NovelToon NovelToon
Cinta Suamiku Untuk Siapa?

Cinta Suamiku Untuk Siapa?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Little Rii

Sebenarnya, cinta suamiku untuk siapa? Untuk aku, istri sahnya atau untuk wanita itu yang merupakan cinta pertamanya

-----
Jangan lupa tinggalkan like, komen dan juga vote, jika kalian suka ya.
dilarang plagiat!
happy reading, guys :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Rii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terlalu berharap?

Hari ini adalah hari minggu dan Aryan tidak pergi bekerja ke kantor, namun tetap bekerja dari rumah. Menjadi pemilik perusahaan bukan berarti ia tidak ikut bekerja, ia bekerja bahkan pekerjaannya lebih berat dari yang lainnya.

Selagi Aryan di ruang kerja, Aira memilih menata bunga-bunga di teras rumah. Ia juga menyabuti rumput-rumput kecil dari dalam pot.

Saat Aira tengah membersihkan daun yang jatuh, sebuah mobil masuk ke halaman rumahnya. Entah siapa itu, tapi kelihatannya penjaga gerbang sudah familiar dengan mobil itu, sehingga membukakan gerbang.

Aira membersihkan tangannya, lalu berdiri menatap mobil putih yang sudah terparkir di depan rumahnya. Pemilik mobil itu keluar dari mobil, membuat dada Aira seketika terasa nyeri.

"Assalamualaikum, mbak Aira. "

"Wa'alaikumussalam, mbak Diana, " balas Aira mencoba tersenyum ramah. Diana berjalan ke teras, lalu memeluk Aira, seperti dua sahabat yang sudah lama tidak bertemu.

"Sehat, mbak? Gimana kondisi kandungannya?" tanya Diana dengan senyuman manisnya. Aira pun tersenyum hangat menanggapi itu, meski Diana ini mantan suaminya, tapi wanita itu tetap baik padanya.

"Alhamdulillah sehat, mbak. Mbak sendiri gimana?"

"Sehat juga," jawab Diana pelan. "Oh ya, mbak kayaknya jilbab aku benangnya nyangkut deh, di baju. Boleh minta tolong lepasin bentar," pinta Diana melirik ke arah belakang. Aira pun mengangguk, lalu membantu membuka benang jilbab yang tersangkut di baju Diana.

Saat itu, tiba-tiba saja Diana terjatuh, seperti terdorong, hingga membentur pot bunga besar yang ada di atas kursi. Sontak hal itu membuat Diana berteriak kesakitan, apalagi saat pot bunga jatuh dan pecah. Sebagian pecahannya terkena tangan Diana, semakin menambah raungan kesakitan dari wanita itu.

"Mbak! Ya Allah, bu Imas, tolongin bentar!" teriak Aira panik dan langsung menolong Diana dari tumpukan pot berbahan kaca.

"Ya Allah, ini kenapa, non?" pekik bu Imas membantu Aira untuk mengangkat Diana dan dibawa masuk oleh keduanya.

"Ambil obat, bu. Tangan mbak Diana berdarah," ujar Aira menahan darah yang keluar dari tangan Diana, dengan ujung jilbabnya.

"Astagfirullah, ini kenapa?" tanya Aryan dengan wajah terkejut. Tadinya terdengar suara yang sangat keras hingga ke ruang kerjanya, membuat ia keluar dengan buru-buru.

"Iyan, tangan sama belakang aku sakit," rintih Diana sembari menangis. Bu imas pun sudah datang dengan kotak obat, lalu membantu membersihkan luka di tangan Diana.

"Kenapa bisa gini, Aira?" tanya Aryan khawatir, apalagi melihat darah di tangan Diana.

"Itu tadi, mbak,....

"Kenapa mbak jahat sama aku?" sela Diana di sela tangisnya, membuat orang-orang menjadi bingung.

"Maksudnya, mbak?" tanya Aira bingung.

