WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 28 - HUTANG 2
YUK SEBELUM BACA PASTIKAN SUDAH
LIKE
COMMENT
VOTE
DAN JANGAN LUPA BERIKAN BINTANG l
LIMA.
SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.
TERIMA KASIH CINTA-CINTAKU.
---------------------------------------------
Tapi saat berjalan ia menabrak seorang abdi negara berseragam polisi. "Aww...maaf mas eh pak, saya gak sengaja." kata Tasya.
Polisi berwatak gagah, berahang tegas dan hidung mancung itu terlihat sangat terpesona dengan Tasya. "Ekhem..." ia menetralkan debaran jantungnya yang menggila.
"Siapa nama kamu ?" tanya sang polisi.
"Ampun pak, jangan ditilang saya-nya." jawab Tasya takut-takut.
"Siapa yang mau menilang kamu. Saya cuma tanya nama kamu. Lagian pangkat saya ini sudah perwira." katanya menyombongkan diri.
Tasya menghela nafas lalu mengulurkan tangannya pada sang Polisi. "Tasya. Annabella Tasya Kusuma.
Polisi menjabat tangannya Tasya. "Linggar. Linggar Agung Permana."
"Ehm.. maaf saya buru-buru. Saya permisi." kata Tasya lalu berlalu meninggalkan Linggar.
"Jika jodoh, pasti Tuhan akan dekatkan. Jika dia bukan jodohku. Ku mohon Tuhan jadikan dia jodohku." gumam Linggar.
---------------------------------------------
Sambil membawa note ditangan kirinya ia berlari menuju mobilnya. Setelah memakai sealt belt ia bergegas menuju alamat yang dituliskan oleh customer service bank tadi.
"Kok jalan ini kayak pernah ngerti ya. Apa jangan-jangan gue udah pernah kesini ?" tanya Tasya pada dirinya sendiri.
Setelah kurang lebih 30 menitan Tasya tiba di depan gerbang mansion mewah yang sangat dia hafal.
Deg.....
Jantung berdebar sangat cepat, ia takut. Bahkan hanya didepan pintu gerbang saja, ia ketakutan.
"Sean...apa lagi yang kau mau dariku ?" tanya Tasya dalam hati.
Ia mengurungkan niatnya untuk masuk ke mansion mewah milik Sean, ia berencana untuk menemui Sean dikantornya saja.
Namun saat hendak masuk kedalam mobil, tiba-tiba ponsel Tasya berdering, tanda bahwa ada panggilan masuk.
Tring....tring...tring...
"Nomer tak dikenal...." batinnya bertanya-tanya.
"Ha....halo.."
"Masuk. Bukankah kau berhutang padaku ?"
BIP.....
Panggilan terputus secara sepihak, dengan malas ia memasukan mobilnya kedalam mansion mewah milik Sean.
Ia berjalan memasuki mansion mewah itu dengan langkah kaki yang terasa berat. "Non Tasya, mari saya antar kan keruangan tuan Sean." kata sang pelayan yang tiba-tiba berdiri dihadapan Tasya.
Tasya hanya diam tak menjawab, tapi ia mengikuti pelayan itu yang berjalan berdahului Tasya. Setelah menaiki beberapa lantai akhirnya ia akhirnya sampai disebuah pintu yang berdiri tinggi.
Tok...tok..tok...
"Tuan, nona Tasya sudah sampai." kata pelayan itu sedikit berteriak.
"Masuk." ucap Sean dingin.
Pelayan itu membuka pintu ruang kerja Sean. "Silahkan masuk nona." ujarnya.
Tasya masuk secara perlahan keruang kerja Sean. Ruangan kerja Sean bercat dominasi hitam, sangat cocok dengan karakter Sean yang sangat mengintimidasi.
"Kenapa anda membayar hutang saya ?" tanya Tasya to the point.
Sean tertawa licik lalu berjalan kearah Tasya. Tasya menunduk takut dengan perilaku Sean. "Karena kau adalah jal*ng ku. Dapat perlu ku ingatkan adalah kau harus tetap membayar hutangmu."
"Pasti saya akan melunasinya secepatnya." Sean menganggukkan kepalanya beberapa kali. Sean mencekeram pergelangan tangan kanan Tasya.
"Kapan ? aku mau hari ini juga." tutur Sean
"Aku tak punya uang." ucap Tasya pelan.
"Kau tak perlu membayar dengan uang. Hanya perlu menjadi pembantuku disini. Ini bukan sebuah penawaran, tapi sebuah perintah jika kau tidak mau, adikmu akan....."
"Baik aku setuju." kata Tasya singkat.
"Layani aku..." kata Sean singkat.
Tasya hanya diam tak mengerti maksud ucapan Sean. Sean yang melihat Tasya hanya diam ia menjadi kesal sendiri.
"Hei jal*ng aku bilang layani aku. Buat aku bergairah. Sentuh aku terlebih dulu." kata Sean dengan senyum liciknya.
Tasya menghela nafas sebentar lalu membuka semua pakaiannya yang tersisa kini hanya dalamannya saja. "Ini kan yang...hiks.. kau mau ??" tanya Tasya dengan air mata yang tak henti-hentinya turun.
Sean hanya mengangguk kecil, entah mengapa dengan tubuh Tasya, Sean menjadi berkali-kali bergairah. Padahal hanya melihatnya saja.
"Cium aku."
Tanpa basa-basi Tasya langsung ******* kasar bibir Sean, dan tentu saja Sean membalasnya lebih bergairah. Tidak puas hanya dengan bibir Sean kini menelisik ke leher hingga dada Tasya lalu membawa Tasya ke atas tempat tidur.
Tanpa basa basi ia langsung memasukan miliknya pada milik Tasya. "Arghhhh.....sakit..hiks..." runtuh Tasya.
Sedangkan Sean sangat menikmati tubuh Tasya berkali-kali ia terpesona dengan tubuh Tasya.
--------------------------------------------
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA INI.