Maha Rani Larasati rela menikah dengan Daniel Nur Indra seorang duda ber anak satu tapi jauh dari kata bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trisubarti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 19
Malam yang sunyi terasa sepi melengkapi kegundahan hati Daniel.
Daniel kini benar-benar sendiri. Ia menyugar rambutnya dan memijit pelipisnya.
Tidak ada Istri, tidak ada anak, semua menjauh darinya.
Daniel kini merasa terpukul setelah Istri yang ia cintai telah pergi meninggalkan rumah. Daniel menghapus air matanya berkali-kali.
Daniel menyadari alasan istri meninggalkan dirinya dari rumah bukan hanya karena KDRT. Ada alasan lain yang bersifat prinsipil dan sikapnya yang bisa memicu istrinya pergi.
Daniel baru menyadari ada hak-hak istri yang harus di penuhi agar pernikahannya tetap langgeng.
Ia selalu ingin menang sendiri. Ia sadar kekerasan rumah tangga tidak hanya fisik tapi juga secara mental.
Daniel membuka buku diary Rani dari tiga bulan terahir.
*****
Terkadang hal yang terbaik yang bisa aku lakukan untuk seseorang yang aku cintai adalah melepaskan. Dan berdoa yang terbaik untuk dirinya.
Kini hidupku gelap sekali di rumah ini, tidak ada sepercik cahaya di sekelilingku. Karena cahaya berasal dari dirimu kamu tidak bisa melihatnya hanya orang lain yang bisa.
Aku mengaku sayang di mimpiku, kamu menyentuh wajahku dan bertanya padaku, apakah ingin mencobanya denganku? lalu aku menjawab tidak! aku menghancurkan jiwaku saat ingin memperbaiki hidup berdampingan denganmu.
Dengan mudahnya dengan kata kasar kamu menorehkan luka di hatiku. Walaupun mengucap kata maaf, tapi mengulang dan terùs mengulang kembali.
Jika aku masih tetap disini, ini akan membunuhku dan akan mati sia-sia.
*****
Raniii...hu huuu..maafkan aku...
Daniel telungkup di meja belajar air matanya membasahi buku diary Rani.
Kembalilah padaku sayang agar bisa memperbaiki diriku.
Daniel kembali ketempat tidur malam ini memutuskan untuk tidur di sini. Selama dua minggu Daniel tidak bisa menemani istrinya tidur.
*****
Malam berlalu Pagi pun tiba. Rani menyibak gorden jendela kamarnya. Rani berjalan menuju balkon matahari bersinar cerah.
Inilah awal ia akan menjalani kehidupan yang baru, semangat yang baru, dan akan merintis usaha yang baru. Ia akan buktikan bahwa dirinya bukan wanita yang lemah.
Wanita diciptakan bukan untuk di hina dan juga bukan untuk disakiti.
Cinta tidak harus memiliki tapi ada saatnya harus mengalah. Biar bagaimana bahagia harus di cari.
Hidup adalah perjuangan untuk mendapatkan apa yang di inginkan. Anggap saja pernikahannya dengan Daniel. Adalah bagian dari perjuangan untuk menjadi sukses.
Pengalaman adalah guru terbaik untuk dirinya.
Dalam waktu dekat Rani akan pulang dan menceritakan semua dengan keluarga di kampung. Pernikahan yang mereka anggap indah karena Rani tidak pernah menceritakan apa yang ia rasakan kepada siapapun.
Rani berjalan menuju kamar mandi akan bersiap pergi menemui ibu Kokom. Bu Kokom yang akan ia jadikan rekan bisnisnya.
****
Di salah satu rumah yang merah, setelah adzan subuh. Sayup-sayup terdengar seorang pemuda melantunkan bait-bait Alquran. Ia adalah Bambang Wibisono.
Bambang Wibisono Ia mengelola Bengkel dan Showroom mobil bekas peninggalan almarhum Ayahnya Wibi Sono.
Bambang Wibisono meskipun masih muda, namun ia menjadi Presiden Direktur Showroom mobil bekas. Bambang memutar otak untuk memajukan bisnis almarhum Ayahnya bahkan kini menjadi pebisnis otomotif dengan kekayaan fantastis.
Dibantu adiknya Ayu Wandira, Ia sebagai manajer, Monitoring Marketing untuk memantau kinerja karyawan sekaligus mengoptimalkan target penjualan.
Tentu tidak terlepas dari peran seorang sales dan juga Om Wisnu adik kandung Ibu Widi.
Ibu Widi berharap anak sulung nya segera mencari pasangan hidup. Saat ini usia Bambang menginjak 26 tahun. Wanita yang menyukainya hanya melihat harta Ayahnya. Bambang ingin mencari pasangan yang shaleh dan mau menerima apa adanya. Bambang menyamar menjadi sopir taksi. Selesai sholat Bambang menuju kamar adiknya.
"Dir , bangun Dir! shalat subuh dulu" Bambang membangunkan adiknya Ayu Wandira.
"Ugghhh.... masih ngantuk." Dira menarik selimutnya dan kembali mendengkur.
"Dira..bangun dulu, sebentar lagi waktunya habis loh." Ucap Bambang sambil menarik-narik selimut adiknya.
"Bentaaaar... aja kak! 5 menit deh" Kata Dira masih memejamkan mata.
