NovelToon NovelToon
Di Antara Peran Dan Hati

Di Antara Peran Dan Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Model / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Luna Amanda, seorang aktris terkenal dengan pesona yang menawan, dan Dafa Donofan, seorang dokter genius yang acuh tak acuh, dipaksa menjalani perjodohan oleh keluarga masing-masing. Keduanya awalnya menolak keras, percaya bahwa cinta sejati tidak bisa dipaksakan. Luna, yang terbiasa menjadi pusat perhatian, selalu gagal dalam menjalin hubungan meski banyak pria yang mendekatinya. Sementara itu, Dafa yang perfeksionis tidak pernah benar-benar tertarik pada cinta, meski dikelilingi banyak wanita.
Namun, ketika Luna dan Dafa dipertemukan dalam situasi yang tidak terduga, mereka mulai melihat sisi lain dari satu sama lain. Akankah Luna yang memulai mengejar cinta sang dokter? Atau justru Dafa yang perlahan membuka hati pada aktris yang penuh kontroversi itu? Di balik ketenaran dan profesionalisme, apakah mereka bisa menemukan takdir cinta yang sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memanfaatkan Situasi

Sementara itu, di apartemennya, Elvin duduk bersama Raka. Kedua pria itu merencanakan langkah selanjutnya. “Jadi, bagaimana setelah kunjunganmu tadi?” tanya Raka, mencatat sesuatu di tabletnya.“Elvin mengusap wajahnya dengan tangan, merasa sedikit gelisah. “Aurel jelas tidak suka aku di sana, dan Dafa juga. Aku tidak tahu, Rak… mungkin aku harus berhenti.”

Raka menatap Elvin dengan tatapan tajam. “Apa? Jangan bodoh. Ini kesempatan besar. Selama Luna masih di rumah sakit, kamu harus terus menunjukkan dukungan. Jangan berhenti hanya karena sedikit ketegangan. Media menyukaimu sekarang, dan penggemar semakin berpihak padamu. Ini bukan saatnya mundur.”Elvin terdiam, namun di dalam hatinya, ada keraguan yang terus menggeliat. Apakah ini benar-benar caranya mendapatkan hati Luna? Apakah dia benar-benar peduli, atau hanya bermain peran sesuai saran Raka? Elvin menghela napas berat, merasa terjebak dalam situasi yang semakin rumit.

“Baiklah,” akhirnya Elvin setuju dengan suara rendah. “Aku akan terus mendekatinya. Tapi jika ini semakin memperburuk keadaannya, aku tidak akan melanjutkan lagi.”Raka tersenyum puas. “Kau akan lihat, Elvin. Ini semua akan berjalan lancar. Popularitasmu akan meroket, dan Luna mungkin akan akhirnya melihatmu sebagai pahlawan.”

Namun, Elvin tak bisa menyingkirkan perasaan tidak nyaman yang menggantung di dadanya. Di tengah sorotan kamera dan rencana manipulatif yang telah mereka susun, ada sesuatu yang lebih dalam tentang Luna yang mulai ia sadari dan itu bukan sesuatu yang bisa ia menangkan dengan sekadar perhatian palsu.

***

Di sisi lain, di rumah sakit, Dokter Dafa melangkah perlahan menuju ruangannya setelah melakukan pemeriksaan terakhir terhadap Luna. Langkahnya terasa berat, seolah beban emosional yang ia rasakan terhadap pasiennya mulai memengaruhi dirinya. Luna bukan hanya seorang pasien biasa. Setiap kali ia melihat Luna berbaring di ranjang rumah sakit, Dafa merasakan kegetiran yang mendalam. Luna adalah sosok yang kuat, seorang selebriti dengan hidup di bawah sorotan yang tak henti-hentinya. Tapi kini, di ruang ICU itu, ia terlihat begitu rapuh, terluka bukan hanya secara fisik tapi juga mental.

Dafa membuka file medis Luna dan memeriksa kembali catatan pasca-operasinya. Semuanya tampak normal, namun ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya tetap gelisah. Sejak kecelakaan itu, Luna harus berjuang dengan nyawa di ujung tanduk, dan Dafa bertekad untuk melakukan apa pun demi menyelamatkannya.

“Dia gadis yang kuat,” gumam Dafa kepada dirinya sendiri, tapi ia tahu kekuatan fisik bukanlah satu-satunya hal yang diperlukan untuk pulih dari semua ini. Luna telah mengalami banyak hal, dari tekanan industri hiburan hingga gosip yang terus mengitarinya. Dan sekarang, dengan kondisi seperti ini, ia terjebak dalam situasi yang tidak sepenuhnya adil baginya.

Ada perasaan iba yang semakin dalam tumbuh dalam diri Dafa. Dia mengingat betapa hancurnya Aurel ketika Luna pertama kali dilarikan ke rumah sakit. Mata sahabatnya itu dipenuhi ketakutan, memohon padanya untuk menyelamatkan Luna. Dafa telah melihat pasien dalam kondisi kritis sebelumnya, tapi entah mengapa situasi Luna terasa berbeda. Mungkin karena Luna berada di pusat perhatian publik, mungkin karena Aurel adalah orang yang dekat dengannya, atau mungkin karena Dafa mulai melihat Luna sebagai seseorang yang jauh lebih dari sekadar pasien.

Saat ia tenggelam dalam pikirannya, seorang perawat mengetuk pintu dan masuk. “Dokter, kondisi Luna masih stabil, tapi ada peningkatan tekanan darah. Sepertinya ia mengalami stres meski sedang tidak sadar.”

