*ini novel remaja bukan novel dewasa*
Amelia Chandra Kusuma sudah lama jatuh cinta pada
Arjuna Suryanata,namun cintanya bertepuk sebelah tangan
perjodohan yang diatur dua keluarga konglomerat itu menjadi beban untuk Juna
karena sebenarnya dia menentang perjodohan itu
karena mamanya yang terus mendesak
membuat Juna tak bisa menolak
berbeda dengan Amel yang dengan senang hati menerima perjodohan itu
apakah cinta Amel akan terbalas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suasana Romantis
Juna yang sedari tadi memperhatikan Amel dan Reynaldi dari kejauhan, merasa geram melihat perlakuan Reynaldi pada Amel,Juna yang datang membawa buket bunga mawar melemparkan bunga itu kemudian masuk kedalam mobil mengambil sarung tangan, lalu Juna berlari menghampiri Reynaldi kemudian menendangnya
Tak cukup sampai disitu,Juna menghujani wajah Reynaldi dengan pukulan bertubi-tubi, pengawal Reynaldi tak tinggal diam,dan akan menyerang Juna,tapi Memet dengan cepat menghadang dua pengawal itu
Walaupun secara postur tubuh Memet kalah jauh dari pengawal itu, tapi secara teknis Memet lebih unggul, karena ilmu bela diri yang dia miliki,dan dengan mudah menumbangkan kedua pengawal itu
"dasar brengsek lo, gue habisi lo,,berani beraninya lo sentuh istri gue bangs*t,!!"Juna tak henti hentinya mengumpat
Melihat Reynaldi sudah babak belur,Akhirnya Amel menghentikan Juna,tak ingin kalau Juna hilang kendali,dan benar benar akan menghabisi Reynaldi
"mas hentikan,,sudah cukup mas,!"Amel menarik lengan Juna, mendengar suara Amel, Juna menghentikan aksinya, lalu berdiri kemudian merapikan bajunya,Juna melepaskan sarung tangannya, lalu melempar ke wajah Reynaldi, Juna sengaja memakai sarung tangan karena tak ingin menyentuh langsung wajah kotor Reynaldi
Stella yang sedari tadi melihat orang yang dia cintai di pukuli hanya diam dengan wajah ketakutan, lalu dia memapah Reynaldi yang sudah bonyok di wajahnya bahkan mimisan
"brengsek lo,!! lo tunggu pembalasan gue bangs*t,,!"si Rey masih sempat mengancam Juna, lalu Reynaldi meninggalkan cafe Amel dengan Amarah yang tersimpan dalam benaknya
"mas kapan kamu datang, kenapa kamu gak kasih tahu kalau kamu mau pulang hari ini"
Juna yang masih emosi tak menjawab pertanyaan Amel, bahkan dia buang muka, lalu Amel menangkup pipi Juna
"mas kamu marah sama aku"lagi lagi Juna hanya diam, lalu Juna memegang tangan Amel dan dengan kasar menarik Amel menuju ke mobil, Juna membuka pintu depan mobil
"masuk sekarang,,!cepat,,!"ucap Juna dengan kasar,Amel pun mengikuti perintah suaminya itu,
Kemudian Juna masuk kedalam mobil,lalu melajukan mobilnya menuju suatu tempat, didalam mobil Juna hanya diam dengan raut wajah yang menakutkan, ibarat singa yang akan menerkam mangsanya
Amel pun tak berani bicara,takut suaminya itu akan semakin emosi, terakhir kali Arya menyentuh rambut Amel,sudah membuat Juna emosi, sekarang musuh besarnya menyentuh wanita yang dicintainya, pastinya Juna akan ngamuk
Juna menyusuri jalan dalam waktu yang cukup lama, hingga dia berhenti di tepi pantai, kemudian Juna memarkirkan mobilnya, lalu menatap Amel yang sudah pasti tertidur,yah di situasi yang tegang pun,bisa bisanya Amel tertidur, Juna memandangi istri yang sudah berhari-hari tidak dia temui,dan sangat dia rindukan itu
