NovelToon NovelToon
Nekat Ngelamar Gus Tamvan

Nekat Ngelamar Gus Tamvan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: syah_naz

dengan gemetar... Alya berucap, "apakah kamu mau menjadi imam ku?? " akhirnya kata kata itu pun keluar dari lisan Alya yg sejak tadi hanya berdiam membisu.

"hahhh!!! apa!!... kamu ngelamar saya? "ucap afnan kaget
sambil menunjuk jari telunjuknya ke mukanya sendiri.
dengan bibir yg ber gemetar, Alya menjawab" i ii-iya, saya ngelamar kamu, tapi terserah padamu, mau atau tidaknya dgn aku... aku melakukan ini juga terpaksa, nggak ada pilihan.... maaf kalo membuat mu sedikit syokk dgn hal ini"ucap Alya yg akhirnya tidak rerbata bata lagi.
dgn memberanikan diri, afnan menatap mata indah milik Alya, lalu menunduk kembali... karna ketidak kuasa annya memandang mata indah itu...
afnan terdiam sejenak, lalu berkata "tolong lepaskan masker mu, aku mau memandang wajahmu sekali saja"

apakah Alya akan melepaskan masker nya? apakah afnan akan menerima lamaran Alya? tanpa berlama-lama... langsung baca aja kelanjutan cerita nya🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syah_naz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

di bandara!!

Malam di Bandara Juanda

Alya berdiri di depan pintu keberangkatan, ditemani Wilona yang tampak cemas. Waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB, dan suasana bandara mulai ramai dengan penumpang yang bersiap untuk terbang.

“Alya, kamu yakin mau pulang malam ini? Besok aja, deh. Udah malem soalnya,” ujar Wilona dengan nada khawatir.

Alya tersenyum tipis, tetapi sorot matanya terlihat lelah. “Aku udah mesen tiket, Kak. Lagipula, aku udah dua hari izin sekolah. Ujian sebentar lagi,” jawabnya sambil memegang erat tas kecilnya.

Wilona menarik napas panjang. “Baiklah. Kamu udah siap semuanya?”

“Udah. Jangan khawatir, Kak,” ucap Alya meyakinkan, meskipun ada sesuatu yang dia sembunyikan.

 

Sementara itu, di sisi lain bandara, Gus Ziyan, Gus Afnan, dan Agam terburu-buru menuju counter check-in.

“Ayo, Nan, cepet! Udah mepet nih!” ujar Ziyan panik sambil mempercepat langkahnya.

Afnan mendesah pelan, menggerutu. “Iya, iya! Tapi kalau ada barang yang ketinggalan, emang kita bisa balik lagi?”

“Udah, nggak usah drama! Fokus aja biar kita nggak telat,” tambah Agam, mencoba menenangkan suasana.

Mereka bertiga berhasil check-in dan kini duduk di ruang tunggu, menanti panggilan penerbangan menuju Banjarmasin. Tanpa mereka sadari, Alya juga berada di penerbangan yang sama.

#Di Pesawat#

Alya melangkah menaiki tangga pesawat dengan langkah cepat, namun tiba-tiba kakinya tergelincir. Ia terhuyung, hampir kehilangan keseimbangan, sebelum sebuah tangan kokoh menangkap lengannya dengan sigap.

Jantung Alya berdetak lebih cepat saat ia mendongak. Matanya bertemu dengan sepasang mata tajam milik seorang lelaki yang mengenakan hoodie hitam. Napas mereka terasa begitu dekat, seolah hanya berjarak sekeping perasaan.

“Ehem, Afnan, jangan terlalu lama menatap. Kasihan, Alya bisa salah paham,” ucap Agam dengan nada menggoda, memecahkan keheningan di antara mereka.

Alya segera menarik lengannya, merapikan bajunya dengan canggung. Tanpa mengucapkan sepatah kata, ia berjalan menjauh dengan langkah cepat. Untungnya, masker yang ia kenakan menutupi wajahnya yang memerah.

“Alya!” panggil Afnan, tapi gadis itu tidak menoleh, memilih untuk terus melangkah.

Di belakang, Ziyan yang baru saja menaiki tangga menatap Afnan dan Agam dengan dahi berkerut. “Eh, ngapain kalian berdiri kayak patung? Cepetan masuk! Jangan bikin macet jalan.” Ziyan menepuk pundak mereka berdua sebelum melangkah ke dalam kabin.

Alya akhirnya menemukan kursinya, nomor 23C, di dekat jendela. Ia menjatuhkan dirinya di kursi dengan napas lega, berharap bisa menikmati perjalanan ini tanpa gangguan. Namun, harapan itu seketika sirna saat seorang lelaki dengan langkah santai berhenti di sampingnya.

“Aku di sini,” ucap Afnan pelan, sambil menunjukkan tiketnya.

Alya menoleh dengan ekspresi tak percaya. “Kursi kamu di sini?” tanyanya, nada dingin tak mampu menyembunyikan keterkejutannya.

Afnan hanya tersenyum tipis, lalu duduk di kursi 23B tanpa banyak bicara. Ia menaruh barang-barangnya dengan tenang, sementara Alya memalingkan wajah ke jendela, mencoba mengabaikan kehadirannya.

Beberapa menit berlalu dalam keheningan canggung, hingga akhirnya Afnan membuka suara. “Alya, tadi aku nggak sengaja. Maksudku, aku cuma ingin nolong, bukan apa-apa.”

Alya mendesah pelan, masih menatap keluar jendela. “Aku nggak peduli,” balasnya singkat, dingin seperti biasa.

Afnan tersenyum kecil mendengar jawaban itu. Ia tahu, Alya selalu berusaha menjaga jarak. Tapi di balik sikap dinginnya, Afnan merasa ada tembok rapuh yang ia ingin pahami.

“Takdir ini aneh, ya?” gumam Afnan, setengah berbicara pada dirinya sendiri.

Alya akhirnya menoleh, menatapnya dengan mata tajam di balik masker. “Kamu percaya sama takdir?”

Afnan mengangguk pelan. “Kalau nggak, mana mungkin kita duduk di sini, berdua, dalam penerbangan yang sama.”

Alya tidak menjawab. Matanya kembali menatap jendela, tetapi hatinya sedikit terusik. Ada sesuatu dalam nada suara Afnan yang membuat ia merasa... terganggu. Atau mungkin, tersentuh.

Pesawat perlahan lepas landas, membawa mereka ke langit malam. Di dalam kabin, dua hati yang saling menjaga jarak kini berbagi ruang yang terlalu dekat untuk diabaikan.

______

1
nana_eth
suka bangettt sama part yang ini, soalnya ada poin yang bisa diambil
Rudi Rudi
aku sukaaa bgt cerita kok, yaa kadang aku ketawa" sendiri 😍😭
Rudi Rudi
semangat kk buat novelnya/Smile//Drool/
DZX_ _ _@2456
ahhhhhhh
baper
Edgar
Mengurangi stress dengan membaca cerita ini, sukses thor!
Trà sữa Lemon Little Angel
Mantap banget ceritanya, thor! Bener-bener bikin gue terhanyut!
Kieran
Makin seru aja, gak kerasa udah baca sampai akhir!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!