NovelToon NovelToon
Who?

Who?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Dinkacill

Lisya menjadi siswi pindahan di sekolah isinya kalangan atas. Demi sebuah misi yang penuh teka-teki saat di telusuri. Bermodal sebuah buku diary yang isinya juga tidak jelas. Tapi Lisya mempunyai tekad kuat untuk membalas dendam kepada para pembully.

Ternyata ada seorang peneror yang yang aneh. Mengirim pesan aneh pada orang orang tertentu. Lebih anehnya lagi peneror itu memakai nama who?

Akhirnya Lisya tau jika Velia bukan bunuh diri melainkan ada campur tangan orang lain

"Who is the perpetrator?" "(siapakah pelakunya?)"

Apakah ada hubungannya dengan peneror itu?

Semua urusan itu susah jika lelaki sudah masuk kedalamnya. Itu yang terjadi pada Lisya yang terjebak dengan laki-laki yang dekat dengan para pembully. Ia memanfaatkan laki-laki itu untuk membalas dendam tanpa tau jika laki-laki itu menaruh perasaan pada Lisya.

Mari lihat kisah manis percintaan ini dan bagaimana akhir kisah manis itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinkacill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

gladi bersih

Seira bosan di kelas karena sedang jamkos jadi dia mengajak Revan kabur ke rooftop sekolah. Lebih nyaman dan tenang daripada di kelas yang berisik. Tentunya tidak membawa Aren dan Alan yang menjadi sumber keributan di kelas.

"Van, berhenti ngerokok ih" ujar Seira pada Revan yang telah menghabiskan tiga batang benda nikotin itu.

Revan menatap Seira sebentar "Belum puas"

"Gak baik tau! Jaga kesehatan biar gak sakit sakitan" Seira berucap dengan lembut. Cuma sama Revan aja ya!

Revan tak menghiraukan nya, ia lebih memilih memainkan ponselnya dengan tetap menghisap benda nikotin itu.

Seira menghela nafas kemudian mengingat sesuatu. Ia merogoh sakunya untuk mencari bungkusan kecil berwarna pink kemudian memberinya kepada Revan.

Revan menatap bungkus kecil berwarna pink yang disodori oleh Seira. Sebuah permen yang selalu mengingatkan nya pada seorang cewek.

Revan menatap Seira menyelidik "apa?"

"Permen buat lo Revan" Seira menarik tangan Revan dan meletakkan permen itu di tangan Revan

"Gue gak suka" Revan menatap tak minat pada permen itu dan kembali melemparnya pada Seira.

Permen yang sama tapi orang yang memberinya berbeda. Permen itu tidak menarik untuk sekarang

"Gak suka karena bukan Lisya yang ngasih" Seira menatap Revan dengan menyelidik.

"Gak usah dibahas" tentu saja Revan menghindari pertanyaan itu. Lanjut bahas pasti gadis disebelahnya akan menangis

"Kenapa? Karena kamu takut aku tau kalau kamu suka orang yang suka ngasih permen itu. Iya kan? Kamu tau, aku sakit hati tau" sarkas Seira terang terangan

"Kalau sakit hati jangan dibahas"

Seira mengusap kasar air matanya yang tiba-tiba turun. Sudah ditebak kan, perasaan Revan sekarang.

"Makin gak mau kamu bahas, aku makin yakin kamu beneran suka sama dia. Aku tau dia sering ngasih kamu permen"

Revan menghela nafas, kan seharusnya jangan dibahas! "Gue yang minta" ujar Revan

"Ya karena itu aku ngerasa sakit banget. Kamu selalu deketin dia duluan ngajakin ngobrol juga" Seira berhenti sejenak sambil mengusap air matanya

"Sedangkan sama aku boro-boro ngobrol tiap aku ngomong gak pernah kamu ladenin. Dingin kaku datar kalau ngomong sama aku"

Seira diam sebentar mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena amarah dan cemburu "kamu harus nebus kesalahan kamu, kamu harus berhenti ngerokok. Dengan begitu aku yakin kalau cuma aku dihati kamu"

"Batasan! Dari awal gue gak suka dilarang dan lo emang gak pernah di hati gue" Revan memang sudah cukup kejam sekarang

Seira menahan tangisnya yang pecah. Memang benar dari awal ia yang salah karena terlalu memaksakan hubungan mereka. Ini hanya sekedar atas perintah orang tua mereka untuk saling bersama.

Mereka terdiam dengan keadaan Seira yang masih berusaha menahan tangis. Seira mengatur nafasnya kemudian menatap Revan yang santai seperti tak pernah terjadi apa-apa.

"Kalau Lisya larang kamu mau?" ujar Seira pelan pada Revan

"Lisya gak pernah larang larang gue" singkat tapi selalu ada efeknya saat masuk di pendengaran Seira

"Gue ketinggalan jauh, kalian kayaknya udah akrab banget ya" Seira tertawa pelan. "Van, se menyakitkan apapun ucapan kamu, aku tetep gak bisa benci sama kamu. But jangan sampai aku malah benci sama temen baru aku itu. Kamu tau kan gimana kelakuan ku kalau benci sama orang?"

Setiap kata yang ia ucapkan adalah ancaman dan Revan tak pernah takut pada ancaman kecil itu. Karena Revan lah yang akan menghentikannya.

"Dan jangan bikin gue tambah benci sama lo" Revan memutuskan untuk berlalu pergi dari sana daripada mendengar ucapan dramatis dari putri Astana itu.

