Almahyra melahirkan seorang diri tanpa di temani oleh sang suami yang sedang lembur dengan pekerjaan nya,sedangkan sang mertua sangat tidak menyukai sang menantu,bagaimana kisah hidup nya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Rohmani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24.KABAR DUKA.
Kabar mengenai meledak nya mobil Maria telah sampai k telinga Pak Martin dan Bu Tara,mendengar anak nya meninggal terpanggang hidup-hidup di mobil membuat Bu Tara jatuh pingsan.Sedangkan Pak Martin sendiri merasa terpukul mendengar kabar tersebut,bukan ini yang beliau ingin kan.
Pak Martin hanya ingin Maria belajar bertanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat.Pak Martin hanya ingin Maria berubah menjadi wanita yang baik dan tidak berbuat sesuka hati nya.
Gaza dan Almahyra datang berkunjung ke tempat tinggal Pak Martin dan Bu Tara,mereka berdua berniat untuk turut berbela sungkawa dan bermaksud untuk menghibur Pak Martin dan Bu Tara.Namun sesampai nya di sana Bu Tara yang melihat Gaza dan Almahyra tiba-tiba hati nya menjadi meradang.
"Mau apa kalian datang kemari,apa kalian belum puas hah!!!ucap Bu Tara dengan ketus.
"Dan kamu,gara-gara kamu anaku mati!!!".Teriak Bu Tara sambil menunjuk muka Almahyra dengan jari nya.
Almahyra yang di tuduh sebagian penyebab kematian Maria tentu merasa geram.
"Maaf tante,tapi Maria meninggal karena memang sudah takdir nya.dan bukan karena saya.kalau saja Maria tidak menculik saya,mungkin kejadian nya nggak akan seperti ini?!."ucapan Almahyra dengan tenang.
Mendengar ucapan Almahyra,Bu Tara menjadi berang"Dasar kau kurang ajar!!!,berani kau menyangkal nya,kenyataan nya kalau bukan karena kau,anaku nggak akan mati!!!."
"Apa yang di ucapkan oleh istriku benar tante,jadi salah tempat kalau tante menyalahkan kan istriku atas musibah yang menimpa Maria,karena dia sendiri yang menandakan mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi."Tukas Gaza yang tak terima istri nya di salahkan.
Pak Martin yang melihat perdebatan Gaza dengan istri nya tentu saja membuat nya pusing dan merasa malu dengan tingkah istri nya tersebut.
"Mama cukup!!,Jangan di teruskan lagi.kita masih berduka nggak baik kita bertengkar dan saling menyalahkan di saat situasi masih seperti ini."Ujar Pak Martin mencoba menenangkan Bu Tara.
"Tapi pah...,"belum selesai bu Tar berucap namun sudah dipotong oleh Pak Martin.
"cukup ma,cukup,udah cukup.Maria jadi begini karena salah kita yang gagal mendidik nya sehingga dia menjadi pribadi yang egois dan mau menang sendiri."Ucap Pak Martin sambil memijat pangkal hidung nya.
"O ya,Gaza. apakah kau sudah menghubungi polisi?."Tanya pak Martin lagi.
"Sudah om,saat ini kecelakaan yang menimpa Maria sedang di usut oleh petugas kepolisian."Ujar Gaza sembari menatap pak Martin,sedangkan pak Martin hanya menganggukan kepala nya.
"Lalu kapan akan diadakan acara tahlil untuk Maria om?Tanya Gaza kembali.
"Setelah semua urusan dengan polisi selesai baru di adakan tahlil."Ucap Pak Martin dan Gaza pun setuju saja.
'Ya sudah kalau begitu,kami pamit pulang dulu.jika om butuh apa-apa jangan sungkan hubungi Gaza."Ucap Gaza yang kemudian berpamitan dan di susul oleh Almahyra pergi meninggalkan kediaman Pak Martin.
"Pergilah,nggak usah kembali kemari!!,Ucap Bu Tara ketus.
Gaza dan Almahyra tak menghiraukan ucapan Bu Tara,karena mereka paham saat ini hati Bu Tara sedang berduka atas kepergian Maria.
