Alettha gadis 16 tahun yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA itu nampak diam termenung, wajah cantiknya masih terlihat kesedihan yang mendalam.
Kehilangan Ayahnya membuat gadis itu begitu frustasi dan begitu sedih, belum lagi semua aset kekayaan ayahnya kini sudah di ambil alih oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.
Alettha Kinaya Ayu, harus meneruskan hidup nya berapa dengan ibu tiri dan kakak tiri nya yang kurang menyukai nya itu, entah apa yang akan terjadi pada gadis malang itu.
Yuk mampir di cerita pertama ku semoga kalian suka❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lembayung Senjaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rindu Terpendam
Arkha terdiam mendengar setiap kata yang di katakan Alettha pada gundukan tanah bernisan nama itu.
" Seberat itu hidup mu Alettha, pantas jika kamu menolak menjadi adik ku dan menyelesaikan sekolah mu." Batin Arkha.
" Papa tahu, Ale keluar dari rumah kita yang mewah rumah yang penuh dengan kebahagiaan dan kenangan kita sama mama. Ale janji Ale akan ambil lagi rumah itu dari mereka pa.."
Sudah hampir 1 jam mereka di sana.
Arkha hanya diam melihat bagaimana gadis itu menceritakan semua keluh kesah rasa sakit dan penderitaan nya selama ini, air matanya mengalir deras membasahi tanah kuburan itu.
" Ale udah selesai pa ma, Ale Sampek lupa kalau Ale kesini gak sendiri. Ale bawa temen pa ma dia baik dia selalu memperlakukan Ale seperti papa dulu, penuh dengan kasih sayang dan lembut."
Alettha berbalik menatap Arkha dan menarik tangan pemuda itu.
" Ini kak Arkha pa, dia temen baru Alettha . Dia baik Lo lah gak pernah marah dia selalu tersenyum manis dan selalu membuat Alettha seperti sedang berhadapan dengan papa."
Arkha terdiam mendengar ucapan Alettha tentang dirinya.
" Saya Arkhana om Tante, kalian tenang saja tentang Alettha semua akan saya hendel dengan baik. Saya akan menggantikan posisi om dan tente menjadi anak gadis kalian ini. " Ucap Arkha dengan senyuman dan tawa lembut nya.
Tutur kata Arkha yang seperti itu yang membuat Alettha benar benar nyaman bersama nya, meskipun hanya berbicara dengan gundukan tanah kering tapi Arkha tahu cari nya membuat hati Alettha bahagia.
Gadis itu tertawa geli melihat tingkah konyol Arkha.
" Terima kasih kak, untuk semua nya." Alettha dan Arkha saling tatap seolah-olah sedang saling menguatkan jika hari esok tak lah seburuk hari kemarin.
" Biar kamu gak sedih lagi gimana kalau kita jalan jalan sekitar sini, melihat rumah mu mungkin atau ke tempat yang biasa nya kamu datangi?."
Alettha mengganguk dan mereka segera berdiri menatap sekali lagi makan kedua orang tua Alettha sebelum mereka pergi.
" Ale pergi, jika ada waktu senggang Ale akan datang kesini lagi." Ucap nya sebelum pergi.
Mereka berjalan menjauh dari pemakaman menuju motor Arkha yang masih terparkir di sana.
" Jadi mau ke mana kita?". Ucap Arkha saat mereka sudah siap di atas motor .
" Melihat rumah lama ku saja kak, setelah itu ke taman sekolah dan makan bakso di tempat langganan ku gimana ?."
" Boleh deh, kek nya seru.."
Mereka berangkat menuju rumah lama Alettha yang jaraknya tak begitu jauh dari pemakaman itu. Jam sudah menunjukkan pukul 14,30 sore, jalanan nampak begitu ramai di jalanan.
Mereka mulai masuk di area kompleks yang cukup elite melihat deretan rumah rumah mewah yang berdiri kokoh di sana. Alettha memberitahu Arkha di mana rumah nya berada.
" Di sana.." Gumam Alettha melihat rumah nya yang sudah tidak terawat itu.
Arkha melihat rumah berlantai 2 yang tak lebih besar dari rumah nya namun di sanaa pasti jauh lebih banyak kenangan indah dan juga kebersamaan, sedangkan Alettha menatap sedih sekilas rumah itu.
