Setelah meninggal nya kedua orang tua, Niko Dinata tinggal bersama Tante nya, dia menjadi pemuda yang urakan dan pemalas, selalu saja berbuat onar dengan memalak pedagang pasar yang ada di dekat rumahnya.
**
bertemu dengan Eca Permatasari, gadis
manis yang di kenal dengan segudang prestasi nya, tak perlu banyak tebar pesona untuk membuat para cowok bertekuk lutut padanya, dia hanya mencintai satu pria yang bernama Hanif, cowok yang selalu setia menemani nya di kampus.
**
Bagaimana jadinya kalau sang ayah tiba-tiba menjodohkan Eca dengan Niko dan langsung menikahi nya, pria yang dipandang rendah oleh Eca, tapi kenyataan dapat di andalkan dalam segala sisi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Rules Gila.
Sabtu malam minggu adalah waktu yang tepat untuk bersantai menikmati hari weekend bersama-sama.
Apa lagi desa Sarewu mendadak menjadi perkumpulan anak muda-mudi penerus bangsa dari berbagai fakultas yang ada kota.
Hampir satu minggu mereka berada disana, semua warga sudah menerima baik, dan sangat berbahagia dengan kehadiran mereka.
Semua mahasiswa berkumpul jadi satu di posko KKN itu, bukan karena ingin rapat. tapi untuk kesibukan nya masing-masing, ada yang menyetrika baju, ada yang nyuci baju, ada yang mabar main game, ada yang masak, dan ada juga yang kelihatan panik sendiri.
Yang panik itu adalah Eca, Handphone nya mendadak gelap karena kehabisan baterai, dia bolak-balik menyolok charger ke setiap stop kontak yang ada di rumah Bu Suci, tetap saja ponsel nya tidak mau mengisi.
"Ini kenapa sih charger nya kok tidak mau nyala?" Amuk Eca membanting port charger itu ke lantai.
"Gak tau apa orang lagi asik video call sama pacar!" Gerutu Eca, dan itu di dengar Daffa, dan yang lainnya.
"Parah udah suami main belakang" Batin Daffa, lalu mengalihkan pandangan untuk memberi kode ke seluruh anggota yang ada di dekatnya.
Eca membalik badan menatap Anwar "Punya charger type c ga?"
Anwar menggeleng kepala, lalu pertanyaan itu selanjutnya ke Dafa, Daffa menjawab kalau charger nya mau dipakai, Eca terus dan terus menanyakan pertanyaan itu ke yang lain, sampai pertanyaan itu berakhir ke Indah, dan Indah diberi kode satu kedipan mata dari Daffa untuk tidak meminjamkan nya charger.
Indah tersenyum jahat, dengan polos dia menjawab ada.
"Argh! serius? Akhirnya lega banget, minjem sih" Kata Eca dengan cengir kudanya.
"Di pinjem Niko"
Singkat sekali mulut Indah untuk berdusta, mengkambing hitamkan nama Niko yang sedang makan malam tiba-tiba tersedak.
Eca menghening sejenak, lalu pergi dari posko untuk melabrak Niko.
Niko yang baru sembuh dari tersedak nya, kembali tersedak —setelah mendengar gedoran pintu kamarnya yang terlalu keras.
"BUKA TUKANG SELINGKUH!!" Labrak Eca.
Niko cepat-cepat meminum air, lalu membuka pintu itu untuk Eca.
"Kamu bisa kan gak ganjen minjem-minjem charger ponsel ke Indah!"
Niko menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dengan kerutan kening yang luar biasa.
"Kamu kesurupan setan apa?" Tanya Niko.
"Maksut kamu apa minjem-minjem charger ke Indah!" Kata Eca.
"Ha? Charger Indah dari mana?, saya sudah gak lagi samperin indah, setelah saya nemenin dia prokes tadi siang, ini juga kan permintaan kamu" Jawab Niko.
Eca menggeleng, lalu masuk kamar kos mencari keberadaan charger Indah, namun sama sekali tidak menemukan nya.
"Disembunyikan dimana!" Sewot Eca.
"Gak ada" Kata Niko, lalu nyeloteh dalam hati "Anjing!"
"Hey kalian berdua" Kata indah menghampiri.
Eca mendelik dan menatap charger kepunyaan Indah yang sedang mengalung dilehernya.
"Sorry, saya lupa lagi dipakai charger nya" Kata Indah.
Sebelum Eca bicara, Indah lebih dulu memotong nya "Niko kamu cowok gak peka banget sih, istrinya lagi panik karena charger ponsel nya rusak malah santai-santai"
Niko menoleh ke arah Eca, lalu mencabut charger kepunyaan nya "Pakai dulu punya saya" Kata Niko memberi charger itu.
Eca mengambil charger Niko tanpa mikir panjang, setelahnya dia pergi dari kamar kos. Hanya saja baru melangkah tepat di samping indah, indah bicara kembali ke arah Niko.
"Malam mingguan yuk Niko"
Eca memberhentikan langkah kakinya, merujuk ke kamar Niko "Ayo kita keluar malam mingguan" Kata Eca.