"Ya sudah! bener ya 5 menit, kakak mau mandi nih! kalau belum bangun juga, awas lo!" Ancam Bambang. Bambang kemudian ingin keluar sampai di pintu.
"Iya ihh bawel!" Jawab Dira ketus.
Bambang lalu pergi tidak menimpali gerutuan adiknya. Bambang langsung mandi, 10 menit kemudian sudah selesai. Ia keluar hanya mengenakan handuk dan memilih baju di lemari.
Bambang memakai kaos dan celana jins, terlihat santai. Ia duduk di sofa kamar dan membuka handphone. Ingin menghubungi Rani terlebih dahulu. Apakah Rani memerlukan jasanya atau tidak. Belum sempat menghubungi, Bambang ingat adiknya kembali. Sudah bangun belum dia? monolog Bambang.
Bambang kembali ke kamar adiknya tapi melihat adiknya masih meringkuk. Bambang tersenyum jail. Ia ambil air dari kamar mandi dengan gayung dan menyiram adiknya.
Dira bermimpi berenang di laut, dengan tubuh yang meliuk liuk bagai putri duyung. Tapi gelombang besar datang dan menggulung tubuhnya. Dira gelagapan tangannya di acung acungkan meminta pertolongan tapi tidak ada orang.
"Tolooong...tolooong..."Dira teriak-teriak.
"Dir! Dira..." Bambang mengguncang kaki adiknya. Dira bangun ngosan ngosan. Dira mengumpulkan nyawanya. Setelah sadar melihat kakaknya membawa gayung dan meraba baju bagian depan basah.
"Kakaaaak...nyebelin! basah tau!!"
Dira bangun merebut gayung ingin balas dendam. Setelah dapat Dira berlari ke kamar mandi ingin mengambil air tapi Bambang keburu keluar. Dina melempar gayung Kemudian mengejar kakaknya.
Sampai di bawah Ibu Widi membantu bibi menyiapkan sarapan pagi. Ibu melihat anaknya kejar-kejar ran ia geleng-geleng kepala.
Bambang berlari kearah ibunya minta bantuan. Karena Dira membawa botol AQUA yang di ambil di kamar tadi.
"Kalian pada kenapa sih? seperti Kucing sama Anjing saja?" Tanya Ibu heran.
Bambang ngumpet di belakang ibunya. Kedua telapak tangannya di rentangkan di sisi kedua telinganya. untuk menggoda adiknya.
"Ibu, kakak tuh nyebelin! baju aku basah" Dira cemberut menujukkan baju yang basah ke arah ibunya.
Ibu menatap Bambang minta penjelasan.
"Dia nggak mau sholat tuh bu" Adu Bambang.
Ibu menatap Dira bergantian.
"Dira kan lagi lagi shalat bu." Jawab Dira membela diri. Memang saat ini Dira sedang tidak shalat.
Sudah kalian pada sarapan gih." Titah Ibu.
Bambang duduk di kursi meja makan. Dira ikut dudu.
"Idih jorok ihh! belum mandi juga." Kata Bambang mengangkat kedua bahunya.
"Kekamar mandi dulu dong Dir." Nasehat Ibu.
"Sudah bu, jam 5 tadi aku kan sudah bangun." Jawab Dira merengut.
"Dira capek banget bu, di Showroom hanya sendirian, untung ada om Wisnu.
"Memang kakak kamu kemana?" Ibu menatap Bambang.
"Bambang sedang mencari jodoh yang shaleh bu, kata ibu Bambang harus segera menikah." Pungkas Bambang.
"Ihhh, jari Jodoh yang shaleh di jalanan, mana ada?" Dira mencibir.
"Di jalan gemana" Tanya Ibu mengoleskan selai ke dalam lembaran roti tawar, tanpa menatap anaknya.
"Masak kakak narik taksi bu." Adu Dira.
"Maksudnya apa Bi?" Tanya Ibu Pada anak sulungnya.
"Ibu tau kan! semua wanita yang Ibu jodohkan sama Wibi hanya demi harta bu." "Bambang hanya ingin, mencari wanita yang mau terima Wibi apa adanya bu." Pungkas Bambang.
"Ya sudah usul ibu sih kamu harus mengetes satu orang lagi untuk membantu adikmu." Nasehat Ibu bijak. "Ibu sebenarnya mau sih bantu, tapi butik ibu saat ini sedang ramai."Tutur ibu.
"Wibi juga nggak terus-terusan cari orderan kok bu hanya sekali-sekali." Jawab Bambang.
Mereka sarapan bersama dalam diam.
Deerrr..deeerrr..deeerrr.
Bambang membuka handphone dan menggeser tombol hijau.
"Hallo...Iya Mbak e, saya segera datang!" Jawab Bambang dengan suara medoknya.
"Ahahaha...suara kak Wibi lucu bu." ahahaha.." Dira tertawa menggoda kakaknya.
"Haiiiss...ini salah satu mantra untuk menggait wanita sholehah." Bambang kemudian mencium punggung tangan Ibunya dan mengelus kepala adiknya kemudian pergi. Ibu hanya tersenyum melihat tingkah anak sulungnya.
.
lumayan buat nambah penghasilan tambahan 🙏😭😭😭