Rasa cinta yang sangat besar pada Gentala Wiliam Manggala membuat Alena secara ugal ugalan mengejar cintanya. berkali kali di tolak tidak membuat gadis itu menyerah, hingga suatu hari dia mendengar kalimat menyakitkan dari Wiliam.
"wajar kau bertanya seperti itu? kau pikir aku semurah itu? aku hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan, paham!!" -kalimat Wiliam yang secara tidak sengaja menghancurkan hati Alena.
bukan, bukan karena di tolak lagi, tapi kalimat yang mengatakan 'hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan' membuat Alena runtuh.
sore itu di tengah hujan deras Alena terlibat kecelakaan maut hingga gadis itu di larikan ke rumah sakit.
ajaibnya, setelah satu Minggu di rawat, Alena kembali tersadar, tapi yang membingungkan Alena tersadar di raga orang asing bernama Nadira Fernandez, seorang gadis yang di kucilkan oleh keluarganya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kayak Familiar wajahnya
Sepulang sekolah Vallerio berkunjung ke rumah Alena, sebelum masuk dia berpapasan dengan Sella yang juga baru pulang dari sekolah.
"eh, kak Vallerio kan?" tanya Sella menghampiri Vallerio yang baru turun dari mobil.dalam hati Sella terus bertanya kira kira apa gerangan pria tampan itu datang ke rumahnya.
"iya,, kamu em__" Vallerio memijat pelipisnya berpura pura bingung,
"Sella kak,siswa kelas sebelas di Manggala hight school" mengerti dengan kebingungan Vallerio, Sella dengan cepat memperkenalkan dirinya. Gadis itu kelihatannya salah tingkah, siapa yang tidak kenal vallerio,pria itu cukup populer dengan ketampanannya juga karena berteman dengan Alena yang selalu buat onar di sekolah itu.
"oh iya, maaf aku kurang tahu" sahut Vallerio, Sella tersenyum manis, sangat manis. Jika saja Vallerio tidak dengar cerita Alena gimana peringai gadis itu,mungkin saja dia akan jatuh dalam pesona Sella. Tidak bisa di pungkiri bahwa Sella anaknya cantik, meski tidak secantik Alena dan Nadira di mata Vallerio, tapi gadis itu juga tetap cantik.
"hmm baiklah Sella,aku kesini mau menemui Ale eh maksudku Nadira,,iya Nadira, dia ada kan?" tanya Vallerio berusaha terlihat biasa saja padahal sudah jelas dalam hatinya dia merutuki mulut lemesnya yang hampir keceplosan.
"kak Dira ya,kak Vallerio kenal dengan kak Dira?" bingung tentu saja,bukan apa tapi Sella tahu betul siklus pertemanan Vallerio yang hanya berteman dengan Alena selama ini, kedua sahabat itu bak prangko yang selalu bersama dimanapun,kecuali saat Alena tengah menempeli Wiliam.tapi dia datang kesini mau bertemu Nadira? Hal yang menimbulkan banyak pertanyaan di otak Sella, apalagi Nadira selama ini sekolah di Surabaya, dan baru kemarin pindah ke Manggala school, emang mereka sudah sedekat itu? Pikir sella dalam hatinya.
"em Sella, hello" Vallerio melambaikan tangannya di depan Sella yang terlihat melamun, Vallerio mengerti pasti banyak pertanyaan yang mau gadis itu tanyakan, dia sudah bersiap menjawab dengan hati hati.
"eh iya maaf kak, kalau boleh tahu kak Vallerio ada perlu apa ya dengan kak Dira?" masih dengan rasa penasarannya Sella terus mengulik info, Vallerio sendiri ngedumel dalam hati, emang perlu banget ya gadis itu tahu tujuannya mencari Alena, pikirnya.
"iya hanya mau bertemu aja, kebetulan aku mau kerja tugas bersama Nadira" jawab Vallerio masih bisa menahan sabar.
"em kak Vallerio kayak sudah kenal banget sama kak Dira, emang kakak__"
"Valle, kamu udah datang?" pertanyaan Sella terhenti begitu saja saat Alena yang datang dari dalam rumah memotong pembicaraannya. Sella diam sementara Vallerio mengelus dadanya merasa lega, jujur saja dia tidak suka dengan pertanyaan pertanyaan nggak jelas kayak gitu.
"udah dari tadi disini,lagi ngobrol dengan adik kamu nih" jawab Vallerio ketus, Alena hanya terkekeh pelan membaca isi hati pria itu.
"hmm baiklah baiklah, sekarang ayok masuk" Alena berjalan terlebih dahulu di susul oleh Vallerio yang masih membawa plastik jajan di tangannya. Saat keduanya masuk, Sella hanya memperhatikan keakraban interaksi mereka dari belakang.
.
.
