WARNING : CERITA INI ITU TIPE ADULT ROMANCE DENGAN VERSI ROMANCE SLOWBURN !!!
[ROMACE TIPIS-TIPIS YANG BIKIN JANTUNGAN DAN TAHAN NAPAS]
---
Lima tahun yang lalu, Damien dan Amara menandatangani perjanjian pernikahan demi menunjang keberlangsungan bisnis keluarga mereka. Tidak pernah ada cinta diantara mereka, mereka tinggal bersama tetapi selalu hidup dalam dunia masing-masing.
Semua berjalan dengan lancar hingga Amara yang tiba-tiba menyodorkan sebuah surat cerai kepadanya, disitulah dunia Damien mendadak runtuh. Amara yang selama ini Damien pikir adalah gadis lugu dan penurut, ternyata berbanding terbalik sejak hari itu.
---
“Ayo kita bercerai Damien,” ujar Amara dengan raut seriusnya.
Damien menaikkan alis kanannya sebelum berujar dengan suara beratnya, “Dengan satu syarat baby.”
“Syarat?” tanya Amara masih bersikeras.
Damien mengeluarkan senyum miringnya dan berujar, “Buat aku tergila kepadamu, lalu kita bercerai setelah itu.”
---
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 20
Tiba-tiba Florynn berjalan mendekat untuk menghampiri mereka berdua, refleks Amara yang menyaksikan hal itu langsung mengenggam erat lengan Damien posesif.
Damien yang sedang mengobrol dengan salah satu kolega bisnisnya akhirnya menoleh ke arah Amara sebelum mengikuti arah pandang wanita itu ke arah depan dan menemukan Walson dan Florynn yang tengah berjalan ke arah mereka berdua.
“Selamat malam Mr. Damien dan Mrs. Amara,” ujar Walson menyapa keduanya.
“Selamat malam Mr. Walson,” balas Amara dan Damien hanya menunduk sedikit menunjukkan sopan santunnya sebagai balasan sapaan pria itu.
Kemudian mereka mengarahkan pandangan pada Florynn, wanita itu tidak berniat menyapa malahan mengeluarkan kalimat tajamnya dengan nada bicara wania itu yang cenderung merendahkan.
“Tumben kau mengajak istrimu Mr. Damien,” ujar Florynn sembari melirik tak minat ke arah Amara kemudian kembali menatap Damien dengan tatapan lembutnya.
Jujur, Amara ingin muntah dengan sikap Florynn dengan wajah bermuka duanya itu.
Seperti dugaan Amara, Florynn tidak mungkin membiarkan Amara hidup dengan tenang. Ralat, ketika Amara bersama Damien, maka ia tetap harus siap sedia menanggung tesiko berhadapan dengan sikap gila Florynn ini.
Florynn selalu berhasil membangkitkan emosi Amara tiap kali mereka bertemu.
“Biasanya dia sangat sibuk, tetapi hari ini dia meluangkan waktunya untukku,” Damien menjawab, masih berusaha menanggapi Florynn dengan tenang tanpa terpancing emosi.
Tetapi pada dasarnya Florynn memang sengaja memancing keributan, tidak jera dan niat wanita itu memang ingin menghancurkan suasana, Florynn kembali berujar dengan nada meremehkannya.
“Padahal baru satu jam yang lalu aku bertemu dengamu Mr. Damien di club, tapi sekarang kau bahkan sudah berganti baju lagi,” ujar Florynn kemudian saat mengatakan kata ‘club’ yang sengaja ditekankan nadanya, Florynn melihat ke arah Amara smebari tersenyum miring sebelum beralih kembali menatap Damien.
Amara tahu, Florynn sengaja memancing rasa cemburu dari Damien. Perkataan Florynn itu berhasil menimbulkan dugaan negatif dalam diri Amara.
Apakah mereka berdua memang bersama sebelum Damien sampai pada pesta malam itu? Apakah Damien telat dan tidak bisa menjemputnya juga karena hal itu?
Banyak pertanyaan berputar dalam benak Amara membuat Amara menatap Damien dan terlihat rahang Damien yang mengeras. Damien tidak mengatakan apa-apa bahkan melakukan pembelaan diri selain memberikan tatapan tajamnya kepada Florynn.
“Terima kasih atas perhatianmu Mrs. Florynn, tetapi Damien berganti baju untuk mencocokkan dengan warna gaunku,” ujar Amara kemudian mengeluarkan senyum tercantiknya ke arah Florynn.
Menghadapi orang menyebalkan seperti Florynn harus dilakukan dengan cara yang tenang dan berkelas. Amara tidak akan mudah terpancing dengan sikap murahan wanita itu.
Floryn mendadak bertepuk tangan, “Wah, benarkah? Kalian benar-benar terlihat serasi malam ini,” ujar Florynn lagi pura-pura memuji Amara dan Damien.
