"kalau udah besar nanti, kamu mau kan jadi istri aku?" tanya davian kecil (7thn) menyerahkan cincin yang ia buat dari akar pohon pada dara
"iya, aku mau" dara kecil (6thn) tersenyum memandangi jari manis nya yang sudah tersemat cincin akar buatan davian
******
"Lo sengaja ya, deketin bokap gue, buat morotin harta nya?" davian (18thn)
"kalo om Rama mau, gue sih gabisa nolak. karena secara gak langsung, om Rama itu penolong hidup gue" dara (17thn)
"ajgg!! gue gak Sudi punya nyokap tiri kayak Lo!" davian (18thn)
.......
start : 21 Des 2024
finish : ???????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyZee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cincin akar
Davian terbangun saat langit sudah gelap, entah jam berapa sekarang. Ia teringat dari pulang sekolah ia dan dara belum makan apapun
Davian memakai boxer nya lalu turun dari ranjang, mengambil ponsel untuk memesan beberapa menu makanan
Lelaki itu menoleh melihat sang gadis masih tertidur dengan tenang, davian tersenyum mengingat bagaimana pasrah nya dara saat ia menggagahi nya
Setelah cukup lama memandangi sang dara, davian berjalan menuju kamar mandi, membersihkan sisa sisa ber cinta nya tadi siang
Ting
Setelah pesanan nya sampai, davian membawa semua makanan nya ke kamar, agar dara tidak perlu turun, karna ia yakin gadis itu tidak akan sanggup untuk berjalan
Dara mengernyit saat Davian mengusap pipi nya pelan
"Makan dulu" ucap davian dengan lembut
Dara membuka matanya sayu, terlihat jelas rasa sakit dan sedih di mata nya, davian merasakan nyeri di hati nya saat dara menatap nya begitu pedih
"Mau tiduran aja? Gue suapin ya?" Davian mencoba berusaha menenangkan dara, agar dara tidak membenci nya
"Ngga" suara dara tercekat, hati nya sakit mengingat betapa kejam nya lelaki ini merusak masa depan nya
"Dikit aja, Lo belum makan apa-apa dari siang" davian kembali membujuk dara, melupakan perbuatan bejad nya pada gadis itu
Dara menggeleng, ia tidak mau apapun, ia hanya ingin pergi dari sini, pergi dari laki-laki bajingan ini
"Hhhh... Kalo Lo gamau makan, gua bakal lakuin lagi sampe pagi" terpaksa davian mengancam nya dengan cara yang sama
Agar dara mau mengisi perut nya, ia tidak ingin gadis itu jatuh sakit, apalagi setelah apa yang davian lakukan pada nya
Dengan tubuh gemetar dara mengambil sendok dari tangan davian, namun davian menepis nya, ia ingin menyuapi gadis itu
Setelah makan, dara kembali tidur, davian membiarkan nya, yang penting gadis itu sudah makan, pikirnya. davian pun kembali merebahkan diri di samping dara
_______
Pukul 07:00
Davian yang sudah siap dengan seragam nya, memandangi dara yang masih terlelap di atas ranjang
Ia tidak tega untuk membangun kan nya, jadi davian akan membuat kan surat ijin sakit untuk gadis itu
Setelah membuat beberapa potong Sandwich dan segelas susu, davian menaruh sticky notes di samping Sandwich nya
gue sekolah dulu ya, Lo istirahat aja..
gue udah bikin ijin buat Lo..
Brummmm
Davian memarkirkan motor di samping teman-temannya, ia membuka helm nya lalu tersenyum pada anggota laffing yang sudah menunggu nya
"Wuidihh... Dapet janda mana Lo?" Davian tergelak mendengar celetukan Rio yang di buat heran ketika davian tersenyum begitu lebar pada mereka, mengingat hal itu sangat jarang terjadi
"Sa ae Lo" davian mengabaikan ledekan dari beberapa teman nya
"Dara mana?" Senyum davian lenyap saat Reyhan menanyakan dara pada nya
"Ga masuk" jawab nya cuek
"Kenapa?" Mata Reyhan menyipit saat davian mengedikkan bahu nya acuh
....
Davian tidak fokus sama sekali pada pelajaran hari ini, pikiran nya terus melayang pada dara, sedang apa, dan bagaimana keadaan nya
Hingga bel pulang berbunyi, davian bergegas pulang, sebelum nya ia mampir dulu ke apotek untuk membeli obat pereda nyeri dan salep untuk alat vital
Davian juga membeli beberapa cemilan kesukaan dara, berharap gadis itu akan memaafkan perbuatan nya
Dengan senyum yang terus mengembang, davian berjalan masuk ke rumah nya
Ia hendak menaiki tangga menuju kamar, namun langkah nya terhenti saat melihat Sandwich yang ia buat masih utuh di atas meja makan
"Belum bangun ya?" Davian bergumam sebelum akhirnya melanjutkan langkah menuju kamar
Ceklek
"Ra... Gue pulang"
Kosong, tidak ada siapapun di dalam kamar nya, ia melihat kamar mandi, tidak ada juga
Davian berlari menuju kamar gadis itu,
"Dara?" Tidak ada juga, panik mulai menghampiri nya
"DARAAAA?!!!!" teriak nya di setiap penjuru rumah
"DARAAA LO DIMANAA???!!!!"
................... satu bulan kemudian
Sudah satu bulan dara menghilang, satu bulan pula davian selalu mencari nya, hingga davian mengabaikan sekolah nya, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis itu
Davian mengepulkan asap dari bibir nya, di dalam kamar dengan beberapa botol berserakan
Brakkk
Davian menoleh saat seseorang membanting pintu kamar nya
"Davian?"
