Fifiyan adalah anak dari ketua mafia kegelapan yang dikenal kuat dan kejam, banyak mafia yang tunduk dengan mafia kegelapan ini. Tetapi disaat umurnya yang masih belia pada perang mafia musim dingin, keluarga besarnya dibunuh oleh mafia musuh yang misterius dimana membuatnnyabmenjadi anak sebatangkara.
Disaat dia berlari dan mencoba kabur dari kejaran musuh, Fifiyan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria kecil yang bersembunyi di dalam gua, karena mereka berdua berada di ambang kematian dan pasukan mafia musuh yang berada diluar gua membuat pria kecil itu mencium Fifiyan dan mengigit lehernya Fifiyan. Setelah kejadiaj itu, Fifiyan dan pria kecil itu berpisah dan bekas gigitannya berubah menjadi tanda merah di leher Fifiyan.
Apakah Fifiyan mampu membalaskan dendam atas kematian keluarganya? Apakah Fifiyan mendapatkan petunjuk tentang kehidupan Fifiyan nantinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Khusus
Setelah perjalanan berjam-jam akhirnya kami sampai di wilayah Eropa Timur, di perbatasan Eropa Timur adalah tempat yang tepat untuk datang ke Eropa Barat tanpa ketahuan. Di perbatasan Eropa Barat, terdapat beberapa orang berbadan tinggi besar berdiri menghalangi kami.
"Tunjukan identitas dan surat!" Ucap seorang pria dingin, aku menunjukkan identitasku dan surat dari Fafiyon yang membuat mereka membuka gerbang perbatasan.
"Silahkan masuk!" Ucap pria-pria itu pelan dan aku berjalan bersama Han masuk ke dalam wilayah Barat.
"Mari silahkan nona muda..." ucap seorang pria bertopeng berdiri di depan sebuah mobil yang mengagetkanku, aku dan Han masuk ke dalam mobil itu dan pria bertopeng tadi menekan pedal gasnya.
"Ternyata... sangat ketat ya..." gumamku menatap kemiliteran mafia berjaga-jaga disepanjang jalan.
"Ini pertemuan perdana seluruh organisasi tertinggi negara wilayah jadi wajar kalau seketat ini."
"Apa keturunan keluarga Valentin akan hadir?"
"Ya, semua akan hadir."
"Ooh ide bagus..." gumamku memakai topeng wajahku dan menatap keluar jendela.
Tidak lama kami sampai disebuah bangunan yang luas, banyak kendaraan yang terparkir dan kami berdua turun dari mobil.
"Kak Han ingat kata-kataku!" Ucapku dingin.
"Ya aku tahu..." gumam Han mendorong pintu di depanku yang membuat orang-orang di dalam pertemuan itu menatap kami dingin.
"Oohh mmm pemimpin petinggi negara wilayah Eropa Timur datang!" Teriak seorang pria di depan pintu dan aku langsung berjalan ke kursiku. Kursi wilayah Asia dan wilayah Eropa Timur berdampingan jadi aku sedikit bisa menghandle dua wilayah sekaligus.
"Baiklah, pertemuan dilanjutkan!" Ucap Fafiyon serius sedangkan aku hanya terdiam mengamati orang-orang yang hadir dalam pertemuan.
"....begitu kasusnya, bagaimana keputusan anda tuan Finley?" Ucap Fefiyon serius.
"Aku kira akan buruk jika menggunakan ide dari organisasi negara wilayah Asia!" ucap Finley dingin, aku menatap Laurel dan Laurel memberikanku buku catatannya.
"Oohh bagus, aku kira kau memberikan keputusan..." gumamku pelan.
"Saya tidak berani nona muda. Ada seseorang yang mengintip pertemuan ini sedari tadi nona muda..." ucap Laurel pelan dan memberikanku kode, aku menatap keatasku dan melihat seorang pria berjubah hitam bersembunyi di langit-langit ruangan.
"Oohh begitu ya..." gumamku pelan.
