Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.
apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.
Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.
Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMS-2
" Gak! kata siapa kamu bisa tinggalin Mas! kamu akan tetap bersama dan selalu disamping Mas, sampai kita punya anak, cucu dan menua bersama. " ucap Gus Azi tegas.
" Cukup Mas! mau kamu bilang itu berapa kali pun, aku tetap tidak bisa kasih apa yang kamu inginkan. karena penyakit yang ku derita Mas. " balas Daliya.
" Lebih baik, kamu menikah lagi saja Mas. aku siap dan ikhlas di madu olehmu. " sambung Daliya memalingkan wajahnya kearah jendela.
Dapat Daliya lirik, raut wajah Gus Azi seolah menegang, lelaki begitu marah dan emosi yang menggebu-gebu.
" Sudah Mas bilang berkali-kali! Mas tidak suka kamu mengungkit masalah ini lagi Daliya!!! "
" Sampai kapan pun saya tidak akan mau menikah lagi Daliya, cukup kamu pertama dan terakhir saya! " sambung Gus Azi.
" Tapi mau sampai kapan Mas? sampai kapan Mas akan berharap dalam hati dengan kesembuhan ku? aku tahu Mas kau minder melihat teman sebaya mu sudah punya keluarga kecil sedangkan kita? aku tidak sempurna Mas. " jelas Daliya.
" Tapi aku tidak sampai hati mempoligami mu Daliya?! kamu tidak pernah tahu menahu masalah isi hati Mas seperti apa, Mas rela dan ikhlas merawat mu ada anak atau tidak ditengah rumah tangga kita Mas tidak masalah, asalkan kita tetap bisa bersama Daliya. " balas Gus Azi.
" Gak, Mas! setiap lelaki yang sudah menikah tidak akan bisa menahan syahwatnya. apalagi kita selalu tidur bersama setiap harinya? sangat terlalu munafik untuk di tepis Mas! " jawab Daliya.
" Demi Tuhan Daliya! Mas tidak pernah berpikir seperti itu, Mas bahagia saja menjalani pernikahan kita seperti ini. " ucap Gus Azi.
" Aku Mohon Mas, ini permintaan terakhir ku. apa tidak bisa kau turuti sekali saja? " pinta Daliya;
" Jangan pernah kau ucapkan kata-kata seperti itu lagi Daliya, sampai kapan pun Mas tidak akan pernah menikah lagi. kamu akan tetap bersama Mas sampai kita menua kelak. " tegas Gus Azi bertekad.
" Cukup Mas, kau selalu seperti ini! biarkan saja Tuhan mengambil nyawaku lebih cepat agar Mas bisa bersama wanita yang lebih sempurna dari pada aku. "
" Cukup Daliya! Mas tidak mau bertengkar dengan mu lagi, kita akhiri pembicaraan sampai sini saja. Mas mau pergi ke kantor. " ucap Gus Azi tampak memejamkan matanya menahan amarah yang masih menggebu-gebu.
Daliya mengusap air matanya tanpa sepengatahuan Gus Azi, sembari keluar dari mobil. lelaki itu melajukan mobilnya tanpa memberi kata-kata pada Daliya yang masih menatapnya dari kejauhan.
Perasaan Gus Azi begitu campur aduk, lelaki itu tidak bisa berbuat apa-apa selain harus sabar dan berikhtiar pada Tuhan untuk kesembuhan Daliya.
Tapi, sepertinya Tuhan begitu enggan mengabulkan doa-doa Gus Azi, istrinya semakin merasakan rasa sakit yang teramat seiring bertambahnya tahun tanpa Gus Azi sadari.
Daliya begitu pintar menutupi kejadian apa yang terjadi padanya, membuat Gus Azi harus memohon terlebih dahulu pada istrinya agar dia mau jujur sebenarnya pada Gus Azi.
" Tuhan, kenapa tidak diriku saja yang merasakan sakit penderitaan istriku? "
...✿ ✿ ✿ ✿...
Daliya menatap kepergian Gus Azi dari kejauhan, Daliya menghembuskan nafas lelah ia menghubungi sahabatnya untuk datang kerumah.
Daliya butuh sahabatnya untuk menenangkan pikiran nya, hanya dia saja yang mampu mengerti keadaan nya.
" Assalamualaikum Cia, kamu dimana? " tanya Daliya mendaratkan tubuhnya di sofa keluarga.
" Waalaikum juga Daliya, aku dirumah ada apa? " tanya Cia diseberang sana.
" Kamu tidak pergi bekerja? " tanya Daliya.
" Tidak, hari ini tidak ada Klien jadi aku santai dirumah? kau tidak apa-apa? " tanya Cia.
" Bisakah kau kemari? " tanya Daliya ragu.
" Of Course, aku akan kesana. tidak ada sesuatu yang terjadi kan Aya? "tanya Cia lagi.
" A-aku akan ceritakan, bisakah kau kemari sekarang? " ucap Daliya.
" Baiklah, aku akan kesana sekarang. " ucap Cia mematikan sambungan teleponnya.
BEBERAPA MENIT KEMUDIAN.....
TING...
TING...
TING...