"Aku tau mbak marah sama aku, cemburu karena Iyan masih ketemu sama aku, tapi jangan kayak gini, mbak. Aku minta maaf," ujar Diana sesegukan.

"Apa maksudnya, Na? Ngomong yang jelas!" desak Aryan dengan tatapan tajam.

"Mbak Aira dorong aku, Iyan. Tapi, tapi, mungkin mbak Aira lagi marah sama aku, makanya gak sengaja dorong aku," jelas Diana membuat kedua mata Aira terbelalak.

Sejak kapan ia mendorong Diana?

"Mbak, aku gak dorong mbak, loh. Mbak sendiri yang jatuh," sanggah Aira tak terima dituduh di depan suaminya.

Pasti suaminya membela Diana, karena apapun itu, Diana lah yang benar di mata suaminya.

"Iya, mungkin mbak Aira niat cuma dorong sedikit, tapi karena badan aku masih lemes, makanya oleng. Aku gak papa kok, Iyan. Mbak Aira pasti gak sengaja, jangan marah sama mbak Aira, " sambung Diana semakin membuat Aira geram.

"Mbak! Mbak sendiri yang minta aku bukain benang jilbab mbak yang nyangkut di baju, habis itu mbak jatuhin diri sendiri. Kenapa nuduh aku yang dorong?"

"Maaf kalau aku salah, mbak," ucap Diana lirih. Kini, tangannya sudah di balut perban, wanita itu terlihat kesakitan memegangi punggungnya.

"Kita liat CCTV aja, pak. Meski saya gak yakin bu Aira ngelakuin tindak kejahatan itu, tapi kita harus mencari bukti kebenarannya," usul bu Imas membuat Aira langsung mengangguk setuju.

"Boleh, liat aja di CCTV, tapi jangan marahin mbak Aira ya, kalau emang kebukti mbak Aira dorong aku," sahut Diana sembari sesekali meringis.

Aira menatap bingung sekaligus benci ke arah Diana. Kenapa wanita itu jahat padanya, padahal ia selalu bersikap baik pada Diana, meski Diana terang-terangan mendekati suaminya.

Yang Aira tau, meski Diana seperti ingin merebut Aryan atau lebih tepatnya haus perhatian, wanita itu tetap masih mau bersikap baik padanya. Ternyata prasangka Aira selama ini salah, Diana bukanlah wanita yang baik, tapi sebaliknya.

Detik ini, Aira akan menganggap Diana membencinya dan harus lebih berhati-hati dengan wanita itu.

Aryan sudah datang dengan membawa laptop-nya, lalu membuka rekaman cctv yang ada di depan teras.

Keningnya terlihat berkerut, melihat rekaman dimana istrinya berjalan mendekati Diana, lalu menyentuh bagian belakang Diana. Tiba-tiba saja, Diana terjatuh membentur pot kaca lalu mulai berteriak.

"Jangan marahin mbak Aira, Iyan. Aku yang salah karena udah datang ke sini," seru Diana dengan wajah sedih. Aira yang melihat itu, seketika muak! Bagaimana bisa Diana begitu pandai berakting begini.

"Ya, kamu salah karena datang ke sini, Na. Apalagi ini masih pagi," ujar Aryan meletakkan laptop-nya.

"Iya, aku salah."

"Apalagi kamu nuduh Aira dorong kamu, padahal dia cuma megang ujung jilbab kamu," lanjut Aryan membuat Diana terkejut, begitu juga dengan Aira.

Aira kira, suaminya akan tetap membela Diana, meski posisinya yang salah adalah Diana.

"Jadi aku jatuh sendiri?" tanya Diana dengan tatapan tak percaya.

"Coba tanya sama kaki kamu."

Seketika Diana kembali menangis, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Maaf, mbak Aira, aku gak tau kalau aku jatuh sendiri. Badan aku memang lemes, karena baru aja keluar dari rumah sakit. Maafin aku, Mbak," ucap Diana menangis pilu. Wanita itu bangun dengan susah payah, lalu berlutut di hadapan Aira.