Juna tak membangunkan Amel, lalu turun dan duduk di tepi pantai, cukup lama Juna termenung sambil menatap langit, yang terlihat agak mendung
"mas Juna"suara Amel mengejutkan Juna
"kamu sudah bangun"suara Juna terdengar lembut,
"mas,kamu masih marah sama aku"tanya Amel sambil duduk disebelah Juna
"maaf honey,aku tak bermaksud memarahi mu,aku hanya terlalu khawatir padamu,aku tidak mau si brengsek itu melukai mu"ucap Juna sembari merangkul pundak Amel,
Juna mengingat dengan jelas semua kejadian di masa lalu,dan Reynaldi lah pelaku sebenarnya dari kasus penyerangan terhadap Juna dan Amel,dan hal itu membuat Juna cemas,tak ingin kejadian masa lalu itu terulang lagi
"jadi kamu beneran gak marah mas?"Amel bertanya lagi
Juna tak menjawab, lalu Juna menggandeng tangan Amel menuju bagasi mobil Mercedez Benz milik Juna, kemudian Juna membuka bagasi itu,,balon berbentuk hati warna warni muncul dari dalam bagasi, dan terlihat kanvas yang dibungkus plastik parsel lengkap dengan kuas dan cat lukis, serta tumpukan kotak perhiasan, memenuhi bagasi mobil
Membuat Amel tak bisa berkata-kata, hanya bisa meneteskan airmata haru
"apa kamu suka honey"
"ini semua untuk aku mas"
"tentu saja honey,,"lalu Juna mengambil sebuah kotak yang lumayan besar, kemudian Juna membuka kotak itu,
"maukah kamu memakai gaun ini untukku honey"Juna mengeluarkan selembar gaun berwarna putih dengan lengan panjang,dan panjang gaun sebetis
"sekarang mas,,"
"iya sekarang,, kamu bisa ganti baju di dalam mobil"ujar Juna
Lalu Amel mengganti bajunya dan Juna berdiri di tepi pantai menunggu Amel, sesaat kemudian Amel menghampiri Juna
"mas Juna"Amel berdiri di belakang Juna, lalu Juna balik badan dan menatap Amel yang terlihat sangat cantik mempesona
"kamu cantik sekali honey,"Juna meraih tangan Amel lalu mengecupnya, Juna menangkup pipi Amel, kemudian,,,
"Aku mencintaimu honey,,aku sangat mencintaimu"ucap Juna dengan mata berkaca-kaca
"mas Juna,,apa yang mas bilang"Amel masih tidak percaya dengan ucapan Juna
"Amelia sayang,,aku mencintaimu"ucap Juna sekali lagi,Amel memeluk Juna dengan erat dengan airmata bahagia yang menetes di pipinya
"aku juga mencintaimu mas,,"lalu Juna menghapus airmata mata Amel, kemudian Juna mengecup kening Amel,dan Amel membalas dengan mencium bibir Juna, keduanya saling berbalas ciuman cukup lama
Lalu keduanya kembali duduk di tepian pantai menikmati sunset dan hembusan angin pantai,
"honey, mulai saat ini aku akan selalu menjaga dan melindungi mu,aku tidak mau kehilanganmu"
"terimakasih mas,aku sangat bahagia,dan aku juga tidak mau kehilanganmu mas"
Keduanya berbicara dari hati ke hati, hingga gelap malam menghampiri,, kemudian Juna mengangkat tangannya dan jarinya menghitung mundur 3,2,1,, lalu muncul kembang api di langit, menambah suasana menjadi semakin romantis
"mas siapa yang nyalain kembang api"Juna menunjuk ke arah Romi,yang berdiri di kejauhan,membuat Amel tertawa geli
"apa kamu suka honey"
"aku gak tahu kalau kamu seromantis ini mas, jadi makin cinta"Amel memeluk erat Juna,dan mengecup pipi Juna
"apa hanya ini saja balasannya, tidak ada yang lain"
