Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
"Elenio, lo bawa bekal gak nih?" tanya Nora membalikan badannya. Bahkan cewe itu sudah berdiri saat ini.
"Bekal? Kaya anak TK aja! Ngga lah," balas Elenio
Nora mendengus. "Ya udah sekarang lo mau ikut nyari makan siang gak nih?" tanyanya lagi
Ngomong-ngomong ini sudah istirahat kedua. Waktunya makan siang dan sholat dhuhur.
Elenio melirik Brian. "Ikut gak lo?" tanyanya
Brian mengangguk. "Ya udah ayo, ada lo ini," jawabnya
Elenio mendadak perhatin. "Kasian banget lo, selama ini sendirian ya? Mana gak punya teman duduk,"
Brian mendengus. "Gue mah sama siapa aja juga bisa kali, ini mah karena lo diajakin cewe aja, makanya gue ikut nemenin lo, biar lo gak dikatain banci," balasnya mengejek diakhir
Elenio mendelik. "Enak aja gue dikatain banci! Ya udah lah yuk!" balasnya lalu berdiri dan diikuti Brian
Nora dan Zanna keluar kelas duluan dengan diikuti Elenio dan juga Brian.
"Sholat dulu lah ya, biar tenang," ucap Zanna menoleh ke empatnya
"Asekkk ustadzah Zannaaaa," goda Elenio
Zanna mendengus. "Gak usah mancing lo!"
Elenio menyengir. "Ampun nyai, hahaha," balasnya tergelak, yang seketika menyalur pada Brian.
Nora geleng-geleng kepala. "Orang tuh diingetin sholat bukanya bersyukur malah ngeledek, ati-ati neraka panas lohhhh," ucapnya
Brian seketika mendelik. "Heh! Yang bener kalau ngomong, calon penghuni surga nih!"
......................
Setelah menyelesaikan kewajiban sebagai umat muslim, ke empatnya kini sudah berada di warung deretan bawah, di sampingnya warung yang tadi pagi Elenio dan Zanna kunjungi. Warung ini sedikit lebih luas dan terbuka dari warung tadi. Dan kebanyakan anak cowo di sini. Brian memilih di sini karena di warung deretan atas itu ramai dengan anak cewe.
Nora tidak protes, cewe itu cukup friendly dan mudah bergaul dengan cowo. Zanna sudah jelas hanya ngikut saja, meski jujur saja dia agak risih.
Warung ini ada 2 tempat, satu bagian pemilik warung dan berbagai jualannya, satunya lagi tempat untuk makan. Keempatnya mulai memesan makanan (mie instan) dan es teh.
Baru juga memasuki tempat makan, Elenio sudah mendapat sambutan.
"Wehh Len! Sini-sini!" Itu seruan dari Gara, Seniornya yang tadi pagi. Tentunya Gara bersama tiga yang lainnya.
Elenio tampak menyunggingkan senyumnya, dia pun berjalan menuju ke empatnya lalu bertos ala cowo dengan mereka. Brian dan Nora tampak kebingungan melihat kedekatan mereka, namun melihat Zanna yang santai-santai saja bergabung dengan mereka, Brian dan Nora pun ikut bergabung.
"Wehhh senior, udah di sini aja!" sapa Elenio
"Yoiii biar gak keduluan yang lain," balas Deon
"Emang lo daritadi kemana baru ke sini?" tanya Mars penasaran. Pasalnya baru masuk saja Elenio sudah membolos, yakali waktu istirahat belum keluar, harusnya malah udah di warung bahkan sebelum bel, seperti dia dan komplotannya.
"Sholat dulu lah gue, nyari surga!" balas Elenio tersenyum pongah
Diam-diam Zanna mencibir Elenio. Tadi saja menggoda dirinya, lihatlah sekarang malah pamer.
"Wooo alim banget yah berandal satu ini," sindir Rival
"Astaghfirullah gak boleh gitu, sebagai umat muslim yang mengharap ridhonya kita harus menjal-"
"Alahhh diem lo Len! Di sini bukan tempat buat ceramah! Bisa-bisa gue usulin lo entar buat ngisi ceramah abis jumatan" sela Gara jengah
Elenio seketika tergelak mendengarnya.