"Mbak, jangan gini." Aira tentunya tak nyaman, karena Diana memegangi kakinya dengan raut wajah kesakitan.

"Maafin aku, Mbak. Aku salah."

"I-iya, aku maafin." Aira memilih menggeser tubuhnya, agar Diana tak memegangi kakinya lagi.

"Sebaiknya kamu pulang, Na. Pak Tomo bakalan bantuin kamu," seru Aryan tanpa menatap ke arah Diana. Ada perasaan iba dan juga marah secara bersamaan, saat ia menatap wajah mantan kekasihnya itu.

"Antarkan aja, mas. Mana tau mbak Diana lebih membutuhkan mas," ujar Aira tersenyum paksa, lalu berjalan pergi ke kamarnya. Melihat Aryan sama sekali tak memarahi Diana karena sudah menuduhnya, membuat Aira kecewa. Hanya ada pembelaan kecil yang menurutnya tidaklah begitu berarti.

"Iyan," panggil Diana dengan tatapan penuh harap.

"Panggilakn pak tomo, bu!"

"Baik, pak."

"Iyan, punggung aku sakit," ucap Diana sesegukan.

"Salah kamu sendiri, Na. Kenapa kamu jatuhin diri kamu sendiri, " sahut Aryan tanpa menoleh ke arah Diana.

"Aku, aku,...

"Kita hidup masing-masing mulai sekarang, Na. Kamu dengan hidup kamu, aku dengan kehidupan aku dan keluarga kecil aku. Jangan ngelakuin hal bodoh lagi, buat narik simpati aku. Kali ini aku maafin kamu, karena udah nuduh istri aku sembarangan. Tapi, lain kali gak bakalan gitu," potong Aryan, lalu berjalan menaiki tangga, menuju kamarnya.

Diana pun semakin menangis pilu, karena dengan ini, hubungannya dengan Aryan resmi berakhir.

"Kamu milik aku, Iyan!" ucap Diana pelan, sembari menghapus air matanya. Ia akan menanamkan kejadian hari ini, sebagai sesuatu yang akan ia balaskan di masa yang akan datang.

Kalau ia tak bisa mendapatkan Aryan, maka yang lain pun juga tidak bisa!

Di dalam kamar.

Aira mengganti pakaiannya yang terlanjur kotor terkena tanah dan juga darah. Ia merasa sedih, karena kejadian hari ini. Apalagi melihat suaminya yang tak melakukan pembelaan yang jelas, serta tak adanya teguran keras untuk Diana.

Padahal, Diana jelas-jelas bersalah karena sudah menuduhnya.

Apa semua sikap suaminya belakangan ini hanyalah formalitas semata? Apa ia yang terlalu berharap kalau suaminya perlahan-lahan sudah menerimanya?

Ya, sepertinya memang ia yang terlalu berharap di sini.

Aira menyeka air matanya, lalu membersihkan tangannya. Setelah itu, Aira mengusap kedua matanya dan keluar dari kamar mandi.

"Kamu gak papa?" tanya Aryan membuat Aira terkejut. Ia kira suaminya sekarang sedang mengantar Diana pulang.

"Iya," jawab Aira singkat, lalu memilih duduk di tepi ranjang. Aira mengambil minyak telon dan meneteskan minyak telon ke telapak tangannya.

Wangi minyak telon benar-benar membuatnya rileks.

"Lain kali jangan ditanggapi," ujar Aryan berjalan mendekati Aira. Aira pun mengangguk pelan, tanpa ada niatan menoleh ke arah suaminya.

"Kenapa mas gak anterin mbak Diana pulang?" tanya Aira pelan tanpa menatap Aryan.

"Ada pak tomo."

"Mbak Diana ke sini karena mau nyari perhatiannya mas, bukan pak tomo."

"Saya gak peduli!"

