Alana gadis desa yang berusia 17 tahun, Alana mendapatkan beasiswa di SMA elit di ibu kota. Hal itu Alana gunakan untuk mencari keluarga kandungnya dengan berbekal kalung lintion.
kehidupan di kota tidak mudah bagi Alana, tapi Alana beruntung bertemu dengan wanita paruh baya yang menolongnya.
Pertemuan Alana dengan most wanted di sekolah elit itu membuat kehidupan Alana penuh dengan masalah . Dia adalah Abizar zhian Xavier . Pemuda tampan yang memiliki rahang tegas dan dingin. tapi itu tidak mengurangi pesona Xavier.
Bagaimana kisah hidup Alana yang mencari keluarga kandungnya? mampukah Alana bertemu dengan keluarga kandungnya...? dan apa yang terjadi setelah Alana bertemu dengan keluarga kandungnya?
ikuti kisah Alana di karya author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @ttaliit4auu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Bel pulang sekolah berbunyi , Alana bersama ketiga Sabahat nya keluar dari kelas beriringan . sampai di parkiran tiba tiba ada sebuah motor sport yang menghampiri mereka . Mereka sangat tahu siapa pemilik motor sport itu.
" ikut gue " ucap xavier tegas.
Mereka bertiga saling berpandangan siapa yang di maksud xavier . Tidak mendapat respon dari alana akhirnya Xavier menatap alana.
" Lo naik ke motor gue ! " ucap xavier tidak ingin di bantah.
Alana menunjuk dirinya sendiri . Hatinya berdebar sangat kencang . Dia teringat perkataan Xavier saat di lapangan basket . Xavier yang mengatakan bahwa dia adalah milik nya . membayangkan hal itu pipi terlihat bersemu , debaran itu semakin kencang dia rasakan.
" Hm , maaf aku naik angkot aja " tolak Alana lembut . Alana harus segara pergi meninggalkan Xavier agar jantung nya aman.
" Ck gue enggak terima penolakan , asal lo tau gue paling enggak suka di tolak " paksa Xavier.
" aku enggak peduli , lagian siapa kamu ngatur ngatur " jawab alana.
" Gue kan udah bilang waktu di lapangan basket kamaren . Apa lo lupa ? Oh kalau lo lupa biar gue ingatin lagi " ujar Xavier . Xavier hendak membuka suaranya tapi terhenti takkala alana naik ke boncengan motornya.
Alana enggak mau jadi bahan pembicaraan orang orang kalau mereka tau xavier sudah mengklaim alana sebagai miliknya . Tanpa alana sadari hal yang alana lakukan justru menimbulkan pembicaraan para siswa SMA candrawisih.
Tanpa menghiraukan warga SMA candrawisih Xavier langsung melajukan motornya . ini awal dari perjuangan Xavier untuk meluluhkan hati alana.
Kedua Sabahat Alana merasa cengo , tiba tiba mereka linglung ketika sang pangeran sekolah membawa sahabat nya pergi.
" itu beneran alana di bonceng Xavier " ucap vivi dengan bingung.
Letta mengangguk lemah , dia juga masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi . sejak kapan sahabat nya berhubungan dengan pangeran sekolah.
" Gila sih alana , sumpah gue speechless liat alana bareng Xavier " ucap letta heboh.
" Eh tunggu , terus farraz gimana ? tanya vivi menatap letta . Letta menggeleng kan kepala nya.
" terserah Alana lah mau sama farraz apa Xavier yang penting dia bahagia . kita cuman bisa mendoakan saja " kata letta menimpali.
" Gue setuju , kita juga harus lebih ekstra buat jagain alana . karena saat ini gue yakin pasti akan ada masalah . Lo tau sendiri kan fans Xavier banyak nya melebihi farraz . apa lagi angel yang udah terang terangan menyukai xavier " ucap vivi.
Sedangkan dua sejoli yang sedang di bicarakan saat ini sedang diam dengan pikiran nya masing masing . Xavier yang bingung memulai percakapan dengan alana dan alana merasa canggung dengan Xavier.
Tak lama motor yang mereka tumpangi mereka berhenti di sebuah warung bakso . Xavier berhenti kemudian turun dari motornya yang diikuti alana.
" Kok kita kesini ? * hanya alana dengan raut wajah bingungnya .