Amara masih mengeratkan genggamannya pada lengan Damien sebelum kembali berujar, “Benar dan kalau tidak ada yang mau anda sampaikan lagi, kami permisi,” ujar Amara berniat untuk pergi dari sana.
“Tunggu,” cegat Florynn.
“Kita bisa berbincang lebih lama lagi. Sebenarnya, banyak yang ingin kusampaikan kepadamu,” uajr Florynn kemudian melirik ke arah Damien dan dengan kurang ajarnya mengedip sekali ke arah suaminya.
Mr. Walson selaku ayah Florynn juga tidak berniat untuk menjaga putrinya itu agar tetap bertindak waras di pesta sepenting itu, pria itu malah sibuk berbincang dengan kolega bisnisnya yang lain jarak beberapa langkah dari temapt mereka berdiri.
Damien sudah hendak maju selangkah mendekati Florynn sebelum Amara kembali mengeratkan genggamannya pada lengan Damien, seolah memberitahu Damien bahwa dirinya baik-baik saja melalui tatapannya keapda Damien.
Dan dengan gerakan yang tidak bisa diprediksi oleh semua orang, Amara mendaratkan tangannya pada dada Damien, dengan tangan yang satunya lagi menggenggam lengan amien lembut dan menariknya pelan, membuat Damien sedikit membungkuk.
Kemudian Amara berjinjit, berganti menumpuhkan kedua tangannya pada bahu lebar Damien kemudian menempelkan bibirnya pada bibir Damien.
Semua itu terjadi dengan begitu cepat, tanpa bisa diprediksi oleh Damien.
Hanya sebentar, sebuah kecupan kemudian Amara kembali menjauhkan wajahnya membuat manik mereka bertemu untuk sesaat. Amara dapat menangkap sirat keterkejutan milik Damien, tetapi hanya sepersekian detik sebelum berganti dengan emosi asing yang susah untuk Amara deskripsikan. Nafsu, amarah dan posesif.
Dan yang terjadi setelahnya adalah Damien menarik pinggang Amara untuk menempelkan tubuh mereka berdua, kemudian kembali mendekatkan wajah mereka dan melumat bibir wanita itu secara lembut dan penuh hati-hati. Amara bisa merasakan napas kasar pria itu yang seolah berburu dengan waktu, nafsu pria itu benar-benar berada pada ambang batas pertahanannya, namun sebisa mungkin Damien tetap bersikap waras, mengingat mereka masih di tempat umum.
Damien tetap menciumnya dengan lembut dan sangat pelan. Menikmati setiap detik momen berharga yang terasa singkat itu.
Amara awalnya terkejut dengans erangan Damien yang terkesan tiba-tiba, ketika bibir Damien secara akurat menyentuh permukaan bibirnya, Amara dapat merasakan perasaan menggelitik pada perutnya.
Memabukkan dan membuatnya ketagihan disaat yang bersamaan.
Amara bahkan bisa merasakan bau wine yang baru saja Damien minum beberapa waktu lalu dan ketika tautan bibir mereka terjadi dalam waktu yang cukup lama, Amara hanya bisa menumpuhkan tenaganya pada kedua bahu Damien dengan meremasnya pelan.
Otak Amara benar-benar kosong saat itu.
Kewarasan Amara terpecah dengan bagaimana Damien secara ahli mengambil ahli bibirnya dengan sangat pelan dan tidak menuntut.
Mereka berdua memejamkan kedua matanya rapat dan menikmati momen itu seolah hanya ada mereka berdia di ruangan itu.
Tanpa mereka sadari, sudah banyak kamera para wartawan yang memang sengaja dihadirkan di pesta itu untuk merekam jalannya pesta namun berakhir heboh dan mengabadikan momen mencengangkan di malam itu.
Seketika mereka berdua menjadi pust perhatian di pesta itu.
Di depan mereka berdua, Florynn menatap keduanya dengan wajahnya yang sudah memerah menahan malu. Bisa-bisanya mereka membuat Florynn menyaksikan hal seperti itu.
Kemudian Damien menjauhkan bibirnya dari milik Amara, membuat wanita itu mengambil pasokan udara dengan napas kasarnya. Sedangkan Damien terlihat santai, tidak terpengaruh sama sekali selayaknya pria itu adalah seorang ahli.
Damien masih menatap kedua manik hazel milik Amara, memilih untuk menikmati pipi Amara yang merona merah, terkesan menggemaskan kemudian bagaimana Amara berusaha bersikap biasa saja padahal mati-matian wanita itu menahan malu.
Amara memilih untuk menghindari tatapan Damien dan menatap Florynn untuk mengecek reaksi Florynn.
“Seperti yang kau lihat, kami sangat sibuk malam ini, jadi kami pamit permisi dulu Mrs. Florynn,” ujar Amara sembari menatap menantang ke arah Florynn kemudian dengan sekali gerakan Amara menjulurkan lidahnya keluar dari bibirnya, kemudian menjilati keseluruhan pinggiran bibirnya dengan gerakan sensualnya.