Follow IG othor @ersa_eysresa
Anita wanita yang memiliki paras cantik dan pekerja keras, harus rela kehilangan segalanya saat dia berurusan dengan pria bernama Jayden, seorang pengusaha sukses bertangan besi. Dia tidak segan menghancurkan orang yang berani melawannya.
Salah satunya adalah Anita yang sudah berani mengusik hatinya sejak pertemuan pertama mereka yang terjadi tanpa disengaja. Namun, dibalik sifat tangan besinya, Jayden memiliki masa lalu yang kelam yang tidak diketahui oleh siapapun. Karena dia menutupi kelemahannya itu dengan sifat arogan yang dia miliki.
Apa yang terjadi pada Anita setelah bertemu Jayden?
Dan apa rahasia di balik masa lalu Jayden?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Lapar
Jayden menghubungi penjaga rumahnya agar menyeret ketiga orang pengganggu itu keluar dari rumahnya. Dan berjalan menuju kamarnya, namun kembali langkahnya terhenti saat Fredo memanggil namanya.
"Jayden, kenapa kamu tidak menghormati kami sama sekali. Aku papamu, di istriku dan dia saudara mu. kenapa kamu begitu keras kepala? " ucap Fredo dengan suara meninggi.
"Dalam mimpi kalian. Jika ingin mendapatkan maaf dan pengakuan dari ku, temukan dulu mamaku dan berlutut di hadapan nya. Dengan begitu aku akan mengakui kalian dan memaafkan kalian. Pergilah. "
"Bawa mereka keluar dari sini, dan jangan sampai aku melihat mereka atau salah satu dari mereka datang lagi ke tempat ini. Atau kalian yang akan sku pecat. "
Setelah mengatakan itu Jayden langsung meninggalkan mereka dan menuju ke kamarnya tanpa menoleh lagi kebelakang.
"Mari silahkan, nyonya dan tuan. Jangan mempersulit kami lagi. Mohon kerja samanya. " ucap salah seorang penjaga mewakili dua orang lainnya.
"Jangan sentuh aku. Aku tidak ingin di sentuh oleh orang dari kalangan rakyat jelata seperti kalian. " Adel merasa risih saat seorang pengawal hendak membawa dia pergi.
Begitu juga dengan Laura yang enggan di paksa untuk pergi dari sana. Mereka pergi begitu saja dengan tangan kosong setelah mendapatkan penolakan mentah-mentah dari Jayden.
"Apa seperti itu sikap anakmu, mas. Kenapa dia tidak mah berubah sama sekali. Kamu papanya, dia sangat tidak sopan kepadamu. " Laura terus saja menggerutu setelah mendapati penolakan dari Jayden.
"Aku bisa apa, dia sangat terluka setelah kehilangan ibunya sejak kecil. Dan dendam itu dia bawa sampai dewasa. "
"Gara-gara wanita itu, kamu sendiri di acuhkan keluargamu. Dan memeberikan semua kekayaan itu pada Jayden. Padahal kamulah pewaris mereka. "
Seolah tidak tau diri Laura terus mengompori Fredo. Padahal semua yang terjadi pada Fredo di sebabkan oleh ulahnya. Andai dia tidak menggoda Fredo dulu sampai menikahinya maka hidup Fredo tidak akan seperti sekarang.
Pria itu pasti masih hidup nyaman dengan keluarga dan semua kekayaannya. Tanpa takut bangkrut dan miskin seperti sekarang ini.
"Diamlah Laura, jangan membuatku pusing dengan semua ocehanmu. " bentak Fredo karena dia sudah tidak tau lagi apa yang harus dilakukan saat ini.
Saat ini perusahaan sudah di ujung tanduk. Hanya menunggu waktu untuk bangkrut dan semua hilang tak tersisa. Hanya Hayden satu-satunya harapan nya untuk kembali bangkit.
"Aku harus mencari Amara, bagaimanapun caranya. Aku harus menemukannya. " gumam Fredo.
Laura yang mendengar itu langsung menoleh kearah Fredo. Dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Fredo akan mencari Laura? tidak boleh, dengan susah payah dia memisahkan suami istri itu, sekarang Fredo ingin mencarinya.
"Jangan kau lakukan itu, mas. Atau aku akan pergi meninggalkan mu bersama Adel. "
"Terserah, sekarang kamu mau pergi pun aku tidak akan melarangnya. Silahkan. Mungkin ini juga akan menjadi salah satu cara Jayden mau menerimaku lagi. Setelah kalian pergi. " kata Fredo tanpa beban sama sekali.
"Mas, tega kamu ya. kita sudah bersama selama dua puluh lima tahun. Sekarang karena masalah kecil saja kamu sudah mau meninggalkan kami. " Laura tidak Terima dengan ucapan Fredo yang begitu mudah.
