Cerita hanya fiksi dari author yang ingin menemani kegabutan kalian, jangan cari bacaan berfaedah disini karena ga akan ada😁
Larisha Mevia mahasiswi cantik berusia 19 tahun itu mengalami kemalangan saat Dev Limson yang merupakan kekasihnya harus meninggal dunia ketika tengah bersamanya.
Lebih parahnya lagi! Tuan Lan seorang milyarder yang memiliki banyak bisnis legal maupun bisnis ilegal, dia laki-laki berusia 40 tahun yang merupakan ayah dari Dev Limson, Tuan Lan yang sangat arogan dan terkenal sangat kejam terhadap siapapun.
Tuan Lan menganggap Larisha adalah penyebab Dev Limson anaknya harus meregang nyawa diusia muda. Dendam membara dalam diri Tuan Lan dan sumpahnya akan membuat hidup Larisha menderita bahkan melebihi sebuah siksa kematian, membuat Tuan Lan menjadikan Larisha sebagai Tawanan Kamar Tuan Lan.
Lalu apakah Larisha berhasil untuk keluar dari jerat kekejaman Tuan Lan? Ikuti ceritanya tanpa skip, oke🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Melihat pintu kamarnya tidak lagi dikunci, Larisha sangat senang lalu mengikuti langkah kaki Tuan Lan dari belakang.
"Terimakasih banyak Tuan, aku janji akan sedikit bersikap lebih baik terhadapmu!" kata Larisha.
Tuan Lan enggan menggubris perkataan Larisha dan fokus berjalan menuruni beberapa lantai rumahnya dan segera menaiki mobil yang sudah disediakan oleh anak buahnya, diikuti oleh Larisha yang duduk di bangku belakang samping Tuan Lan.
Supir pribadi Tuan Lan mulai menyalakan mobil untuk membawa Tuan Lan dan Larisha menuju rumah sakit tempat Laluna mendapatkan perawatan. Sesampainya di rumah sakit, Larisha semakin khawatir jika nyawa adik kesayangannya tidak bisa terselamatkan lagi.
Didepan ruang perawatan, Tan sedang berdiri melamun menunggu Dokter yang memeriksa keadaan Laluna keluar dari dalam ruangan. Tuan Lan dan Larisha pun menghampiri Tan.
"Tuan Tan, bagaimana keadaan adikku? Apa dia selamat?" tanya Larisha dengan pilu.
Tan hanya terdiam dan melirik kearah Tuan Lan.
"Tolong jangan diam saja, jawablah pertanyaan ku Tuan Tan!" kata Larisha.
"Apa kau tidak bisa diam Larisha? Suaramu membuatku pusing," kata Tuan Lan.
"Tuan adikku sakit keras, dan ini semua gara-gara kamu menjadikan aku tawanan kamar mu, aku jadi tidak bisa setiap saat mengurus adikku! Aku benci anda Tuan, anda benar-benar laki-laki tidak punya hati!" kecam Larisha.
Tuan Lan dan Tan hanya diam saja melihat Larisha menangis dan mengeluarkan uneg-uneg yang ada dalam hatinya! Tak lama kemudian, Dokter keluar dari dalam ruangan Laluna untuk menyampaikan keadaan Laluna saat ini.
"Dok, Dokter bagaimana keadaan adik saya?" tanya Larisha.
"Leukimia yang diderita oleh pasien sudah semakin parah! Dia harus segera melakukan kemoterapi rutin," kata Dokter.
"Luna, Luna maafkan kakak," kata Larisha menangis tersedu-sedu.
"Apa ada jalan lain untuk membuatnya sembuh total? Pengobatan terbaik selain kemoterapi?" tanya Tuan Lan.
"Ada Tuan, bisa dilakukan transplantasi sumsum tulang belakang namun biayanya sangat besar belum lagi kita harus menemukan pendonor yang mau dan cocok untuk mendonorkannya!" kata Dokter.
"Berapa biayanya Dok?" tanya Larisha.
"Sekitar satu milyar bisa lebih jika sampai masa pemulihan pasca operasi," kata Dokter.
"Kalau begitu kemoterapi saja Dok, karena aku tidak mungkin memiliki uang sebanyak itu!" kata Larisha.
"Dokter, bisa kita bicara sebentar!" kata Tuan Lan.
"Baik, mari ke ruangan saya!" kata Dokter.
Tuan Lan dan Dokter yang menangani Laluna pun pergi meninggalkan Larisha dan Tan yang masih terdiam di depan ruangan perawatan Laluna. Larisha pun masuk kedalam ruangan untuk menemui Laluna yang masih belum sadarkan diri.
"Luna maafkan kakakmu yang miskin ini! Andaikan aku punya uang sebanyak itu, kamu pasti bisa sembuh seperti sedia kala! Kamu engga perlu menahan sakitnya kemoterapi, dan tidak perlu lagi meminum obat-obatan pahit itu setiap hari!" kata Larisha sambil menggenggam tangan Laluna.
