Aluna mencintai Erik pada pandangan pertama. Pada pria yang berprofesi sebagai asisten pribadi kakak iparnya tanpa peduli pria itu sudah memiliki seorang tunangan. Terlebih tunangan Erik adalah wanita yang telah menjadi orang ketiga dalam hubungannya dengan mantan tunangannya dulu yang bernama, Nick.
Rasa cinta dan dendam yang dirasakan Aluna, membuat wanita itu bertekad untuk merebut Erik.
Dengan kecerdikan dan sifat manipulatifnya ia berhasil merebut Erik, dan menjadikan pria itu sebagai suami sekaligus asisten pribadinya.
Bagaimana kisah rumah tangga Aluna dan Erik? Apakah akan berlangsung selamanya ataukah kandas?
Erik yang masih mencintai tunangannya, akankah bertekuk lutut pada Aluna? Atau sebaliknya, Aluna akan lelah berjuang dan melepaskan Erik?
Follow
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Agatha..."
Aluna langsung membalik badan saat melihat wanita itu memeluk suaminya. Layaknya seorang pencuri yang sedang ketahuan mencuri, ia tak berani menatap pada keduanya.
"Kenapa aku bersembunyi?" tanyanya pada diri sendiri saat menyadari kebodohan yang dilakukannya.
Memang Aluna akui telah merebut Erik. Tapi bukankah dulu Agatha juga merebut Nick, sampai membuat pernikahan impiannya hancur berantakan, jadi untuk apa Aluna merasa takut? Terlebih statusnya kini seorang istri sah dari Erik Cokordinata.
Dengan memberanikan diri, Aluna kembali menatap pada Agatha yang masih berpelukan dengan Erik. Sementara Erik terlihat tengah menikmati pelukan tersebut seakan melupakan keberadaannya.
"Lepaskan!"
Aluna menarik Agatha. Menghempaskan wanita itu dengan kasar agar menjauh dari suaminya.
"Hei, apa yang kau—" Agatha terdiam saat menyadari sosok wanita yang berdiri dihadapannya. Sosok yang sudah bersikap kasar itu tidak lain dan tidak bukan Aluna Ricardo.
"Dengar Agatha, jangan pernah..."
Perkataan Aluna menghilang di udara, bersamaan dengan sebuah tangan yang membekap mulutnya dari belakang. Terlebih saat tubuhnya dibawa paksa keluar dari hotel, lalu dimasukkan ke dalam mobil.
"Erik..."
"Diam!" ucap Erik dengan tegas. "Kau, cepat bawa Nona mu pergi!" perintahnya pada sang supir.
Revano menggelengkan kepala dengan tegas. "Maaf, Anda bukan majikanku. Jadi tidak berhak..." Mulutnya langsung mengatup rapat saat melihat lembaran uang berwarna merah yang diberikan Erik. "Siap laksanakan, Tuan."
"What?" pekik Aluna dengan terkejut.
Apalagi saat pintu mobil di tutup bersamaan dengan melajunya kendaraan roda empat miliknya.
"Nono...!" bentak Aluna dengan sangat emosi.
Bagaimana tidak emosi saat ia merasa supirnya begitu setia, tapi didetik berikutnya justru berkhianat hanya karena beberapa lembar uang.
"Berani sekali kau, mau cari mati rupanya!"
Rasanya Aluna ingin sekali mencekik Revano saat ini juga, mengingat banyaknya kesalahan yang dilakukan pria itu. Sudah berkhianat dengan membocorkan rahasia pada Alana, Alena, dan Alona. Sekarang supirnya itu justru kembali berkhianat dengan menuruti perintah Erik.
"Nona jangan marah dulu." Revano menginjak pedal rem saat melihat Erik masuk kedalam hotel dari kaca spion. "Kalau ingin kembali, aku akan memundurkan mobilnya."
Karena yang terpenting ia sudah menjalankan tugas dari Erik dengan membawa Nona Aluna pergi, meskipun masih berada di kawasan hotel. Yang penting judulnya pergi bukan?
Sungguh pekerjaan yang sangat mudah dengan bayaran yang lumayan besar. Dan yang paling utama, Erik tidak mengkhianati Nona Aluna. Seperti pribahasa yang mengatakan sekali dayung dua tiga pulau terlampaui yang artinya cari saja di google.
"Kau..."
Aluna benar-benar merealisasikan keinginan hatinya dengan mencekik Revano.
"Kembalikan semua uang tadi!"
Revano reflek menggelengkan kepalanya.
"Kembalikan!" perintah Aluna sembari menggeledah pada saku kemeja supirnya.
"Jangan Nona, uang itu milikku."
Revano menatap nanar uang pemberian Erik yang kini sudah berpindah tangan.
"Uang ini sebagai ganti rugi atas pengkhianatan mu."
"Pengkhianatan?"
"Kau jangan berpura-pura bodoh! Bukankah kau yang sudah memberitahu pada ketiga saudara ku tentang penjebakan Erik?"
Gleg.
Dengan susah payah Revano menelan salivanya. Teringat dengan kesalahan yang sudah diperbuatnya hanya karena bujuk rayu Nona Alona. Ah, wanita cantik itu selalu saja bisa membuatnya tak berkutik hanya dengan sebuah senyuman manis.
"Bahkan hukuman ini tidak sebanding dengan perbuatanmu yang sudah membuat telinga ku panas dengan segala makian ketiga kembaranku. Seharusnya aku menghukum mu —"
"Itu Tuan Erik!"
Revano menatap kebelakang dengan perasaan lega saat melihat suami majikannya. Karena itu artinya ia akan terbebas dari hukuman Nona nya.
Aluna pun ikut menatap kebelakang. Melihat dengan kedua matanya sendiri, bagaimana Erik membukakan pintu mobil untuk Agatha.
"Dasar ******!" umpatnya dengan kesal.
"Sekarang bagaimana, Nona? Kita ikuti atau tidak?"
"Tentu saja, cepat ikuti mereka!"
'Baik Nona, "
Dengan sigap Revano melaksanakan perintah Aluna. Berharap wanita itu akan mengembalikan uangnya setelah ia menjalankan tugasnya dengan benar.