Juliet Laferriere, gadis muda asal Prancis yang berakhir menjadi tawanan seorang mafia asal Italia.
Bermula saat Matteo Baldovino Dicaprio, pria dari keluarga mafia dengan kekuasaan terbesar di Italia, berlibur ke kota Paris, Prancis.
Pria dengan marga 'Dicaprio' itu mengalami kecelakaan mobil saat berada di kota Lyon. Kota beribu momentum dan lampu yang menghalangi cahaya bintang. Tepat saat kecelakaan terjadi, Juliet muncul seperti malaikat dan membantu pria berdarah dingin itu keluar dari mobil yang berasap.
Namun, kebaikan yang dia lakukan untuk menyelamatkan hidup seseorang, malah berakhir menghancurkan hidupnya sendiri.
"Rantai ini untuk mengingatkanmu, bahwa kau adalah milikku."
Bagaimana cara Juliet melarikan diri dari seorang Predator gila? Lalu, apa pria itu akan luluh dan membebaskannya dari ancaman? Yuk ikuti kisah mereka, dan jangan lupa beri dukungan kalian!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
Juliet tidak membuat tanggapan. Dia tidak merespon karena dia tahu pria gila itu sedang berpura-pura. Mengaitkan makian menjadi sebuah ungkapan mesum, benar-benar sifat seorang bajingan.
Matteo menertawakan kebisuan Juliet. Saat dia hendak mendaratkan sebuah ciuman lagi, ponselnya berdering. Di ruang yang sempit, suara ponsel itu terdengar cukup keras dan sangat mengganggu.
Tak punya pilihan, Matteo bangkit dan duduk di kursinya. Dia mengangkat telepon dan mulai berbicara.
"Ada apa?"
Saat dia bertanya, suara seorang wanita menyahut dengan keras. Seolah dia sedang di marahi, dia menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Sial."
Wanita itu terus saja mengoceh dalam bahasa Italia. Juliet yang tidak mengerti hanya memperhatikan dalam diam. Ini termasuk pemandangan yang sangat langka, melihat sosok Matteo yang gagah dan pemberani, sedang di marahi oleh seorang wanita.
Karena semakin tidak tahan dengan ocehan wanita itu, Matteo menutup panggilan dengan cepat. Setelahnya dia mulai menyalakan mesin dan melaju.
Di sepanjang jalan pria itu terus bungkam. Bahkan, saat dia kembali mendapat panggilan telepon, dia mengabaikannya.
*
*
*
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, mereka berhenti di sebuah bangunan gelap dengan gang yang sulit di jangkau oleh orang biasa.
Juliet mulai melihat sekelilingnya. Dia melihat beberapa pria kekar di segala arah. Dengan naluriah, dia menoleh pada Matteo dan bertanya.
"Ini.. Di mana?"
Matteo menoleh. Saat mata mereka bertemu, garis senyum di tarik dengan pasti. Itu bukan sebuah senyuman mengerikan yang sering pria itu perlihatkan saat memberi ancaman. Namun, sebuah senyuman sombong yang seolah memiliki arti 'tidak perlu takut, aku disini dan aku sangat kuat."
Matteo membuka pintu dan turun lebih dulu. Kemudian, dia membuka pintu Juliet dan membantu gadis itu keluar. Setelah mereka berdua menginjakkan kaki di tanah, seorang pria asing mendekat.
"Mari ikuti saya."
Pria itu memandu jalan. Mereka masuk ke dalam bangunan, menyusuri setiap ruang dengan interior yang sama. Matteo tampak mengenal tempat itu, di lihat dari cara dia berjalan dengan bebas tanpa melihat sekelilingnya.
Sementara itu, Juliet setia mengikuti Matteo dari belakang. Saat dia menginjakkan kaki di sebuah tangga, Matteo menggenggam tangannya.
"Hati-hati."
Dia menyimpan Juliet di sampingnya dan berjalan bersama. Setelah terus mengikuti pria asing itu, Matteo dan Juliet sampai di ruang bawah tanah.
Tidak sampai sana, dia kembali di pandu menuju sebuah tempat yang di mana kamu dapat melihat lubang penyimpanan tumpukan narkoba yang di susun dalam box sebuah mobil.
Saat mereka tiba, Juliet langsung menutup hidung karena bau yang sangat mengganggu. Dia melihat ke bawah, dan dia terkejut setelahnya. Sebuah tumpukan box itu sangat besar dan berjumlah sangat banyak.
"Apa itu?"
Matteo menunjukkan senyuman cemoohan. Dia tidak melanjutkan langkahnya, dan berhenti di tengah-tengah. Pria asing itu di biarkan sendirian, memandu jalan tanpa pengikut.
"... Itu tumpukan narkoba. Beberapa dari box itu milikku, dan beberapa darinya milik Dulce."
Juliet di buat terkejut sekali lagi. Dia tidak menyangka sebuah narkoba akan di susun seperti itu dan berjumlah sangat banyak.
"Semua itu akan di kirim ke luar negeri. 10 box di ujung sana semuanya milikku, dan akan di selundupkan ke Rusia."
Sebelum melanjutkan, Matteo menatap Juliet sekali. Sangat menyenangkan melihat ekspresi terkejut dari wajah Juliet. Apalagi sorot matanya yang selalu terlihat putus asa, kini membola sempurna.
"Aku akan pergi ke Rusia dua hari lagi. Sangat berbahaya jika menyelundupkan narkoba tanpa rencana yang matang ke negara itu."
Juliet tidak membuat tanggapan. Saat dia mendengar bagian terakhir, dia menoleh dengan cepat. Menurutnya, jika berbahaya kenapa kau harus melakukan itu?
Lalu, Matteo melanjutkan, "Aku akan membawamu. Aku akan berada di sana selama seminggu, jadi kita harus memanfaatkan waktu itu untuk liburan."
tar lanjut lagi sa kalo dokter nya udah pergi