"Cepat atau lambat gue bakal taklukkin lo" batin Seira menatap punggung Revan

"Sorry, tapi lo kelewatan sei. Gue yang bakal lindungin Lisya dari cewek kayak lo"

...****************...

"Lisya mana nih?" Jewar bertanya pada Vino yang sedang mengobrol dengan anak OSIS yang lain

"Masih di belakang panggung, kan baru tampil tadi" jawab Vino

Sekarang mereka sedang melakukan geladi bersih untuk acara yang akan diadakan besok. Anak OSIS sangat sibuk demi kelancaran acara untuk besok

"Terus daftar kelengkapan acaranya mana?" Ketus Jewar sedikit agak emosi

"Santai! Nih sama gue" Vino mengangkat lembaran kertas yang ia pegang. Ia sudah dipercayakan Lisya untuk mengecek segala kelengkapan acara

"Ambil tugas orang emangnya tugas lo selesai"

"Lah tugas gue apa?"

"Name tag panitia"

Vino menepuk dahinya lalu menatap Jewar yang menatanya menyelidik "lupa war"

"Tugas dikit tapi gak selesai. Bikin nanti!"

"Gue ada latihan mungkin sampai malam" ujar Vino. Vino juga ikut mengisi acara dengan mengandalkan suara emasnya.

"Latihan apaan sampai malam?"

"Kan kami mendadak disuruh nyanyi, belum mateng buat tampil besok"

Jewar memegang kepalanya yang pusing. Ini nih salah satu anggota yang lumayan menguras emosi. Jika bukan teman mungkin Jewar sudah memberinya tonjokan

"Terus ini gimana?"

Vino menggaruk tengkuknya lalu menatap ke arah lain. Pas sekali, ia menangkap Lisya yang sedang berjalan ke arah mereka. Sebuah ide langsung terlintas

"Wih tegang amat" Lisya berdiri di depan Jewar dan Vino

"Bau keringat" sindir Jewar

Lisya melotot lalu mencium dirinya yang memang sedang berkeringat tapi tidak bau kok. Sumpah!

"Boong dek, Lo mah masih bau cewek cantik" ujar Vino

"Curiga kalau udah dipuji gini" Lisya menatap Vino curiga

"Hehehehe, sebenarnya lo emang selalu cantik tapi sekarang gue emang ada maunya" Vino memegang tangan Lisya "bantuin gue plisss"

Kan kan kan sudah Lisya duga "bantuin apa?"

"Bikin name tag panitia, gue lupa suer! Gue udah gak sempet lagi ini soalnya gue masih harus latihan lagi" Vino menatap Lisya dengan penuh permohonan

Lisya menggaruk kepalanya "Gue gak tau caranya"

"Oke artinya lo maukan! Tanya aja sama Revan kalau gak tau, gue mau pergi ke ruang latihan dulu. Byee dedek gemoy" Vino langsung ngacir meninggal Lisya yang masih terbengong. Padahal tadi itu Lisya nolak loh tapi secara lembut.

"Mau mau aja Lo disuruh dia" cibir Jewar

"Gue nolak njir, rese banget tuh bocah. Kerjaan dikit malah dilempar ke orang" oceh Lisya kesal. Sedikit menyesal menghampiri nya tadi

"Lo udah gak bisa lari, bikin hari ini"

"Gue gak pernah bikin gituan"

"Gue bantu" ujar Jewar pelan

"Pulang sekolah berarti ya?"

"Tungguin gue di gerbang nanti, ke rumah Lo dulu terus ke apart gue" ujar Jewar pelan agar tidak ada yang mendengar mereka. Gawat kalau orang tau ketos bawa sekretaris nya ke apartemen

"Oke" jawab Lisya mengacungkan jempolnya

"Bahas apa nih?" Sasya nimbrung diantara mereka

"Vino ngelempar tugasnya ke gue" ujar Lisya

"Hahaha banyakin sabar aja sama si Vino" Sasya tertawa kecil lalu menatap Jewar

"Kayaknya udah pas semua, war. Ya kecuali tim Vino yang disuruh dadakan. Tapi selebihnya udah perfect. Besok pasti acaranya bakal lancar selancarnya" ujar Sasya antusias. Lisya saja sampai mendelik melihat gadis itu yang berujar dengan ceria.

"Yang udah gak ada urusan suruh masuk kelas aja" ujar Jewar datar

"Okey, war. Adalagi?"

Jewar menggeleng singkat sebagai jawaban.

"Okey, ayo ca kita pergi" Sasya menarik Lisya pergi. Jewar hanya menatap mereka yang berlalu pergi, Loh kok Lisya ikutan dibawa pergi?

...****************...

1
Minartie
ku tunggu lanjut ........👍👍👍👍👍💓💓💓💓💓💓💓💓💓
mina
malu maluin aja sasya 🤣
mina
ABCD lima dasar emang seru. lebih seru kalau punya teman main kayak mereka
mina
ngakak banget perkara naga
mina
ada dua momen dan dua perbedaan disini
mina
Hayolo Jewar Lisya
mina
reflek nyari lagu red flavor. ternyata konsepnya emang cute
mina
aa baper
mina
seira terlalu dramatis
mina
kira-kira who? siapa ya🤔
Noor Ila
ya
Noor Ila
sambing
mina
kalau jadi sasya hilang aja dah aku
mina
huwaaa baper
mina
menyala banget Lisya Jewar
mina
update ya hari ini thor
mina
penasaran banget siapa cowok Velia
mina
makin menarik aja nih yhor
mina
semangat terus thor
mina
Revan, sedang ad bibit bibit cinta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!