" makan dulu gue lapar " jawab xavier . Alana mengikuti Xavier memasuki warung bakso tersebut . Mereka duduk di pojokan , kemudian Xavier bangkit untuk memesan bakso.
Alana hanya menatap Xavier , enggak nyangka kalau Xavier mau makan di pinggir jalan begini . Alana pikir Xavier makan di restoran mewah.
Tak lama kemudian bakso pesanan Xavier datang , hanya keheningan yang menyapa mereka . Mereka makan dengan lahap.
Setelah menghabiskan semangkok bakso Xavier langsung berdehem untuk memulai pembicaraan dengan alana.
Alana hanya diam , jujur dia bingung dengan apa yang saat ini terjadi. " Maaf sebenarnya ada apa ya ? kenapa kamu ngajak aku pergi " ucap Alana karena tak ada obrolan apa pun sejak tadi
" gue kan udah bilang kalau lo milik gue jadi terserah gue kan mau ajak Lo kemana mana . kita pacaran ucap xavier.
" Ck aku enggak pernah nerima kamu jadi pacar aku , lagian kita juga baru kenal . Kita enggak sedekat itu buat pacaran " jelas alana dengan tegas.
" terus kenapa lu bisa suka sama farraz ? Lo aja baru kenal dia " kata Xavier penuh intimidasi.
" A....aku...aku enggak tau " ucap alana sambil menunduk . jujur saat ini dia merasa malu.
Xavier tersenyum sinis " kenapa Lo enggak pernah ngasih gue kesempatan . Lo tau ? gue susah sekali buat dekat sama cewek tapi setelah gue menemukan cewek yang mulai mengusik hati gue ternyata dia suka sahabat gue sendiri " Xavier terkekeh . Tapi dari raut wajah nya menyiratkan kesakitan yang luar biasa.
Alana meremas kedua tangan nya bertaut di pahanya . Dia merasa sesak di dadanya saat melihat mata Xavier berkaca kaca.
" Maafin aku tapi aku enggak ada rasa apa apa sama kamu " ucap alana pada akhirnya.
" gue cuman mau lu kasih gue kesempatan buat gue buktiin keseriusan gue " kata xavier dengan serius.
Alana menghela napas lelah " oke kalau begitu aku mau berteman sama kamu . kita mulai hubungan dengan pertemanan " ucap alana pada akhirnya.
" Gue enggak mau jadi temen lo , tapi gue mau nya jadi pacar Lo dan itu enggak bisa di bantah " putus xavier.
" Dasar pemaksaa , nyebelin " maki Alana sambil memukul dada xavier . Xavier memegang tangan alana dan menghentikan kelakuan alana . di kecup nya punggung tangan alana dengan penuh cinta.
" Lo mau kan jadi pacar gue ? " tanya xavier.
Alana masih diam " harus mau " putusnya.
" Terserah " jawab alana acuh . Xavier tersenyum lebar . melihat senyum xavier membuat alana terhipnotis dia tidak bisa menghindar kan wajahnya . Senyum xavier terlalu mahal untuk di lewatkan.
" Gue tau gue tampan " ucap xavier dengan dengan narsis . " dan asal lo tau aja , ketampanan gue cuman buat alana " rayunya.
alena berdecak sebal dia jadi meragukan julukan kulkas sepuluh pintu yang di sematkan untuk Xavier , bagi nya Xavier adalah perayu ulung . dia terlalu ahli buat merayu.
" Aku mau pulang " ucap alana . Xavier mengangguk kemudian menggenggam tangan alana untuk di ajak berjalan . sebelum berdiri tak lupa Xavier meninggalkan uang dua lembar warna merah di meja.
Xavier menuntun Alana naik motornya kemudian memakaikan helm miliknya untuk alana.
" buat kamu aja , kamu kan di depan " kata alana saat Xavier hendak memasangkan helm miliknya.
" enggak , ini buat kamu . aku enggak mau kamu masuk angin " ucap Xavier.
" aku enggak selemah itu yah " kata alana tidak terima .
" aku tau , tapi bagiku kamu adalan berlian yang begitu mahal jadi aku harus menjaganya dengan baik " kata Xavier yang mengubah cara bicara nya menjadi aku kamu.
Tak ingin berdebat Alana lebih memilih diam , dia juga buru buru harus berangkat kerja . meladeni Xavier tidak akan pernah habisnya