"Lalu aku harus apa? menikahimu memang sebuah kesalahan Laura. Aku kehilangan semuanya setelah meninggalkan Amara dan menikahimu. Bahkan sampai sekarang orang tuaku tidak pernah memanggilku ke rumah utama. Mereka melupakanku, mereka semua meninggalkanku dan membuangku, ini semua karena kamu Laura. "
Kini Fredo baru sadar semua yang terjadi padanya adalah sebuah kesalahan. Sebuah kesalahan besar yang menghancurkan hidupnya. Dibenci anaknya dan dijauhi keluarga. Apalagi yang membuat sesuatu itu hancur selain kehilangan keluarha sendiri.
"Jadi sekarang kamu menyalahkan aku, lalu selama ini kamu kemana ? "
Perdebatan mereka berdua didengar oleh Adel yang sejak tadi hanya memperhatikan dari kursi belakang. Dia yang selama ini terbiasa hidup nyaman tidak ingin jatuh bangkrut dan hidup miskin.
"Sepertinya aku harus turun tangan. " batin Adel yang merasa muak dengan perdebatan kedua orang tuanya selama ini.
Selama ini Adel merasa tidak mendapatkan perhatian dari mama dan ayah tirinya. Mamanya selalu berfoya-foya dengan teman arisannya sedangkan ayah tirinya sibuk bekerja. Belum lagi perasaannya kepada Jayden yang selama ini bertepuk sebelah tangan.
Jangankan membalas cintanya, menoleh saja Jayden enggan. Bahkan melihat nya saja mungkin sudah membuat pria itu mual. Karena itu dia memutuskan untuk pergi ke luar negeri.
"Tunggu dulu–, " sepertinya Adek mengingat sesuatu. "Untuk siapa pakaian-pakaian itu? " gumamnya setelah mengingat sesuatu.
Di rumah Jayden,
Pria berwajah datar itu segera masuk ke dalam kamarnya dan melihat Anita yang sedang memainkan ponselnya dengan serius sampai-sampai dia tidak mendengar orang masuk ke dalam kamar.
"Apa yang kau lihat kenapa serius sekali? " tanya Jayden saat sampai di samping tempat tidurnya.
"Eh, kamu sudah selesai,apa urusanmu sudah selesai? " tanya Anita kaget sambil memegangi dadanya.
"Sudah, mengusir mereka membuatku lapar. " kata Jayden tiba-tiba.
"Tapi kamu baru selesai makan lho? "
Anita terkejut mendengar ucapan Jayden yang katanya sedang lapar, padahal beberapa waktu yang lalu mereka baru selesai sarapan.
Jayden tersenyum miring mendengar kepolosan wanita bergelar istri di depannya ini. Wanita itu benar-benar polos dan tidak berpura-pura.
"Memangnya siapa yang mau makan nasi? Aku ingin memakan yang lain. " kata Jayden dengan tersenyum miring.
Melihat senyuman licik itu kini Anita mengerti apa arti dari kata lapar yang dimaksud oleh Jayden. Dia langsung mengambil guling disampingnya dan lalu menutupi tubuh bagian depannya dengan sebuah guling.
"Apa kamu tidak bisa menunggu sampai besok? " tangan Anita mengerahkan pelukan pada guling.
"Apa aku harus meminta pendapatmu? kau istriku sekarang, jadi jangan menolakku tanpa alasan yang jelas. " kata Jayden memperingatkan istrinya itu kata Jayden penuh penekanan.
"Tapi alasanku jelas, Jayden. Itu ku masih sakit. " ucap Anita tertunduk menahan malunya mengatakan hal itu.
Jayden tersenyum dan duduk di pinggiran tempat tidur. Tangannya terulur dan mengangkat dagu Anita dengan pelan.
"Tatap aku, kau percaya padaku kan?" ucapnya yang sudah menurunkan intonasi suaranya.
Anita menatap mata tajam milik Jayden dan seolah berhasil membuatnya mengangguk tanpa sadar.
"Baguslah kalau begitu, ayo kita mulai sekarang. "
Tanpa bisa menolak lagi, Anita sudah tertidur dibawah kungkungan Jayden. Dia lalu memejamkan matanya saat Jayden mulai menjamah seluruh tubunya tanpa terkecuali.
Yang bisa di lakukan Anita saat ini adalah melayani Jayden sebaik mungkin. Karena pria itu sudah melakukan apa yang dijanjikan kepadanya untuk sang papa.
"Maaf jika pelayanan ku masih belum bisa memuaskan mu. Aku akan banyak belajar untuk bisa melayanimu lebih baik lagi. " ucap Anita sesaat setelah mereka melakukan pelepasan kedua kalinya hari ini.