Mencintainya adalah sebuah keputusan..
Sifat perhatian padaku menutupi pengalihannya...
Yang dia kira...dia yang paling disayang, menjadi prioritas utama, dan menjadi wanita paling beruntung didunia.
Ternyata semua hanya kebohongan. Bukan, bukan kebohongan tapi hanya sebuah tanggung jawab
.
.
.
Semua tak akan terjadi andai saja Arthur tetap pada pendiriannya, cukup hanya dengan satu wanita, istrinya.
langkah yang dia ambil membawanya dalam penyesalan seumur hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lupy_Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
"Daddy hebat sekali membawa Jetski nya" kata anaknya sambil bertepuk tangan
"kamu juga mau?" ajak Arthur
"aku mau, aku mau..." semangatnya melompat
"ayo" Arthur membawa anaknya menaiki jetski.. Terlihat riang tawa mereka berdua. Kendall yang memperhatikan dari jauh mengabadikan momen itu menggunakan ponselnya
setelah puas bermain hingga sore mereka duduk beralaskan karpet yang disewa, menikmati pemandangan sunset diujung sana sambil memakan cemilan.
Arthur mengecek CCTV di ponselnya, terlihat istrinya sudah tertidur tidak nyaman, dilondon sekarang jam 10 malam...Livia tidur sambil terus mengusap perutnya.. Lama Arthur memantau terlihat istrinya bangun lalu kembali tidur dengan membawa kemeja miliknya.
Arthur tak tega melihat itu, rasanya ia ingin sekali menggantikan dirinya dengan kemeja nya yang istrinya peluk itu membawa dalam pelukannya dan mengusap perut istrinya hingga bisa tertidur dengan nyaman.. Merasa tak berguna sebagai calon ayah yang sigap.
'nak.. Biarkan mommy tidur nyenyak sayang. Daddy akan segera kembali' batinnya
Kendall melihat Arthur sangat serius sekali menatap ponselnya entah apa yang dia lihat, sedangkan Erland yang melihat kedua orang tuanya saling diam akhirnya membuka suara
"Daddy.." Arthur menoleh
"Elland boleh pinjam ponselnya?" Arthur sebenarnya masih ingin memantau istrinya tapi Erland juga butuh perhatiannya
"tentu boy.. kamu mau apa dengan ponsel Daddy?"
"Elland mau memotlet sunset itu" jawab dengan senyum diwajahnya
"ini.." Arthur menyerahkan ponselnya, Erland dengan amatir memotret segala tempat sebagai objek fotonya
'waw telnyata aku bisa juga mengambil gambal yang bagus' Erland tertawa dalam hati
kemudian Erland mencoba memotret gambar yang lebih bagus lagi hingga kamera itu tertuju pada Kendall dan Arthur yang duduk bersampingan
Hal itu tidak disadari keduanya, Erland banyak mengambil banyak gambar diponsel itu
"ini Daddy.. Gambalnya jangan dihapus ya Dad...untuk kenang²an" Arthur mengiyakan keinginan putranya
"baiklah sepertinya kamu sudah puas bermain son.. Ayo kita kembali" ajak Arthur
"ayo Dad.."
.
.
.
Keesokan harinya.. Arthur dan Erland pergi berbelanja membeli oleh².. "kamu ingin apa son?" Arthur bertanya pada Erland digendongannya, mereka hanya pergi berdua.
"Elland mau coklat..boleh kah?" tanya nya hati²
Arthur berpikir sebentar, "boleh tapi hanya sedikit, jika kamu banyak makan manis² gigimu bisa sakit nak.. Maka rajin²lah gosok gigi"
"iya Dad" Erland membentuk oke dengan jari kecilnya
Sekarang mereka berada ditoko kue.. mengingat istrinya akhir² ini doyan makan kue, Arthur membelikan beberapa dessert aneka rasa tak lupa juga membelikan untuk Erland dan Kendall, lalu brownies, kue kering, dan kacang Almond
dirasa sudah cukup mereka akhirnya pulang.
Sekarang mereka sudah berada didalam Apartment Kendall.. Hari ini Kendall tidak ada jadwal pemotretan jadi dia akan menghabiskan waktu dengan putranya
"Daddy harus kembali sayang, ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal" Arthur mensejajarkan tubuhnya dengan Erland
"iya Daddy, Daddy akan main kesini lagi kan?" tanya Erland penuh harap
"iya son, akan Daddy usahakan" Arthur mengecup putranya, menatap Kendall "aku pamit" Kendall mengangguk
Arthur melakukan penerbangan menggunakan jet pribadinya agar bisa cepat sampai divilla. Ia sudah sangat merindukan istrinya, apakah ini tanda² ia sudah jatuh cinta?.. Namun Arthur terus mengelak perasaannya
Entah apa yang membuatnya ragu, saat bersama Kendall mungkin debaran hatinya masih ada tapi rasa sayangnya pada Livia semakin besar.. Makanya selama pernikahannya ia belum pernah membalas cinta istrinya, meskipun melakukan kewajiban sebagai suami.
.
.
.
.
London ....