"emang mas mau apa"
"eeemm,,aku mau ini,,"Juna menggelitik perut Amel, membuat Amel tertawa geli kemudian Amel berlari kecil,lalu Juna mengejar Amel, akhirnya keduanya saling kejar kejaran
Romi yang jiwa jomblonya meronta melihat adegan romantis itu, memilih pergi karena tugasnya sudah selesai
"mending gue pergi dari pada berdiri disini kayak lampu mercusuar,yang nyorotin mereka"ucap Romi sambil beranjak pergi
Tak lama kemudian hujan turun
Amel dan Juna menghentikan kegiatan mereka
"mas hujan,ayo kita pulang"
"kamu mau kemana gadis kecil ku"ucap Juna sambil memegang tangan Amel
"gadis kecil,,?"Amel mengingat nama panggilan khusus dari Juna yang hanya diketahui oleh mereka berdua
"kamu sudah ingat semuanya mas,kamu ingat semua tentang kita"Juna mengangguk,dan Amel kembali memeluk Juna ditengah guyuran hujan yang deras
Lalu Juna membopong Amel kedalam mobil dan merebahkan tubuh basah Amel di kursi belakang,dan dengan lembut Juna mengecup dan membelai tubuh Amel,,menumpahkan segala hasrat nya pada Amel, penyatuan cinta sekaligus raga mereka
yang disaksikan derasnya hujan, yang juga meredam suara desahan kenikmatan yang keluar dari mulut mereka
Cukup lama keduanya bercumbu dalam perpaduan cinta hingga malam semakin larut
Disisi lain*
Jam menunjukkan pukul 10 malam Cindy bersiap untuk pulang dan menutup cafe,, semua orang sudah pulang terlebih dahulu, tersisa Cindy sendirian di dalam cafe
"ck, kenapa hujan sih,,pak supir mana lagi gak datang datang"gumam Cindy
kemudian seseorang masuk kedalam cafe dengan baju basah kuyup, karena hujan cukup deras
"kak Ferdi,, ngapain kak Ferdi kesini"
"hey Cindy,,gue mau cari Amel"
"Amel gak ada kak, dia jalan sama Juna dari tadi sore"
"Juna sudah pulang"
"iya kak,, astaga baju kakak basah semua,, kenapa gak pakai payung"
"gue lupa bawa payung"
"ya sudah,biar aku cariin baju ganti,kak Ferdi tunggu dulu"lalu Cindy mencari keruang rahasia Amel,,tapi dia lupa kalau pintu ruang rahasia cuma Amel yang bisa buka,, lalu Cindy ke rest room khusus staf,
"siapa tahu ada baju si Memet di sini"ucap Cindy, setelah mencari ternyata tidak ada,, lalu Cindy kembali menemui Ferdi
"maaf kak bajunya gak ada,, kalau kak Ferdi mau,ini baju seragam aku,tapi agak bau asem"Cindy menyodorkan kaos seragam cafe yang tadi dia pakai
"makasih ndy,,"lalu Ferdi membuka kancing kemejanya
"kak Ferdi mau ngapain"tanya Cindy sambil menutup matanya dengan tangan
"mau ganti baju,,"
"gak disini juga kali kak,,di toilet sana kalau mau ganti baju"ucap Cindy
"ya udah kamu tutup mata aja,,gue mau ganti baju disini"ucap Ferdi sambil tersenyum tipis melihat tingkah Cindy
kemudian Cindy mengambil baju Ferdi yang basah dan menggantungnya di rest room,
"gue anter lo pulang mau gak,"tanya Ferdi
"serius kak Ferdi mau nganterin aku pulang"
"ya kalau kamu mau"
"ya mau lah masak enggak"dengan cepat Cindy menjawab
lalu mereka jalan menuju mobil menggunakan payung yang ada di cafe,saat di depan pintu cafe, Ferdi memeluk pinggang Cindy membuat Cindy tersentak kaget
"sorry gue peluk lo, biar gak kena tempias hujan"kata Ferdi dengan senyum penuh arti
"iya kak gak pa',,"perlakuan Ferdi yang membuat jantung Cindy berdebar kencang
~£Q~