Li Yuan merupakan seorang pemuda keturunan Klan Li, ia berasal dari Klan Cabang Desa Bambu Kuning di Gunung Guntur.
Bakatnya terpendam, tak ada yang menyadarinya hingga ia berkenalan dengan salah seorang Tetua Sekte beladiri.
Perseteruan Klan Li dan Klan Liu menyeret dirinya sebagai target pembunuhan. Pada peristiwa percobaan pembunuhan atas dirinya ia berhasil selamat dari kematian. Bahkan dalam peristiwa tersebut ia berhasil membangkitkan kemampuan mentalnya saat ia berada di ambang kematian.
Li Yuan mendapatkan warisan tidak ternilai berupa Kitab rahasia Kaisar Kematian, kemampuan mentalis yang ia miliki mengubahnya menjadi pemuda yang multi talenta.
Dengan bakat yang gigih Li Yuan berhasil menapaki jalan bela diri secara bertahap sampai dengan ia menjadi Penguasa Alam Langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membunuh Patriark Klan Liu
Li Tong segera memasuki kamar tidur tamu, ia sudah tidak sabar ingin menyerap batu energi yang ia terima dari Li Yuan.
Li Yuan hanya tersenyum ringan melihat sahabatnya, lalu beranjak ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Setelah membantu orang tuanya di Toko, aroma herbal ikut terbawa di tubuh Li Yuan.
Tak beberapa lama kemudian Li Yuan melihat keluarganya pulang, ia melihat ibu dan ayahnya sangat bahagia.
Melihat Li Yuan yang sedang terpaku, ayahnya dengan cepat berkata,
“Nak, terimakasih telah membuat ayah dan ibumu bangga”
Li Yuan pun tersenyum mendengar ucapan ayahnya, “Semua ini berkat didikan ayah dan ibu, aku takkan bisa melakukan pencapaian apapun tanpa bantuan kalian” Li Yuan berkata dengan lembut.
Setelah itu mereka melanjutkan obrolan hingga malam tiba, Li Yuan merasakan kehangatan yang suatu hari akan ia rindukan.
Tepat ketika Li Yuan kembali ke dalam kamarnya, di kamar sebelahnya Li Tong tengah menyerap batu energi.
Setelah beberapa jam menyerap batu energi, perlahan tapi pasti ia merasakan butiran-butiran energi dalam tubuhnya terus bergerak dan menyebar. Li Tong merasakan tubuhnya menghangat, pikirannya menjadi lebih jernih dan tubuhnya terasa lebih ringan.
Ia terus duduk bersila dengan perasaan yang nyaman. Hal ini membuatnya bersemangat dan melaju untuk melanjutkan kultivasinya.
Sementara itu Li Yuan yang sedang memikirkan sesuatu, melangkah ke halaman belakang, ia juga berniat melanjutkan berkultivasi.
Li Dan yang sudah mengetahui rahasia Li Yuan, membiarkannya sambil tersenyum bahagia. “Akhirnya aku bisa melihat Puteraku berkultivasi, bahkan kekuatannya sangat mencengangkan” gumamnya dalam hati.
Li Yuan duduk bersila menyerap energi alam yang berada di halaman belakang rumahnya.
Sambil memejamkan mata, ia melakukan kontak dengan Mo Cau. Malam ini Li Yuan berencana menghabisi Patriark Klan Liu, ia tidak ingin meninggalkan masalah saat ia sudah berangkat ke Sekte Laohu.
Dalam beberapa jam berkultivasi, malam makin hening. Li Yuan merasakan kehadiran Mo Cau tidak jauh darinya. Beberapa saat yaang lalu Li Yuan sudah menginformasikan tentang rencananya kepada Mo Cau untuk membunuh Patriark Liu Fei.
“Bagaimana persiapannya?” tanya Li Yuan dengan terbuka.
“Patriark keluarga Liu berada di kediamannya, untuk anak buahku sudah kugeser ke tempat lain”
“Hmm, baiklah mari kita berangkat!
Di kegelapan malam dua tubuh melesat menuju kediaman Klan Liu, kecepatan Li Yuan masih jauh berada di bawah Mo Cau.
Setelah satu jam mereka tiba di sebuah manor kediaman Patriark Liu. Sebelumnya Mo Cau sudah merotasi beberapa prajurit jaga, kini prajurit yang berjaga hanya beberapa orang saja.
“Tetua Mo, tolong anda berjaga di pintu masuk. Jangan biarkan bala bantuan untuk masuk. Sisanya biar aku yang urus” ucap Li Yuan memberi pengaturan.
“Apakah Tuanku tidak masalah berhadapan dengan mereka? Sebaiknya aku ikut” ucap Mo Cau.
“Tetua Mo tidak usah khawatir, aku masih bisa mengatasi mereka” ucap Li Yuan dengan tatapan membara. “Baiklah Tuanku, hati-hati” balas Mo Cau.
Dirinya tidak mengira bahwa Li Yuan akan bertindak sendiri. Setelah diberi tahu beberapa titik, Li Yuan dengan mantap melangkah masuk ke dalam.
Li Yuan tiba di sebuah bangunan yang diidentifikasinya sebagai kediaman Patriark Liu Fei. Malam yang sepi membuat pergerakan Li Yuan semakin sempurna.
“Berhenti!”
ucap salah seorang pria dengan suara yang lantang. Li Yuan menghentikan langkahnya, membalikkan badannya lalu melirik ke pemilik suara.