Arkha tidak mengentikan motornya dia tetap berjalan karena jika berhenti pun hanya akan membuka luka lama untuk Alettha, pemuda itu berjalan keluar dari kompleks itu.
" Kamu gak papa kan, apa kita pulang aja?." Seru Arkha.
" Gak kak, kita lanjut aja ke taman. Di sana aku bisa biasanya menghabiskan waktu bersama papa dn teman teman ku dulu."
Arkha mengikuti petunjuk arah dari Alettha menuju taman di dekat komplek itu.
" Mau berhenti atau langsung saja?." Seru Arkha melihat keadaan taman yang cukup ramai.
Di sana teman teman Alettha sedang duduk santai dan bercanda gurau tanpa beban.
" Lanjut aja kak." Seru Alettha saat Arkha menghentikan motornya.
Gadis itu memeluk pinggang Arkha dan membuang muka nya saat diantara teman-teman ada yang melihat keberadaan. Arkha yang terkejut kemudian langsung menjalankan motornya meninggalkan taman.
Cukup jauh mereka pergi sedang kan Alettha masih nyaman bersandar di bahu Arkha dalam diam dengan ingatan ingatan yang berputar di otak nya, Arkha hanya diam mengikuti arah motor nya yang terus berjalan .
" Terlalu berat kah melihat masa lalu dan kenapa aku menyukai suasana ini saat Alettha memeluk ku dengan erat dan bersandar nyaman di bahu ku, oh Tuhan apa ini indahnya jatuh cinta ." Batin Arkha.
Air matanya kembali menetes saat melihat teman teman nya yang dia tinggalkan tanpa salam perpisahan dan kenangan indah.
" Semoga suatu saat nanti, kita bisa bertemu dengan versi terbaik aku dan kalian semua ya guys." Batin Alettha.
***
Di taman
" Gue kok ngerasa kalau ada Ale di sini?." Gumam salsa sahabat dekat Alettha.
Mereka ber5 menatap ke arah mata Salsa di mana ada seorang pengendara motor dengan helm yang menutupi wajah mereka.
" Ngaco Lo sal, kalau bener itu Ale dia pasti datang dan nyamperin kita. Dia harus tahu bagaimana susah nya kita mencari keberadaan nya selama ini." Ucap Angel kesal.
" Iya, Ale harus tahu itu. Meski entah kapan kita bisa bertemu sama dia lagi gue kangen banget sama Alettha, di mana dia sekarang sama siapa apa dia melanjutkan sekolah nya atau tidak?."
" Iya mama tiri jahat begitu sama dia, gimana kalau hidup nya menderita dan susah. Harusnya kita sebagai sahabat bisa nolongin dia setidaknya meringankan beban nya.".
Mereka saling melepaskan emosi mereka tentang sahabat nya yang hampir 4 bulan hilang dan mereka sudah berusaha mencari nya namun masih belum ketemu, rasa sedih rindu semua nya campur aduk mengingat bagaimana persahabatan mereka yang begitu indah.
Mereka saling berpelukan bertukar keinginan untuk terus dan bisa menemukan sahabat nya itu entah bagaimana pun caranya, Alettha memiliki tempat yang benar benar istimewa di hati para sahabatnya.
" Kita harus tetap berusaha untuk menemukan Alettha bagaimana pun cara nya guys, gue yakin Alettha pasti masih di sekitar sini gak mungkin dia ke luar kota."
" Lo bener dan pasti Alettha ke makam orang tuanya, mungkin saja sekarang atau esok kan?."
Mereka bergegas meninggalkan taman dan masuk kedalam mobil menuju makam kedua orang tua Alettha, tanpa mereka sadari Alettha baru saja dari sana dan berada begitu dekat dengan mereka.
Gadis itu terlalu malu dan naif untuk datang dan melihat para sahabatnya yang masih menggangap keberadaan nya dan berusaha mencari nya, Alettha terlalu takut jika mereka menjauhinya dan membenci keadaan nya sekarang.
Alettha lebih memilih pergi dan menahan perasaan nya sendiri, menjauh dan pergi dari sahabat nya yang dengan tulus menyayangi dirinya dan menunggu kedatangan nya.