Tan yang melihat dari balik celah pintu Laluna yang masih tak sadarkan diri, langsung memalingkan pandangannya! Entah kenapa, rasanya tidak sanggup saja bila menatap Laluna terlalu lama.
Di ruangan Dokter, Tuan Lan berbicara banyak hal dan menanyakan tentang rumah sakit terbaik untuk menangani operasi tersebut. Dokter pun menyarankan untuk melakukan transplantasi sumsum tulang belakang itu di salah satu rumah sakit terbaik di Singapura, dimana rumah sakit tersebut sudah sangat canggih dengan alat-alat medis yang sangat lengkap.
Setelah mendapatkan penjelasan dari Dokter tersebut, Tuan Lan lantas keluar dari ruangan Dokter menuju ruangan perawatan Laluna.
"Itu rumah sakit temanku! Baiklah, aku akan membawa anak itu ke Singapura. Astaga, tunggu dulu! Kenapa aku peduli dengan anak itu, dia kan bukan siapa-siapa untukku, tapi melihat Larisha sesedih itu kenapa membuatku risih!" Kata Tuan Lan.
Sesampainya di depan ruangan Laluna, Tan langsung menghampiri Tuan Lan.
"Bagaimana Tuan?" tanya Tan.
"Bagaimana apanya? Kau peduli dengan gadis penyakitan itu?" tanya Tuan Lan.
"Ah tidak Tuan, tentu saja tidak, itu tidak penting! Maksud ku adalah bagaimana apa kita pergi ke kantor sekarang?" tanya Tan.
"Tan, pesankan pesawat untuk besok pagi membawa gadis penyakitan itu ke Singapura!" kata Tuan Lan.
"Jadi maksud anda? Anda akan membiayai transplantasi sumsum tulang belakang gadis itu Tuan?" tanya Tan yang tak percaya.
"Iya! Sekarang aku akan membawa tawanan ku untuk kembali ke rumah agar dia bisa beristirahat untuk besok pagi!" kata Tuan Lan.
"Baik Tuan! Tapi kenapa tumben sekali, anda mau menolong orang lain?" tanya Tan seraya mengajak Tuan Lan bercanda.
"Diam kau! Aku hanya iseng saja karena kelebihan uang, uangku sudah terlalu banyak, anggap saja uang satu milyar itu uang untuk mengelap keringat ku," kata Tuan Lan.
Tan pun tersenyum saja mendengar Tuan Lan terlihat gugup.
"Baiklah Tuan, aku akan segera menyiapkan keberangkatan untuk besok!" kata Tan.
Tuan Lan masuk kedalam ruangan Laluna, dan melihat Larisha yang tidak henti-hentinya menangis.
"Keluarlah! Aku ingin bicara!" kata Tuan Lan.
"Jika ingin mencari ribut denganku, maaf Tuan aku sedang tidak memiliki tenaga saat ini," kata Larisha.
"Tidak usah membantahku! Atau aku cabut biaya pengobatan adikmu sehingga dia tidak bisa mendapatkan perawatan lagi!" ancam Tuan Lan.
"Tolong jangan lakukan itu! Baik, aku akan keluar mengikuti mu!" kata Larisha.
Tuan Lan mengajak Larisha pergi meninggalkan rumah sakit, dan kembali ke rumah mereka, lalu keduanya menuju kamar milik Tuan Lan, Larisha berpikir bahwa Tuan Lan akan tetap menjadikannya tawanan kamar meskipun adiknya tengah dirawat di rumah sakit.
"Tuan, izinkan aku kembali ke rumah sakit! Aku ingin menjaga Luna," kata Larisha.
Tuan Lan pergi begitu saja meninggalkan Larisha, dan mengunci kamarnya kembali.
"Dasar laki-laki breng sek, tidak punya hati nurani, laki-laki kepa rat, ingin sekalu aku membunuh mu Tuan Lan dan aku jadikan daging cincang mu itu makanan untuk harimau peliharaan mu sendiri!" Teriak Larisha karena sangat kesal kembali dikurung didalam kamarnya.
Tuan Lan berada didalam ruangan kerjanya untuk membuat surat pernyataan dengan Larisha. Dia kemudian kembali ke dalam kamar itu, dan mendapati Larisha tengah cemberut duduk di kursi dengan kedua mata sembab akibat kebanyakan menangis.
Tuan Lan pun melemparkan surat perjanjian itu keatas meja dihadapan Larisha, berikut dengan bolpoinnya.
"Apa itu Tuan?" tanya Larisha.
"Bacalah!" kata Tuan Lan, lalu Tuan Lan pun duduk disamping Larisha.
Larisha mengangkat selembar kertas yang berisi tulisan panjang kali lebar, lalu dengan seksama Larisha membaca kata demi kata isi surat perjanjian itu.
❤️❤️❤️❤️❤️
Please Tuan Lan bikin arghhhhh banget gaksih, ganteng mempesona meskipun udah tuir😂