"Kalau begitu bagaimana dengan keputusan pemimpin tertinggi organisasi negara wilayah Eropa Timur? Apakah sependapat dengan tuan Finley?" Ucap pria di depanku serius.
"Aku ya? Aku tidak yakin dengan ide tuan Finley!" ucapku dingin berusaha mengganti suaraku tapi Finley malah mengerutkan dahinya.
"Ini pertemuan terbuka, kenapa kau memakai topeng?" Ucap Finley dingin.
"Hanya... Ingin..."
"Ucapanmu mirip istriku..." ucap Finley pelan sedangkan aku hanya tersenyum dingin.
"Nona muda, pertemuan ini terbuka jadi saya harap anda melepaskan topeng itu..." ucap Fafiyon serius.
"Tapi... Aku tidak ingin..." gumamku melempar senjataku ke arah pria berjubah itu yang membuatnya terjatuh ke tengah pertemuan.
"K-kau!" Ucap pria itu dingin.
"Kau tidak kapok ya menampakkan diri di depanku?" Ucapku dingin.
"Haaah, kau jangan pura-pura polos! Lepaskan adik-adikku yang kau penjara di lembah kematian... Fifiyan Valentina!" Ucap pria di depanku serius.
"F-Fifiyan? Valentina?" Ucap beberapa orang terkejut.
"Ckckck Alan... Kau tetap saja tidak bisa menjaga rahasia ya... Lebih baik kau... Ma-ti!" Ucapku dingin, aku melemparkan senjataku tapi belum sampai mengenainya tiba-tiba muncul pria berjubah hitam menepis senjataku dan membawa kabur Alan Valen.
"Ciiihh selalu saja seperti itu!" Gerutuku kesal.
"Kak Han cari tahu siapa pria berjubah itu!" Ucapku dingin dan Han menganggukkan kepalanya pelan.
"Mohon maaf, bisakah anda memperkenalkan diri anda? Nampaknya anda adalah pemimpin tertinggi yang terbaru ya..." ucap Fefiyon pelan.
"Harus ya?"
"Tentu saja, ini pertemuan terbuka!" Ucap Fafiyon dingin.
"Mmm.... Ohh baiklah..." desahku terduduk di mejaku dan membuka topeng wajahku.
"Perkenalkan namaku... Fifiyan Valentina Viollet dan aku merupakan pemimpin tertinggi organisasi negara wilayah Asia dan juga pemimpin tertinggi organisasi negara wilayah Eropa Timur!" Ucapku dingin yang membuat semua orang terkejut.
"Jadi... Siapa wanita yang menduduki kursi itu?"
"Oohh itu adalah bawahanku dan wakil mafiaku..." gumamku santai.
"Astaga jadi... Pemimpin tertinggi itu adalah..." Ucap Fafiyon terkejut.
"Istriku..." gumam Finley menatapku tidak percaya.
"Ckckck pantas saja badan pernikahan langsung mengijinkan permintaan pernikahan itu, ternyata... Adikku sangat kuat ya sekarang..." Gumam Fefiyon menatapku dingin.
"Tidak juga, hanya...kebetulan..." gumamku tersenyum dingin.
"Bagaimana bisa kau memimpin dua wilayah sekaligus?"
"Hanya... Kebetulan... Oh ya kalau boleh aku memberikan saran. Lain kali pertemuan di perketat ya agar musuh tidak memata-matai... Sayang saja loh penjagaan ketat tapi musuh bisa lolos masuk!" Sindirku dingin.
"Kau sekarang berani ya untuk menceramahi kembaranmu?"
"Yaaa aku hanya memberikan saran, jika tidak terima tidak masalah lagi pula kalau kau bukan kembaranku pasti aku tidak peduli dan aku sebenarnya malas mengikuti pertemuan seperti ini, walaupun ini masih pertemuan organisasi negara wilayah belum lagi pertemuan seluruh mafia!" Gumamku menatap Fafiyon dingin.
"Haish Valentina, jangan biasakan untuk malas!" Ucap orang tetua pelan.
"Yaaah saya hanya suka berperang langsung dari pada pertemuan seperti ini."