“Bushh!”
“Bushh!”
“Bushh!
Tiba-tiba muncul puluhan pendekar ahli dari kediaman Patriark keluarga Liu. Mereka mengepung Li Yuan dengan tatapan penuh kebencian.
Meski Li Yuan dikepung dari berbagai arah ia tidak merasa takut. Puluhan ahli Klan Liu datang mengayunkan pedangnya dengan tatapan membunuh.
“Serang dia!”
ucap salah seorang ahli tersebut
Li Yuan hanya tersenyum, lalu menghela napas panjang.
Li Yuan menatap mereka dengan dingin, sebuah gelombang ilusi tercipta dan menghajar mereka yang tengah berlari mendekat ke Li Yuan.
Selang beberapa detik pendekar ahli tersebut diam mematung, pandangannya kosong. Mereka memasuki ilusi yang sangat mengerikan, puluhan pendekar tersebut telah terpengaruh ilusi yang diciptakan oleh Li Yuan.
Mereka saling menyerang satu sama lain. Tebasan demi tebasan yang diiringi lengkingan kematian terus menggema di tengah malam.
Hanya beberapa saat mereka melakukan saling bunuh, Li Yuan tersenyum lebar. Patriark Liu menyadari adanya kegaduhan gemetar ketakutan.
“Siapa kamu?” teriak Liu Fei
“Aku adalah malaikat mautmu!” ucap Li Yuan singkat.
Lalu ia melangkah maju, wajah tampannya mulai terlihat oleh Patriark Liu Fei.
“Bukankah kamu putra Li Dan?” bagaimana bisa kamu memiliki kekuatan yang sangat menakutkan?
Patriark Liu mulai gemetar. Walaupun kekuatannya berada jauh di atas Li Yuan namun teknik mentalis sangat berbeda dengan pembudidaya tubuh murni.
Tiba-tiba ia teringat, sambil terbata-bata ia berkata
“Jangan-jangan kamu yang telah membunuh orang-orangku sebelumnya?” tanya Patriark Liu semakin ketakutan.
Jika itu benar, maka Li Yuan sangat mengerikan. Ia juga segera tersadarkan,
“Berarti Tetua Mo Cau sudah bekerjasama denganmu dan mengatur semua ini?” ucapnya semakin ketakutan. Patriark Liu Fei berusaha menarik garis merah dari semua peristiwa.
“Haha, Selamat anda benar” jawab Li Yuan.
Tatapan dinginnya kini semakin merasuki tubuh Patriark Liu Fei. Seperti dipandang oleh makhluk buas, Liu Fei diam tak bergerak jiwanya tersegel.
Melihat pemandangan tersebut, Li Yuan hanya tersenyum sinis. Ia takkan memaafkan orang yang berniat mencelakakan keluarganya, Patriark Liu Fei yang sebelumnya begitu mendominasi kini jatuh berlutut di depan Li Yuan.
Dalam diri Liu Fei, ia merasa jiwanya merasakan panas terbakar.
“Boom” jiwanya hancur. Tubuh fisiknya berubah menjadi kabut darah.
Li Yuan menggunakan teknik pelebur jiwa.
“Teknik ini sangat mengerikan ternyata, membunuh seorang pendekar Raja Tahap Akhir begitu mudahnya” ucap Li Yuan pelan.
Dalam pertempuran ini atau yang lebih tepatnya pembantaian, hanya berjalan kurang dari lima menit.
Gerakan cepat Li Yuan tidak sampai menimbulkan kegaduhan berlebih. Ia lalu berjalan keluar menemui Mo Cau.
“Bagaimana Tuanku?” tanya Mo Cau sedikit penasaran. Ia berpikir Li Yuan akan berubah pikiran untuk meminta bantuannya.
“Semua sudah selesai” ucap Li Yuan dengan santai.
“Apa?” Mo Cau tersentak kaget. Ia jelas mengetahui ada tiga puluh orang lebih pendekar ahli yang terbiasa melakukan aksi pembunuhan dari Organisasi Gagak Darah. Ditambah lagi dengan Patriark Liu Fei, kekuatannya sangat kuat.
“Aku akan kembali sendiri ke kediamanku, Tetua Mo sebaiknya di sini dulu menjaga situasi” ucap Li Yuan.
“Baik Tuanku”.
Li Yuan segera menghilang ditelan kegelapan malam, ia segera pulang untuk kembali beristirahat.
Sementara Mo Cau bergegas masuk ke dalam kediaman Patriark. Namun di halaman kediaman Patriark Liu Fei kakinya terasa berat. Ia melihat ngeri puluhan pendekar ahli yang meninggal, ada jejak ilusi yang sangat menakutkan.
Mo Cau menelan ludah, teknik yang dilakukan oleh Li Yuan benar-benar sudah ke tahap pembunuh!
Besok paginya Li Tong keluar kamar dengan wajah sumringah. Orang tua Li Yuan yang melihatnya sedikit bingung. “Paman, coba perhatikan!” ucap Li Tong sambil menunjukan aura kultivasinya.
“Selamat nak, kamu berhasil naik tingkat” ucap Li Dan tulus. Sementara Li Yuan yang baru saja keluar kamar ikut senang mendengarnya. Li Yuan dapat merasakan kekuatan Li Tong yang naik satu tingkat dari sebelumnya.
Saat ini Kota Huanxie menjadi heboh, berita meninggalnya Patriark Klan Liu menjadi perbincangan hangat.