SIJJIN : BLOOD OF CURSED

mereka sudah tiba di tempat yang akan Fika tinggalin sebuah Kos-kosan tua, dengan bangunan yang terangkat sedikit dari tanah, meninggalkan kolong gelap di bawahnya. Hanya ada delapan kamar berjajar dengan lorong panjang di tengahnya. Suasana di sekitar terasa aneh bukan karena sepi, melainkan karena ada hawa yang sulit dijelaskan, seakan tempat ini menyimpan rahasia yang tidak bisa dilihat mata biasa.

Fika berdiri di depan bangunan itu, menatapnya dengan raut bingung.

“Yakin ini tempatnya?” tanya Fika, suaranya penuh keraguan.

Faylyne, yang berdiri santai di sebelahnya, mengangguk sambil melipat tangan. “Iya, untuk sementara kau tinggal di sini. hanya ini memang sedikit aneh sih tempatnya hehe” ujar Faylyne dengan tawa kecil

“Tapi… soal bayarnya gimana? Aku nggak punya uang, loh,” kata Fika, lebih bingung lagi.

Faylyne melambaikan tangan, menepis kekhawatirannya. “Nggak usah pikirin itu. Aku kenal pemiliknya. Aman. kamu tinggal tidur aja disini masalah yang lain lain biar aku saja. ”

sembari menuju kos kosan itu Fika dan Faylyne melihat kearah sekitarnya, tempat itu sudah tua seperti tempat tinggal yang lama tidak di gunakan benar benar bangunan tua yang hampir terbengkalai, baru saja menginjak anak tangga pertama, sebuah suara muncul menusuk telinga mereka, Fika mendengarnya tubuhnya gemetar dengan hebat "apa? apa itu tadi" Ujar Fika dengan badan yang bergetar,

Tatapan Faylyne tiba-tiba berubah tajam, matanya menyapu kiri dan kanan, seolah mencari sesuatu yang tidak terlihat. Fika memperhatikan dengan alis mengernyit, ikut melihat ke arah yang sama, tetapi tidak menemukan apa-apa.

“Di sini aku sendirian aja, ya?” Fika mencoba memastikan, suaranya pelan, hampir seperti berbisik.

“Ya gak mungkin lah penghuni yang lain ada, tapi mereka biasanya kerja kalau siang hari. malam nanti mereka pasti pulang ,mana mungkin juga aku ninggalin kamu sendiri di tempat kaya gini hahahaha” jawab Faylyne santai, meskipun nada bicaranya tidak memberi rasa tenang.

"Buset dah dia malah ketawa, aku masih panik begini gara gara tadi " ujar Fika dalam hati

"Orang ini benar-benar aneh maksud ku bagaimana mungkin aku di tempat begini, apa dia yakin tempat ini aman?" pikir Fika sambil menatap Faylyne yang sudah mulai berjalan ke salah satu pintu kamar. "Aku harap disini tidak ada apa apa, aku ingin membuat anak ini nyaman dulu disini" Ujar Faylyne dengan sedikit khawatir, saat memegang gagang pintu Faylyne merasakan pintu itu seperti tidak di kunci. Faylyne membuka pintu itu dengan mudah. Udara lembap menyambut mereka, membawa aroma debu yang tertahan. Ruangan kecil itu sederhana—hanya ada kasur, meja, dan jendela kecil. Semuanya tampak bersih, meski jelas tidak pernah digunakan.

“Ini kamarmu,” kata Faylyne sambil memeriksa keadaan sekelilingnya.

“Lembap banget,” gumam Fika sambil melangkah masuk. Ia mendongak ke arah langit-langit, melihat beberapa sarang laba-laba kecil. “Tapi lumayan rapi, ya.” Ujar Fika sambil melihat ke seluruh kamar "iyaa ini hanya berdebu saja karena tidak di pakai" Ujar Faylyne menjelaskan, "tunggu apa kau tidak merasa aneh, maksudku tempat rapi tidak di huni tapi berdebu seperti tempat yang sengaja tidak di gunakan" Ujar Fika yang membentangkan tangannya "yaa mungkin , kamar ini memang gak digunakan saja , jangan berfikir macam macam Fika jalani saja" Ujar Faylyne "yaa namanya juga heran sih" Fika menjawab dengan lesu

“Cuma nggak pernah dipakai aja, jadi tenang” jawab Faylyne singkat. Ia terus memeriksa sudut-sudut ruangan, seperti mencari sesuatu yang hanya dia yang bisa melihatnya.

Begitu Fika melangkah lebih dalam, tubuhnya mendadak terasa berat. Ada sesuatu di udara tekanan tak kasatmata yang membuatnya sulit bernapas. Seperti ada banyak mata yang memperhatikan dari sudut-sudut ruangan yang gelap.

Fika menggigil, meski suhu ruangan tidak terlalu dingin. "Yaa kali, tempat ini nggak layak banget. Kok hawanya berat begini?" pikirnya, mencoba menahan rasa takut.

“Baiklah, Fika. Aku harus pergi,” kata Faylyne sambil berbalik ke arah pintu. "langsung pergi aja seenggaknya temanin dulu kek" Ujar Fika yang melihat ke arah Faylyne "Kalau ada apa-apa, langsung telepon aku.” potong Faylyne

“Tapi aku nggak punya ponsel!” Fika membalas, bingung.

Tanpa banyak bicara, Faylyne melemparkan sebuah ponsel kecil ke arah Fika, yang nyaris tidak sempat menangkapnya.

“Gunakan itu,itu ponsel lama ku gak ku pake sih,kamu aja yang pakai ” kata Faylyne sambil tersenyum kecil. “Aku akan kembali mengecek keadaanmu nanti.”

Fika hanya bisa mengangguk kecil, matanya mengikuti Faylyne yang melangkah keluar tanpa berkata apa-apa lagi.

"main tinggal aja." Fika sambil duduk di kasur kamar itu, melihat sekelilingnya dengan kesunyian yang luarbiasa.

Begitu pintu tertutup, ruangan itu terasa semakin sunyi. Fika berdiri di tengah kamar, menatap sekelilingnya dengan napas yang semakin berat. " YAA AMPUUN ribet banget sumpah dah" Ujar Fika yang kesal, "ya udahlah aku beresin aja ini kamar dari pada bosen" Sambung Fika

FIKA DENGAN KAMARNYA YANG ANEH