"Sejak kapan? Sejak kapan mas gak peduli? Bukannya bagi mas, mbak Diana itu segala-galanya? Istimewa. Semua yang berkaitan dengan mbak Diana selalu aja istimewa, mulai dari nama kontak, nada panggilan, sampai perhatiannya mas ke dia, semuanya istimewa. Spesial. Kenapa sekarang jadi gak peduli?" tanya Aira memijit jari-jarinya, sembari menahan rasa sakit di hatinya.

"Saya minta maaf."

"Bahkan saat mbak Diana ketahuan salah karena nuduh aku, mas gak ambil tindakan yang bermakna sama sekali. Cuma sedikit marah dan ngusir mbak Diana, gak ada tuh kata-kata tegas yang keluar buat mbak Diana, " lanjut Aira akhirnya meneteskan air matanya.

"Salah aku sih terlalu berharap sama mas, yang jelas-jelas hatinya milik mbak Diana. Semua salah aku," ucap Aira menyeka air matanya, lalu berdiri dan berjalan ingin keluar dari kamar.

Rasanya sangat pengap berada seruangan dengan laki-laki yang dicintai, tapi mencintai orang lain.

"Kamu mau kemana?" tanya Aryan menahan tangan Aira.

"Ke luar."

"Oh." Aryan melepaskan tangan Aira, membuat Aira semakin merasa sedih. Ia kira, suaminya menahannya untuk menjelaskan bahwa dia tidak seperti itu, tapi ternyata, sekali lagi ia terlalu berharap.

1
AriNovanie
salah sendiri mau jahat
sryharty
maraton aku bacanya
padahal bagus ini cerita nya
tapi sepi
AriNovanie
senjata makan tuan
@alfaton🤴
kalau Aryan memang pingin menjauh dari Diana.....kenapa ga di blokir aja nomernya Diana....... Aryan nya nih yang ga punya ketegasan.....masih juga melayani Diana walau hanya lewat chat hanya dibaca pastinya Diana juga naruh harapan jadinya kan.....
Tijanud Darori Tiara
hampir kebanyakan kalo gara gara masalah cinta ,orang main dukun,
apalagi di tempat kami di Kalimantan,
jadi harus kuat kuat iman,jangan suka melamun
AriNovanie
Mamanya kesurupan /Skull/
AriNovanie
Emang Gila mamahnya Diana ini
@alfaton🤴
ceritanya ini cinta ditolak dukun bertindak.......kamu harus paham Yan......kenapa istrimu begitu.....
Asmaul Husna
sma" gilak ajapun
AriNovanie
💙💙
AriNovanie
Lanjut kak Riii
AriNovanie
Bilang aja cemburu apa susahnya 😂
AriNovanie
sesaknya sampe tembus hp 😢
Asmaul Husna
sakit jiwa ni diana
ngk segitunya jgak kali
orang tuanya jgk ngk tegas sama anak malah ngikutin maunya anak
Asmaul Husna
tau rasa ko diana
emak sama anak sama aja
Asmaul Husna
cemburu ni yeeee🤣🤣🤣🤣
Asmaul Husna
kasihan si aira selalu merasa bersalah dan mengalah padahal suami sendiri
si aryan pun ngk ada tegasnya
@alfaton🤴
ga usah dibawa hati Ra.....fokus aja ke kehamilan dan kesehatanmu Ra.....biar saatnya lahiran lancar kuat ibu dan bayinya sehat.....jadilah wanita tangguh......biarkan Diana jadi urusannya Aryan.....toh Aryan juga udah mulai tak peduli 💪💪💪
@alfaton🤴
karena ga ada ketegasan dan keteguhan dihatimu buat benar benar putus hubungan dengan Nana.......benar kata Ibra kan....


.
@alfaton🤴
ya dicoba Aryan......diusap perut istrimu......kau kan kaget karena dapat sapaan dari Aryan yunior......gerakan atau tendangan buat ayahnya yang cuekin ibunya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!