Arthur baru sampai divilla pukul 3 sore, begitu sampai hal pertama yang dia cari adalah istrinya
"dimana nyonyamu?" tanya Arthur pada maid
"Nyonya istirahat dikamar tuan" jawab maid itu menunduk
Arthur langsung mengambil langkah menuju kamarnya
Ceklek....
Arthur mendekat ke arah istrinya dengan langkah pelan, Livia yang berbaring menyamping membelakangi pintu tidak menyadari kehadiran seseorang dibelakangnya. Livia sedang melihat online shop diponselnya.. Berbagai macam model baju dan busana sangat bagus disana
Arthur memperhatikan apa yang istrinya lihat diponselnya.. tanpa menunggu lama Arthur langsung ikut berbaring memeluk istrinya dari belakang.
"Aaaak.." teriak Livia, ia terkejut dengan pelukan tiba² dari suaminya
Arthur menyembunyikan wajahnya dileher belakang istrinya, "Aku merindukanmu.." katanya dengan suara purau
"Tidak dengan anak kita?" tanya Livia
"Aku merindukan kalian... Bagaimana dia didalam sini, apa dia membuatmu repot?" tanya Arthur mengelus perut istrinya
Livia merasa nyaman dengan usapan lembut suaminya sampai memejamkan mata, "Anak kita tidak merepotkan, aku hanya merasa mual tadi..tapi sudah tidak lagi sekarang"
"Ingin membeli semua pakaian itu?" tanya Arthur
"aku baru berencana, nanti akan aku beli kalau aku sudah ingin"
"Aku akan membelinya untukmu, jika perlu setoko²nya " Livia terkekeh
"kamu berlebihan Ar.. Aku ingin melihat baju² itu di mall, jika bagus akan ku beli tapi kalau tidak mungkin nanti² saja"
"aku membawakan sesuatu untukmu" Livia membalikan badan kebelakang sehingga mereka saling berhadapan
"apa yang kamu bawa?" tanya Livia dengan mata berbinar dan itu sangat menggemaskan dimata Arthur hingga tak tahan untuk tidak mengecup bibirnya
Cup...
"kamu terlihat bersemangat sekali" Arthur tertawa pelan
"cepat katakan" Livia sangat tidak sabar
"Cium aku dulu setelah itu akan kuberitahu" tanpa menunggu lama Livia mencium bibir suaminya, Arthur yang tidak ingin kehilangan kesempatan menahan tengkuk istrinya
Mereka berdua terlihat sangat mesra sekarang, Arthur memindahkan tubuh sang istri diatas tubunya tanpa melepas ciuman mereka.
Livia duduk tepat diatas benda pusaka suaminya, dan itu membuat benda dibawah sana bereaksi
Arthur meremas paha istrinya, seakan sudah lama tak berciuman Livia sampai lupa tujuannya.
Livia merasakan sesuatu yang keras dibawah kewanitaannya, "Aah.." desah Livia
"Aku menginginkanmu" ucap Arthur disela2 ciumannya
Kepalanya sudah pusing menginginkan sesuatu yang harus dituntaskan. Dia pria normal, sebelum mereka tahu Livia hamil, mereka berdua rutin melakukannya setiap hari sekali kalau Arthur sedang dirumah
Setelah tau istrinya hamil sampai sekarang Arthur belum mendapatkan jatahnya lagi
Livia hampir saja kehilangan akalnya. mengingat ia sedang hamil muda, ia tak mau ambil risiko
namun Livia juga bingung bagaimana bisa membantu suaminya menuntaskan hasratnya tanpa melakukan hubungan badan, sebenarnya Livia juga menginginkannya.
"aku akan membantumu" tawar Livia
"tidak sayang, aku akan menuntaskannya dikamar mandi" tolak Arthur lalu bangun sambil menahan pinggang sang istri yang duduk dipangkuannya
Livia melingkarkan tangannya dileher Arthur. "biarkan aku sayang" ucap Livia menggesekkan hidungnya dipipi suaminya
"aku tidak bisa menolak kan?" Livia tersenyum
"berbaringlah" Arthur kembali berbaring
.
.
.
.
30 menit sudah mereka melakukannya.. Sekarang Arthur tampak lebih segar setelah membersihkan diri..
sesudah memakai baju ia menghampiri istrinya yang tertidur kelelahan melayaninya. Arthur akui istrinya pandai memuaskannya meskipun mereka tidak bisa berhubungan badan
Arthur menyingkap selimut dan menarik sedikit dress istrinya sampai perut itu terlihat
Menundukkan kepalanya mengecup perut itu, "maafkan Daddy sayang, setelah mommy bangun Daddy akan memberikan hadiah untuk kalian"
Livia menggeliat, sepertinya anaknya memberikan respon lewat mommynya yang tampak tak nyaman setelah ia mengatakan itu.. "Daddy anggap itu jawabannya iya" Arthur menurunkan lagi dress itu lalu menaikkan selimutnya.
.
.
.
.
.
Hai kawan² semua...
Terimakasih kepada yang sudah mendukung cerita ini.. Aku harap cerita ini banyak diterima dan disukai oleh kalian❤❤❤❤
Seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejak komentar, like, subs, beri gift dan vote😀😀😀
sampai jumpa dichapter selanjutnya👋