh."
"Aku bisa jadi model iklan untuk project yang kau jalani sekarang," timpal Alora.
"Nah, pas sekali, kekasihku 'kan memang seorang model, jadi pasti tidak susah untuk mengarahkannya." Jordan ikut meyakinkan.
"Aku sudah bilang tidak ada lowongan 'kan. Dan untuk model, aku sudah memilih model yang profesional di bidangnya, jadi kau tidak bisa masuk." Sebisa mungkin Jonathan menolak Alora dan Jordan. Sebab, di rumah saja ia sudah merasa dimata-matai, lalu bagaimana kalau pasangan ini juga bekerja di kantor, bisa-bisa Jonathan tidak bisa bertindak leluasa nantinya.
Sementara Jonathan, Jordan dan Alora sibuk berbincang, di sisi lain ada Zahra dan Mommy Alice yang hanya diam dan fokus pada makanan masing-masing. Tampaknya mertua dan menantu ini tidak begitu tertarik dengan obrolan antara tiga orang di depan mereka ini.
...•••***•••...
Jonathan, Zahra dan Paulus berjalan bersama keluar dari ruang meeting. Sepanjang jalan menuju ruangan Jonathan, Paulus terus mengatakan hal-hal terkait pembahasan mereka dalam meeting tadi.
"Hm, kau atur saja semuanya bersama Sekretaris Ara, nanti kau tinggal ajukan berkasnya dan aku akan menanda tangani." putus Jo.
"Baik, Tuan Muda." Paulus menunduk hormat atas kepercayaan Tuan Mudanya.
"Oh iya Sekretaris Ara, ikut aku ke ruangan sebentar," titah Jo selanjutnya.
"Baik, Tuan Muda."
*
"Ada apa anda memanggil saya, Tuan Muda?" tanya Zahra setelah keduanya masuk ke ruangan.
"Biasa saja, hanya ada kita berdua di sini. Duduklah dulu, aku ingin mengatakan sesuatu."
Zahra mengikuti permintaan Jonathan. Ia duduk di kursi yang tepat berseberangan dengan tempat duduk Jonathan.
"Kau tahu 'kan kalau Jordan dan Alora akan tinggal sedikit lebih lama di rumah yang kita tempati," ucap Jo memulai pembicaraan dan diangguki oleh Zahra. "Jadi, selama mereka di rumah, aku mungkin akan lebih sering membutuhkanmu untuk hal-hal yang mungkin bisa meyakinkan mereka bahwa kita adalah pasangan suami istri."
"Maksudmu?" tanya Zahra tak mengerti.
"Jordan itu adalah cucu kesayangan Nenek setelah aku, dan aku yakin kedatangan Jordan ke Indonesia juga atas perintah Nenek. Jadi, selama ada Jordan dan Alora, kita harus selalu bersikap romantis seperti pasangan pada umumnya. Kau mengerti?"
Zahra mengangguk, "Aku mengerti."
"Tapi ada satu hal lagi, Ara. Untuk melakukan hal-hal romantis, mungkin aku akan menyentuh fisikmu jika dibutuhkan agar mereka percaya bahwa kita benar-benar suami istri yang saling mencintai. Jadi, jika nanti aku mungkin memegang tanganmu atau mungkin memelukmu, maka jangan anggap itu sebagai tindakan kurang ajar. Justru aku mengatakan ini sekarang padamu adalah untuk meminta izin padamu karena aku yakin hal-hal semacam ini akan kita butuhkan nantinya."
"Apakah itu benar-benar harus?" tanya Zahra memastikan.
"Hm, hanya demi menjalankan sandiwara kita di depan Jordan dan Alora, selebihnya dari itu aku akan menghormati dirimu sesuai perjanjian kita diawal pernikahan."
double up