Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.
Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 7 BATU GIOK
Jika Adrian tidak kebetulan datang dan menolongnya mungkin sekarang sudah tidak bisa di bayangkan lagi apa yang terjadi.
"Anak muda perkenalkan namaku kakek Setiawan dan ini cucu perempuan ku namanya Vanesa Setiawan," ujar kakek Vanesa.
"Pengobatan tadi barusan sungguh luar biasa sekali, di jaman modern seperti sekarang sangat sulit menemui seseorang dengan teknik jarum akupunktur seperti barusan," sambung kakek Setiawan.
"Saya Adrian, kakek terlalu memuji, kalau begitu saya pergi dulu," balas Adrian.
"Tunggu sebentar!" sela Vanesa.
"Ada apa?" tanya Adrian.
Vanesa mulai menghampiri Adrian dan ingin meminta maaf kepada Adrian atas kejadian sebelumnya.
"Aku minta maaf atas kejadian sebelumnya karena mengatakan bahwa kamu pria brengsek dan terima kasih atas pertolonganmu barusan," ujar Vanesa.
Adrian justru mulai mendekati Vanesa dengan jarak sangat dekat.
"Tidakkah kamu seharusnya memberikanku imbalan?" ujar Adrian mendekatkan wajahnya ke Vanesa.
"Apa maksudmu?" tanya Vanesa terlihat malu karena Adrian menatapnya sangat dekat.
Adrian berpikir ingin sedikit mempermainkan Vanesa karena sebelumnya dirinya pernah di tampar oleh Vanesa dan di katakan seorang pria mesum.
"Aku pikir sebuah ciuman juga cukup sepadan dengan bantuanku tadi," ujar Adrian.
Entah mengapa kini Adrian sudah mulai melupakan cinta masa lalunya dengan angel dan kini semenjak dirinya memiliki mata yang hebat setiap melihat wanita cantik, Adrian ingin sekali untuk menggodanya.
Seketika wajah Vanesa mulai tampak memerah karena Adrian meminta ciuman dari dirinya. Vanesa belum pernah sama sekali berpacaran walaupun memiliki wajah yang begitu cantik apalagi berciuman.
"Aku harus bagaimana ini, ini adalah ciuman pertamaku, apa aku harus memberikan kepadanya, tapi dia baru saja menyelamatkan ku?" tanya Vanesa di dalam.
Setelah berpikir sesaat Vanesa telah memutuskan, jika dia tidak mencium Adrian tentu dirinya akan di anggap sebagai seorang yang tidak tahu balas budi.
"Hem... akan tidak enak melakukannya di depan kakek bukan?" ujar Vanesa wajahnya merah sekali.
"Lalu kenapa kita tidak mencari tempat yang sepi, dan mungkin bisa melakukan sesuatu yang lebih," balas Adrian tersenyum.
"Kamu..." Vanesa tertunduk malu.
"Sialan benar-benar sangat pandai memanfaatkan situasi," pikir Vanesa.
"Sudahlah aku hanya bercanda saja," ujar Adrian.
Pembicaraan mereka cukup pelan sehingga kakek Setiawan tidak dapat mendengarnya.
Adrian berbalik badan hendak pergi dari sana, namun Adrian melihat banyak tumpukan batu di dalam toko ini yang membuatnya menjadi penasaran.
"Banyak sekali batu di sini," ujar Adrian.
Kemudian kakek Setiawan menghampiri Adrian dan mulai menjelaskan bahwa batu-batu yang ada di toko ini bukanlah batu biasa.
Batu ini sengaja mereka dapatkan dari berbagai sumber batu terbaik di kota. Perumahan keluarga Setiawan bergerak dalam bidang perhiasan batu giok. Dengan kata lain mereka ingin mendapatkan bahan baku batu giok dalam semua tumpukan batu ini.
Adrian juga tahu tentang batu giok, namun dia sama sekali belum mengerti tentang bisnis batu giok sehingga membuatnya menjadi penasaran.
Kakek Setiawan juga menjelaskan bahwa batu yang berisi giok dengan kualitas terbaik akan memiliki harga yang begitu mahal. Namun untuk mendapatkan giok dengan kualitas terbaik tidaklah mudah. Harus memiliki kemampuan dan penglihatan yang sangat tajam dan juga pengalaman selama puluhan tahun untuk itu.
Mendengar penjelasan dari kakek Setiawan Adrian perlahan juga mulai mengerti.
"Ini semua adalah bebatuan yang aku pilih sendiri," ujar kakek Setiawan sambil menunjukkan tumpukan batu di lantai.
Tumpukan batu di lantai itu terdiri dari beberapa buah batu dengan ukuran yang bervariasi.
"Aku menghabiskan 400 juta untuk membeli semua batu-batu ini," ujar kakek Setiawan.