" adikmu ternyata tukang kepo juga ya" gerutu Vallerio yang masih kesal dengan banyaknya pertanyaan Sella tadi. Alena kini membawa Vallerio ke ruang tamu, disana mereka bermain game sembari ngemil jajan yang pria itu bawa.
"bukan tukang kepo, dia itu posesif aja gitu, nggak mau kakaknya berteman dengan orang lain, apalagi manusia kayak kamu hahahh" kekeh Alena melihat wajah masam sahabatnya.
"yes menang lagi,, ingat ya traktir minuman di kafe selama satu bulan full.." girang Alena saat berkali kali mengalahkan Vallerio dalam game PS yang selalu keduanya mainkan saat sedang bersama.
"nggak ada sebulan tadi perjanjiannya, hanya satu Minggu Alena,, kalau satu bulan bisa bangkrut usahaku"
"ayolah, aku sudah empat kali menang ini, satu kali menang kan satu Minggu, nah empat kali menang berarti sebulan" ujar Alena dengan wajah songongnya.
"hiyaaaaa, enggak ada begitu ya... Lagi pula kamu sudah kaya Alena, keluar uang sejuta untuk bayar minuman di kafeku tidak akan membuatmu bangkrut!!" Vallerio sudah tidak mood, setiap kali bermain dengan Alena dia selalu kalah. Sebenarnya apa yang tidak bisa di lakukan gadis itu? Sepertinya dia kuasa semua bidang.
"iya becanda,, mukanya itu hihhh" selesai game keduanya masih betah ngobrol. Lama berada disana, Vallerio yang sudah menghabiskan banyak minuman juga cemilan kini merasa haus lagi.
"Ale ini seriusan tidak di beri minum lagi? Haus ini.."
"ambil sendiri kan bisa, sana pergi!! Jangan manja ya" sahut Alena masih fokus pada game di ponselnya, kali ini dia bermain sendirian.
"tapi ini bukan di apartemen Alena, mana aku tahu letak kulkasnya disini!!" Alena menepuk jidatnya pelan, benar juga, ini bukan apartemen tapi mansion keluarga barunya.
"hmmm baiklah, ayok ikut" Alena membawa Vallerio ke dapur, melewati ruang makan yang ternyata ada Sella dan mommy Melisa sedang mengobrol. Vallerio menunduk hormat, setelah itu kembali mengikuti Alena.
selesai mengambil minuman, Alena yang tidak peduli dengan keberadaan kedua orang di meja makan hanya berlalu. Sementara Vallerio baru ngeh dengan wanita paruh baya yang saat ini ngobrol bersama sella, yaitu mommy nya.
Eh, bukankah itu?
Batin Vallerio lupa lupa ingat saat melihat wajah mommy tiri Alena yang cukup familiar di otaknya.lama melihat hingga suara panggilan dari Alena menyadarkannya.
Tak berapa lama Vallerio berdiri hendak pulang."Ale, aku pulang dulu ya" Vallerio pamit pulang, sudah cukup lama dia bermain di rumah Alena. Alena hanya mengangguk kemudian mengantar Vallerio ke depan setelah pria itu pamit juga dengan Sella dan mommy nya.
"Ale aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Vallerio saat keduanya sudah berada di depan mobil pria itu. Alena memicingkan matanya sekilas, emang sejak kapan pria itu kalau mau bertanya harus minta izin dulu.
"kalau nggak boleh?"
"ih ini serius Ale, itu tadi ibu tiri kamu ya?" cicitnya dengan suara pelan.
"bukan, itu tadi pembantu!!" sarkas Alena yang tidak mengerti lagi dengan pertanyaan random bestie pencicilannya ini. "lagi pula pertanyaannya begitu, menurutmu siapa lagi kalau bukan Mak tiri aku?? Pembantu? Emang ada pembantu yang berpenampilan modis seperti dia? Emang ada gue tanya?" ujar Alena mengomel bak emak emak kompleks. Vallerio hanya menggeleng kecil, mood gadis di depannya sedang tidak baik baik saja.
"dih hanya bertanya juga,,maksudku itu kayaknya aku pernah liat ibu tiri kamu itu deh, aku cukup Familiar dengan wajahnya tadi, tapi lupa ketemu dia dimana ya?" Vallerio kembali berpikir keras,tapi semakin dia pikir jawabannya tidak di temukan.
"hahahha yang benar saja?" kekeh Alena pelan.
"serius Ale,tapi aku rada lupa gitu.besok kalau aku ingat pasti beritahu kamu,,aku pulang dulu ya,byee besti" Alena melambaikan tangannya kala mobil Vallerio meninggalkan perkarangan rumahnya.tidak mau banyak berpikir dengan ucapan Vallerio, Alena masuk kembali ke dalam rumah dengan langkah tegap seperti biasanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Like,komen,subscribe ya.
Plus beri hadiah kalau suka hehhe, vote jangan lupa ya.