Pak Martin hanya bisa menghela nafas melihat sikap sang istri,tak seharus nya Bu Tara menyalahkan mereka atas musibah yang di alami Maria.
sementara itu Gaza dan Almahyra yang sudah jauh meninggalkan kediaman pak Martin pun mampir ke sebuah restoran untuk makan siang karena sedari pagi mereka belum makan.sembari menunggu makanan yang sudah di pesan mereka pun membicarakan soal kecelakaan Maria.
"Gimana mas,apa sudah ada kabar dari polisi lalu apakah jasad Maria juga sudah di temukan."Tanya Almahyra penasaran.
"sampai saat ini polisi belum memberikan kabar tentang hasil penyelidikan mereka,dan untuk jenazah maria mas pikir itu hal yang mustahil jika jasad Maria tetap utuh,jika dilihat dari ledakan nya kemungkinan besar jasad maria ikut terbakar."Mendengar ucapan Gaza,Almahyra merasa ngeri dan merinding tak bisa dibayangkan jika diri nya yang mengalami kejadian tersebut.
"aku kasihan deh mas sama om Martin dan tante Tara,mereka harus kehilangan putri mereka.mana anak satu-satu Nya pula."
"sudahlah,tak usah kau fikirkan kita cukup doakan saja semoga mereka bisa tabah dan kuat."
"Aamin."
"Sudahlah makan dulu,setelah ini kita pulang kasihan Mawar jika di tinggal terlalu lama."Ucap Gaza,mereka pun segera menghabiskan makan mereka berdua dan beranjak pulang.
"Gaza,bagaimana keadaan tante Tara?.Apa dia baik-baik saja,mama khawatir pada nya?."Tanya Bu Maya kepada Gaza dan Almahyra yang baru saja sampai di rumahnya.
"Begitulah ma,tante Tara histeris dan sempat pingsan tadi.Bahkan tadi juga sempat menyalahkan istriku atas kematian Maria."Ucap Gaza setelah duduk disamping Bu Maya.
Bu Maya menarik nafas pelan dan di hembuskanya secara perlahan seolah merasakan beban berat di pundak nya.
"Mama bisa maklum jika tante Tara bisa bersikap seperti itu.Orang tua mana yang rela kehilangan anak nya apa lagi dengan cara yang sangat tragis seperti itu,pasti hati nya sangat hancur."Ujar Bu Maya sambil melirik Gaza dan Almahyra.
"Dan kamu Al,mama harap apapun yang tante Tara ucap kan jangan kau masukan kedalam hati.Kita cukup mendoakan saja semoga tante Tara di beri ke tabahan."Ucap Bu Maya yang kemudian meraih tangan Almahyra seraya memberikan dukungan untuk nya.
"Iya ma,Almahyra mengerti dan faham dengan sikap tante Tara kok."Bu Maya hanya tersenyum dan mengangguk.
"Ya sudah mending sekarang kalian masuk kamar dan istirahat,mama yakin tenaga kalian terkuras karena menghadapi masalah yang bertubi-tubi."Ujar Bu Maya,segera Gaza dan Almahyra masuk kekamar mereka untuk membersihkan diri dan berganti pakaian dan beristirahat sejenak sebelum melihat Mawar anak mereka.
"Mas mending sekarang mas mandi dulu setelah itu gantian."segera Gaza mengambil handuk dan mulai membersihkan diri,10 menit kemudian Gaza pun selesai dengan ritual mandi nya dan bergegas gantian dengan Almahyra yang mandi membersihkan diri.Setelah dirasa cukup bersih Almahyra bergegas keluar dan berganti pakaian.setelah semua selesai Alm ah ya pun segera menyusul sang suami yang sudah tertidur lebih dulu,Ditatap nya sangat suami dengan intens dalam hati Almahyra bersyukur karena mempunyai suami yang sangat mencintai nya dan selalu ada untuk nya di saat-saat tersulit nya dan tak pernah berfikir untuk meninggalkanya,hanya ucapan terima kasih yang bisa Almahyra ucapkan dan juga dalam hati berjanji akan selalu setia sampai maut memisahkan.