Suara bell pintu dibunyikan, sepertinya sahabatnya telah sampai. karena jarak rumah mereka hanya berbeda 10 rumah saja dari rumah Daliya kerumah Cia. terhitung mereka masih satu komplek.
KLEK....
"Ciaa..... " panggil Daliya memasang wajah sedihnya.
" Ada apa Daliya? kenapa kau menangis? tidak terjadi sesuatu kan? " tanya Cia panik menghampiri sahabatnya itu di sofa keluarga.
Ciara Tamara, gadis berusia 23 tahun. sahabat Daliya sejak SMP. wanita karir yang memiliki toko butik pakaian yang memang cukup sederhana tidak banyak golongan Konglomerat yang tahu hanya segelintir orang saja.
" Kamu gak dipukul sama suami mu kan? baru kau chat aku tadi pagi pergi kerumah sakit, semua baik-baik ajakan? " tanya Cia cemas memutar tubuh sahabatnya.
" Gak kok, cuman... " ucap Daliya tidak melanjutkan kata-katanya.
" Apa? jangan-jangan kamu bilang yang gak-gak sama suami mu kan? ayo ngaku? " tuding Cia.
" Ihh, aku cuman bilang suruh nikah lagi Mas Azi gak mau. " merengut Daliya.
" TOLOL! banget sih kamu! kamu itu wanita sempurna gak kekurangan apapun kok suruh suami mu nikah lagi, Gila kau!!! " dengus Cia tidak habis pikir.
" Ish! kalian kenapa sih? selalu salahin aku kalau bahas masalah kayak gini, aku melakukan semua ini demi kebaikan Mas Azi juga. " protes Daliya.
" Tapi cara mu salah Daliya, harusnya kamu berusaha agar bisa sembuh. bukan pasrah kayak gini malah suruh suami nikah lagi jangan terlalu gegabah. "
" Kalau seandainya kamu sembuh, terus suami mu nikah lagi. ujung-ujungnya penyesalan yang datang. " sambung Cia.
" Kamu yakin aku akan sembuh? " tanya Daliya serius.
" Yakinlah, atas kehendak Tuhan kamu pasti sembuh kok. buktinya banyak di luaran sana orang-orang yang memiliki penyakit melebihi mu mereka bisa sembuh. " ucap Cia.
" Tapi sampai kapan? sampai kapan aku harus sabar kayak gini? sudah 4 tahun Cia, aku selalu berdoa pada Tuhan dan tuhan tidak pernah mengabulkan satu permintaan ku. "
" Aku pasrah sekarang Cia, jika memang Tuhan ingin mengambil nyawaku. aku siap dan ikhlas. " sambung Daliya.
" Kamu jangan terlalu pesimis sama keadaan yang terjadi dan untuk kedepan nya? siapa yang tahu kamu tiba-tiba di beri kesembuhan oleh Tuhan, rumah tangga mu bahagia sama Gus Gazi. " jelas Cia.
" Tapi Cia, Ak-aku.. " ucap Daliya termenung sesaat.
" Dengar Aya, kita memang bisa menikah dengan siapapun itu tapi untuk cinta dan perasaan gak akan bisa dipaksakan. "
" Sama seperti manusia yang menikah tanpa ada nya rasa perasaan di hati mereka. yang ada akan menyakiti hati kedua belah pihak yang dipersatukan dalam keadaan terpaksa. "
" Dan satu lagi, tidak ada seorang lelaki terutama suami yang begitu cinta dengan istrinya yang tulus merawat istrinya dalam keadaan apapun, tidak akan sanggup menduakan istrinya disaat dia sendiri masih cinta sama istrinya. "
" Hati suami mana yang sanggup menduakan istrinya dalam keadaan jatuh sakit? itu hanya dilakukan oleh orang-orang pengecut, orang-orang yang tidak mau berbagi suka duka nya dengan pasangan nya dan memilih pergi. "
" Tapi itu keinginan terakhir ku Cia! tolong mengertilah! " ucap Daliya.
" Cukup Aya! aku tidak mau mendengar kata-kata seperti itu lagi. aku mohon kamu renungkan lagi ucapan mu agar kamu tidak salah mengambil langkah kedepannya. " ucap Cia beranjak dari duduknya wanita itu memilih pergi dari sana.
" Tunggu Cia! " panggil Daliya menahan lengan sahabatnya.
" Apa lagi? " tanya Cia membalikan badannya.
" Apa kau tidak bisa menuruti permintaan ku kali ini? kau selalu menuruti setiap permintaan ku. " ucap Daliya terus terang.
" Aya!!! bagiku kali ini permintaan mu terlalu berat, aku akan menurutimu tapi tidak untuk yang satu ini, aku dan kau berbeda agama. dan aku tidak akan bisa menikahi suami sahabat ku sendiri. " jelas Cia sebelum menghela nafas gusar.
" Aku pamit pulang dulu, selesaikan masalah diantara kalian dan renungkan setiap ucapan ku Aya. " sambung Cia berpamitan pergi.
bahagia selalu buat gua Azi, mba CIA dan keluarga 🤲🤲🤲🥰
udh qu kasih kopi nih,,,/Rose/
makin penasaran kan aku sama ceritanya,,,