"400 juta..." Adrian tampak terkejut mendengarnya.
Adrian tidak pernah menyangka bahwa hanya batu seperti ini harganya bisa sampai ratusan juta. Tampaknya Adrian telah mendapatkan wawasan baru.
"Adrian kamu tidak perlu kaget, aku yakin di dalam batu ini terdapat batu giok yang berharga, dan tentu saja keuntungan dari batu giok itu bisa mencapai 10 kali lipat dari modal atau bahkan bisa lebih," ujar Kakek Setiawan.
"Kakek ku adalah salah satu yang terbaik di kota ini dalam urusan batu giok," sambung Vanesa.
Adrian juga mulai melihat ke arah tumpukan batu itu dan mulai mengeluarkan kekuatan matanya. Ini pertama kalinya dia mencoba kekuatan matanya untuk menembus sebuah batu.
Kilauan keemasan sekilas melintas di kedua mata Adrian. Adrian melihat bahwa di dalam tumpukan batu itu semuanya kosong, tidak ada satupun batu yang berisikan giok, sehingga Adrian sedikit terkejut.
"Bukakan Kakek Setiawan mengatakan bahwa di dalam batu ini terdapat giok?" pikir Adrian.
"Maaf kakek Setiawan, aku rasa di dalam batu ini sama sekali tidak ada giok," ujar Adrian sambil memegang salah satu batunya.
"Dan juga semua batu di tumpukan ini hanya batu biasa saja," sambung Adrian.
Tentu saja Kakek Setiawan dan Vanesa langsung terkejut mendengarnya.
"Adrian apa maksudmu ucapanmu barusan, mana mungkin batu tersebut kosong?" ujar Kakek Setiawan.
"Benar apalagi kakek sendiri yang memilih dan membelinya secara langsung," sambung Vanesa.
"Kalau kalian tidak percaya silahkan saja di belah," balas Adrian.
Kakek Setiawan juga menjadi penasaran dengan statement Adrian barusan. Mana mungkin batu yang dia beli tidak ada yang berisi giok.
Kakek Setiawan mulai mengambil alat pemotong batu dan bersiap untuk membelahnya.
Benar saja begitu Kakek Setiawan mulai membelah batu yang pertama, memang kosong tidak ada giok di dalamnya. Namun Kakek Setiawan masih tetap optimis dengan batu yang dia beli pasti ada yang berisikan giok.
Semua tumpukan batu itu hampir memiliki corak kehijauan, yang menandakan kemungkinan besar ada giok di dalamnya.
Ketika setengah tumpukan batu yang sudah selesai terbelah tapi masih belum ada satupun giok yang di dapat, Kakek Setiawan mulai merasa gelisah.
"Tidak mungkin semua batu ini kosong, seperti yang Adrian katakan, sedangkan aku memilihnya secara teliti," pikir Kakek Setiawan.
Beberapa menit kemudian semua batu giok telah terbelah dan seperti yang Adrian Katakan, semua batu itu kosong. Tidak ada satupun giok yang di dapatkan dari semua batu itu.
Vanesa yang melihatnya tampak terkejut dan seolah tidak percaya. Sementara Kakek Setiawan juga merasakan hal yang sama dan hanya bisa menghela nafasnya.
"Tampaknya penglihatan ku sudah tidak setajam dulu lagi, kali ini aku telah rugi cukup besar" ujar Kakek Setiawan.
"Adrian, bagaimana kamu bisa mengetahui bahwa di dalam bebatuan ini tidak ada giok nya hanya dengan sekali lihat saja?" tanya Kakek Setiawan.
"Hehe... aku hanya asal menebak saja," jawab Adrian tertawa kecil.
Adrian tidak bisa mengatakan bahwa dia memiliki mata yang sangat hebat yang mampu menembus segalanya.
"Menebak?" Kakek Setiawan dan Vanesa seolah tidak bisa menerima jawaban Adrian ini.
"Tidak, aku rasa kamu pasti memiliki kemampuan yang hebat, hanya saja kamu sedang merendah dan tidak mau menunjukannya," ujar kakek Setiawan.
Adrian juga hanya diam saja sambil tertawa kecil dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Namun mata Adrian tiba-tiba saja merespon sebuah cahaya yang bersumber dari beberapa bekas potongan batu di tempat sampah. Potongan batu di tempat sampah itu masih berukuran cukup besar dan banyak.
"Kakek, tumpukan batu itu?" ujar Adrian menunjuk ke tumpukan potongan batu.
"Oh itu adalah sisa potongan batu sebelumnya yang belum sempat di buang" jelas kakek Setiawan.
Jika kalian suka dengan cerita ini jangan lupa untuk memberikan like agar author lebih bersemangat menulis terima kasih