Indah membuang wajah karena nahan tawa dengan sifat bocil nya Eca.
**
Di Kafe di dekat jalan yang menghubungkan arah Cirebon ke Kuningan yang jaraknya 20 menit dari desa. Niko dan Eca sedang berada disana.
Mungkin ini kencan pertama nya selama mereka dijodohkan.
Niko menyiku tangan di meja dengan telapak tangan memegang dagu, menatap Eca yang sedang sibuk cengengesan melihat layar ponsel —WhatsApp-an dengan Hanif.
"Simpan ponsel nya" Pinta Niko.
"Siapa lu larang-larang" Ketus Eca.
"Terus kenapa kamu ngajak saya kesini, bisa stres saya 30 menit liatin kamu sibuk dengan ponsel" Keluh Niko.
"Oh iya" Kata Eca menaruh ponsel dimeja dengan layar dibawah. Menatap wajah Niko tajam.
"Kamu tadi mau malam mingguan sama indah?" Tanya Eca.
Niko menggeleng kepala "Mana ada, dia cuma iseng" Kata Niko.
"Gue mau buat aturan untuk kamu, selama kamu berada di desa ini." Kata Eca.
"Apa?" Jawab Niko.
"Pertama jauhi indah, kedua jangan pernah bertemu dengan indah ke posko, ketiga blokir kontak indah dan jangan pernah berhubungan dengan indah, pokok nya kalau dia samperin kamu, diam kan aja jangan respon untuknya!" Kata Eca.
"Wait, kamu jangan mutusin hubungan silaturahmi seseorang, ga baik dosa Eca!, itu sangat di benci rasulallah" Sewot Niko karena peduli.
Eca menampar pipi Eca dengan kekuatan penuh, sampai pengunjung disana melihat sedikit histeris.
"Iya-iya" Kata Niko dengan senyuman.
"Oke deal"
**
Dua bulan kemudian...
Selama dua bulan Eca KKN, Niko benar-benar menuruti keinginan Eca, bahkan indah sampai bingung dengan perubahan pada diri Niko, ketika disamperin, Niko malah menghindar. Di ajak bicara pun Niko terdiam tanpa menjawab dan merespon.
Acara KKN itu pun tersudahi dengan penuh syukur dan kegembiraan di setiap Kelompok KKN yang sudah pulang ke rumahnya masing-masing.
Niko sedang santai melihat Upin Ipin di televisi, dikejutkan oleh bau parfum Eca yang ingin pergi.
"Mau kemana?" Tanya Niko menghampiri —Menyentuh pundak gadis itu.
"Mau pergi" Jawab Eca menepis pegangan tangan Niko yang nyasar di pundaknya.
"Saya temenin" Kata Niko.
"Gak, jaga rumah!" Jawab Eca.
"Mau sama siapa?" Kata Niko.
"Sama teman-teman lah mau shopping" Ketus Eca, setelahnya dia pergi meninggalkan Niko. Dan Niko diem-dieman mengikuti dengan pakaian yang dipakainya saat ini.
Eca membeli kue ulang tahun terlebih dahulu, dia akan membuat kejutan untuk Hanif yang berulang tahun hari ini.
Setelahnya Eca akan ke kosan Hanif yang tak jauh dari toko kue itu.
Saat sudah sampai, Eca disambut siulan heboh dari cowok kos yang melihat nya. Eca menggeleng karena ini adalah hal yang wajar.
Melangkah maju ke tangga untuk menuju ke kamar Hanif di lantai dua kos nya.
Melewati anak muda yang sedang menunduk melihat laptop
"Permisi mas" Sopan Eca.
"Eh iya" Pemuda itu menoleh ke arah Eca.
"Kalau boleh tau kamar kos Hanif nomor berapa ya?" Tanya Eca.
"Nomor 21 kak lantai 3" Jawab pemuda itu.
"Oh, makasih mas"
"Baik, sama-sama"
Sampai di depan kamar kos nomor 21, Eca menghela nafas, lalu menyalakan lilin yang ada di atas kue itu —dengan rasa gugup tak karuan.
Tok Tok Tok
Eca mengetuk pintu itu, sedikit terdengar suara ribut di ranjang membuat dirinya mengerut kening.
Tok tok tok..
Kembali Eca mengetuk pintunya kembali.
"Sebentar" Sahut Hanif dari dalam.
Rasanya mendengar suara Hanif membuat hati Eca yang sedang rindu merasa berbunga-bunga.
Ceklek!
"HAPPY BIRTHDAY SAYANG" Kata Eca dengan raut wajah senyum, namun berangsur singkat ketika melihat Hanif telanjang dada dan celana pendek.
"Eh kok kamu disini?" Kata Hanif dengan panik.
Eca menggeliat dan menatap seorang Valeska sedang tertidur dengan telanjang bulat di atas ranjang nya Hanif.
BRUK!!
Kue ulang tahun tiba-tiba terjatuh dengan perasaan hancur nya Eca.
bukan om,