"Memangnya kau memiliki rencana?" Ucap tetua pelan, aku melempar bukuku dan tetua langsung menangkapnya.
"Fifiyan! Itu tidak sopan!" Protes Fafiyon dingin.
"Ohhh yaah maaf saja..." gumamku pelan.
"Waahh ini rencana bagus!" Ucap beberapa tetua dengan serius.
"Bagaimana kau bisa memikirkan rencana bagus seperti ini?"
"Hanya... Kebetulan..." gumamku pelan.
"Aku setuju dengan semua rencana ini, walaupun ini rencana gila tapi aku yakin seratus persen akan berhasil!" Ucap tetua pelan.
"Rencana apa?" Tanya Fafiyon penasaran, tetua melemparkan buku itu dan mereka langsung membacanya begitupun Finley.
"Apa tetua yakin? Ini rencana yang sangat gila!" Ucap Fafiyon dingin.
"Tentu, itu rencana yang bagus dan..."
"Aku tidak setuju!" Protes Finley menatapku dingin.
"Kenapa kau tidak setuju?" Tanya tetua serius, Finley melompati mejanya dan berjalan kearahku, Finley mengangkat daguku dan menatapku dingin.
"Dengar ya... Kau... Istriku... Dan aku tidak akan mengijinkan kau melakukan hal gila itu!"
"Aku hanya ingin main-main dan..."
"Tidak ya tidak! Apa kau mengerti!"
"Memang kau tahu bagaimana wilayah musuh? Tidak kan? Hanya aku yang mengetahui bagaimana wilayah musuh!" Ucapku dingin.
"Dengan konsekuensi milikku dirasakan pria lain? Tidak! Aku tidak menyetujuinya!" Ucap Finley dingin.
"Lalu... Apa yang kau inginkan?" Ucapku dingin.
"Aku yang akan ikut denganmu jika kau ngotot ingin pergi kesana!"
"Kau? Ikut denganku? Haaah apa kau gila? Yang ada kau dibunuh kalau tidak kau... Bermain dengan wanita wilayah musuh!" Ucapku dingin.
"Aku tidak mungkin bisa untuk..."
"Hellooowww tuan muda... Disana obat perangsang adalah hal yang biasa dan pemerkosaan adalah hal yang biasa, apa kau yakin bisa membedakan minuman atau makanan tercampur obat perangsang ataupun racun? Tidak kan? Jadi jangan menjadi penghalangku untuk mmmpphhh..." Finley menciumku yang membuatku terdiam menikmati ciumannya.
"Baiklah... Aku akan menjadi pengawalmu bukan menjadi pemimpin tertinggi jadi aku bisa mengawasimu, aku tidak akan mengganggu rencanamu tapi aku akan menjagamu selama dua puluh empat jam per tujuh hari..." gumam Finley pelan.
"Kenapa kau lakukan itu?"
"Karena kau milikku dan kau istriku, aku tidak akan membiarkan siapapun memilikimu!" Ucap Finley pelan. Tatapan mata Finley terlihat sangat sedih yang membuatku menghela nafas dan mengusap pipi Finley lembut.
"Baiklah kau boleh melakukan apapun sesukamu tapi... Izinlah kepada tetuamu untuk membantuku apalagi aku denganmu berbeda wilayah..." gumamku pelan, Finley menatap para tetua di tempat duduk tetua.
"Ya, kami percaya dengan Valentina jadi kami perbolehkan apapun yang kalian ingin lakukan..." ucap tetua tertinggi negara wilayah Amerika serius dan Finley tanpa mengatakan apapun menatapku sedih.
"Haish baik-baik kau boleh melakukan apapun suamiku tapi... Jangan mengganggu urusanku dan selalu lakukan janjimu!" Ucapku dingin.
"Baiklah terimakasih istriku!" Ucap Finley senang dan menciumku lembut lalu pergi kembali ke tempat duduknya.
"Astaga..." desahku kembali terduduk di kursiku dan kembali mengikuti pertemuan membosankan ini.