Dafa mengangguk, lalu segera berjalan kembali ke ruang ICU. Ketika ia masuk ke dalam, suara mesin yang memonitor detak jantung Luna terdengar lembut namun ritmis. Luna tetap terbaring tak bergerak, tapi Dafa bisa merasakan bahwa meski dalam keadaan koma, pikirannya mungkin tidak sepenuhnya tenang.

Dengan lembut, Dafa mengambil tangan Luna yang dingin di tangannya sendiri. Ia tahu bahwa kemungkinan besar Luna tidak akan menyadari sentuhan itu, tapi sebagai dokter, ia percaya bahwa terkadang sentuhan manusia bisa memberi kekuatan, meskipun kecil. "Kau akan baik-baik saja, Luna. Aku akan pastikan itu," bisiknya.

Kedekatan Dafa dengan situasi Luna membuatnya semakin ingin melindunginya. Namun, ia juga tahu batasnya sebagai dokter. Rasa empatinya tidak boleh menghalangi profesionalismenya, tapi kali ini, perasaan itu begitu sulit ditekan. Luna adalah lebih dari sekadar selebriti yang terkenal. Dia adalah seseorang yang, di balik semua ketenaran dan sorotan, tampak seperti orang yang membutuhkan ruang untuk sembuh tanpa tekanan dari dunia luar.

Saat Dafa mengamati Luna, ia mendengar pintu ruang ICU terbuka. Aurel masuk dengan wajah penuh kekhawatiran, tapi kali ini dengan sedikit harapan. “Bagaimana kondisinya, Dok?” tanya Aurel, suaranya serak karena kurang tidur. “Stabil, tapi dia butuh lebih banyak waktu. Pemulihan pasca-operasi berjalan baik, tapi secara emosional dan mental, Luna masih berjuang.”Aurel mengangguk pelan, duduk di kursi di samping tempat tidur Luna. “Dia selalu berusaha kuat. Tapi… aku tidak tahu apakah dia bisa melewati ini tanpa lebih banyak bantuan. Elvin tidak membantu sama sekali, malah menambah beban.”Dafa menyimak dengan tenang, lalu bertanya, “Apa kau sudah memutuskan bagaimana menangani Elvin?”

Aurel menggeleng. “Dia terus mencoba mendekati Luna. Aku tahu dia tidak tulus, tapi media mulai berpihak padanya, menggambarkan dia sebagai pria yang peduli. Ini membuatku muak.”Dafa mengepalkan tangannya dengan tenang. “Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku akan berbicara dengan pihak rumah sakit untuk mengatur pembatasan lebih ketat terhadap siapa yang bisa mengunjungi Luna. Elvin tidak boleh mendekat kecuali ada alasan medis yang mendesak.”

Aurel tersenyum tipis, merasa ada dukungan yang nyata dari Dafa. “Terima kasih, Dokter. Aku tahu kau sudah melakukan lebih dari yang seharusnya.”Dafa menatap Luna sekali lagi sebelum berdiri. "Kita harus berusaha untuk tidak membiarkan Luna terjebak dalam drama ini. Yang dia butuhkan sekarang adalah waktu untuk pulih tanpa gangguan."

Di ruang tunggu rumah sakit, Aurel terus mondar-mandir dengan gelisah. Keadaan Luna yang belum stabil membuatnya cemas, ditambah lagi dengan gosip yang mulai berkembang mengenai Elvin yang terus mendekati Luna meski dalam keadaan kritis. Aurel tahu bahwa situasi ini akan semakin rumit jika Elvin terus berusaha memanfaatkan momen ini untuk mendongkrak popularitasnya.

Saat itu, Aurel melihat dokter Dafa berjalan keluar dari ruang perawatan Luna, wajahnya tampak tenang seperti biasa, meskipun Aurel tahu bahwa Dafa adalah dokter yang serius dan sangat teliti. Tanpa pikir panjang, Aurel menghampiri Dafa dengan penuh harap. "Dokter Dafa!" panggil Aurel, suaranya bergetar. "Aku tahu ini mungkin permintaan yang aneh, tapi... bisakah kau membantuku?"

Dafa menoleh dengan alis terangkat. “Apa yang bisa aku bantu, Aurel?” tanyanya tenang. Aurel menggigit bibirnya sejenak, ragu-ragu sebelum akhirnya memberanikan diri. "Aku tahu ini mendadak, tapi... aku ingin meminta tolong agar dokter berpura-pura menjadi tunangan Luna di depan media."

Dafa tertegun. “Tunangan?” tanya Dafa dengan nada terkejut. Wajahnya tetap tenang, tapi di dalam hatinya, perasaan campur aduk muncul. Tentu saja ia ingat perjodohannya dengan Luna yang tak berjalan mulus, apalagi ia sendiri yang menolak hubungan itu. Tapi sekarang, tiba-tiba Aurel meminta hal seperti ini?

1
Sutarni Khozin
lnjut
Morani Banjarnahor
ditunggu lanjutannya thor
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai semua...
gabung yu di Gc Bcm..
kita di sini ada event tertentu dengan reward yg menarik
serta kita akan belajar bersama mentor senior.
Jadi yu gabung untuk bertumbuh bareng.
Terima Kasih
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
perhatikan dialog,agar tidak saling menempel....

cerita nya bagus thor,kalau dialog nya lebih rapi lagi,pasti tambah seru.../Smile/
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: sami²/Applaud/
Lucky One: makasih saranya😊
total 2 replies
Sitichodijahse RCakra
Bila jodoh tdk kemana Dokter dan Artis
Sutarni Khozin
lnjut
bellis_perennis07
aku mampir... 🥰🥰🥰 jangan lupa mampir di cerita ku dan mohon dukungannya yaa.. 💜💜💜💜💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!