"Papa?"
"Kamu kenapa dav?" Tanya Rama saat melihat putra nya begitu berantakan
"Papa ko pulang cepet, bukannya papa pulang akhir taun ya?" Davian kembali menghisap rokok nya mengabaikan pertanyaan Rama
"Papa juga tidak tau, tiba-tiba aja papa pengen pulang.. pengen ketemu dara.. dara mana?" Tanya Rama begitu antusias saat teringat dara
"Hhhh... Ngapain sih papa nanyain anak pungut gatau diri itu?" Davian terkekeh saat dengan susah payah nya ia melupakan dara, namun dengan enteng nya Rama kembali mengingat kan presensi gadis itu
"Maksud kamu apa Davi? Dara mana? Papa bawa oleh-oleh banyak buat dia..." Bukan nya menjawab, davian malah tertawa sinis membuat Rama semakin bingung dengan putra nya
"Kenapa sih? papa perhatian banget sama dia?! Yang anak nya papa itu AKU APA DIA?!" Teriak Davi kembali frustasi setiap mengingat gadis itu,
davian meremas rambut nya kuat berharap semua bayangan gadis itu menghilang dari kepala nya
"Davi? Dengerin papa nak.." merasa putra nya sedang tidak baik-baik saja, Rama mendekat menyentuh kedua bahu putra nya
"Dengerin papa baik-baik.. anak papa, itu cuma kamu.. satu-satunya yang papa punya cuma davi.. tapi, kalau saja waktu itu tidak ada Saptaji, ayah nya dara.." davian mendongak menatap mata Rama yang memerah menahan tangis
flashback on, Bandung 09 Januari 2007
"TOLONG!!!! SIAPAPUN TOLONG!!! ADA ANAK TENGGELAM!!! TOLONG!!!" Teriak pria setengah baya di pinggir danau, tengah berjalan terseok dengan anak laki-laki dalam pangkuan nya yang tidak sadarkan diri
Beberapa orang disana menghampiri kedua nya, terutama sepasang suami istri yang merasa kehilangan putra nya
"DAVIIIIII!!!!" teriak salah satu dari mereka yang tengah melihat nya
"DAVI BANGUN!!! INI MAMAH NAK, BANGUN DAVI!!" Sinta begitu histeris melihat seluruh tubuh putra nya sudah membiru
Saat itu Rama dan Sinta sedang memulai bisnis baru nya di daerah bandung, mereka terlalu fokus pada klien nya hingga tidak sadar jika davian sudah hilang dari jangkauan nya
Saat tersadar Rama dan Sinta bergegas mencari ke setiap sudut di daerah sana, hingga teriakan seseorang menarik atensi mereka untuk melihat ke arah nya
Mata keduanya membulat kala melihat davian dalam gendongan seorang pria seusia Rama dengan tubuh yang basah kuyup,
Dengan terseok pria itu membawa davian kecil ke tempat yang cukup ramai
"PAH DAVI PAH!!!" Sinta semakin histeris saat nafas putra nya sudah tidak ada
"Maaf, pak, di depan rumah saya ada klinik, namun jalan ke rumah saya cukup jauh jika menggunakan mobil.. jika berkenan, ijinkan saya membawa putra bapak melewati jalan kecil ini" tutur saptaji seraya menunjuk jalan kecil di dekat mereka
"Tapi bagaimana saya..."
"Sebagai gantinya, saya menitipkan putri saya pada kalian.." Saptaji mengarahkan dara kecil pada Rama dan Sinta
"Dara, ayah pergi dulu, dara jangan nakal sama om dan Tante ya.." dara kecil mengangguk, setelah nya Saptaji menggendong davian dan berlari melewati jalan kecil menuju rumah nya
.....
Dara kecil terdiam melihat beberapa makanan enak di hadapan nya
"Dara ngga suka makanan nya?" Tanya Sinta saat dara tidak menyentuh makanan nya sedikit pun
"Dara mau nunggu ayah dulu Tante.." sahut dara kecil tersenyum pada Sinta
sinta Menoleh menatap Rama yang juga mendengar ucapan dara kecil
Sinta mengusap lembut rambut dara, penuh kasih sayang, andai jika memang davian tidak selamat, Sinta tidak akan menyalahkan Saptaji, karna itu semua mungkin sudah takdir nya
"Ayah.." dara kecil memekik saat melihat sang ayah sedang berlari ke arah nya
Rama dan Sinta menghampiri Saptaji dengan menuntun dara, menunggu kabar baik dan buruk dari Saptaji
Saptaji tersenyum dengan nafas tersenggal ia menggendong putrinya
"Mari pak, Bu.. saya antar kerumah, putra kalian sudah menunggu di rumah kami.." Sinta kembali menangis di pelukan Rama saat mendengar penuturan Saptaji
...
Kini mereka sudah berada di rumah Saptaji, ia hanya tinggal bersama dara kecil, karna istrinya sudah meninggal satu bulan setelah melahirkan dara
Davian dan dara tengah bermain berdua, di halaman rumah nya
"Dara, kalau udah besar nanti, kamu mau ngga jadi istri aku?" Tanya davian kecil yang tengah membuat cincin dari akar pohon
"Iya, aku mau" dara kecil tersenyum melihat Davi memakaikan cincin buatan itu ke jari manis nya
flashback off
Nexxtt???