kita memang tak tau siapa yang tuhan takdir kan untuk kita,namun kita bisa melabuhkan hati kita pada siapa. namun bagaimana jadinya jika ternyata hati dan takdir tak sejalan. Begitulah yang di rasakan oleh Aidan Arsyad Rafardhan,dia mencintai seorang wanita dan berniat akan melamar nya,namun bagaimana jadinya malah dia menikah dengan adik dari sang pujaan hati?
"menikahi orang yang di cintai memang impian,tapi mencintai orang yang di nikahi adalah kewajiban."
Aidan Arsyad Rafardhan
yukkk simak cerita lengkapnya di sini 👇
tinggalkan like,komen dan follow setelah membaca yah ☺️😆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19. di pecat
"nih simpan buat kamu, nanti setiap bulan saya transfer uang ke rekening itu."Aidan menyodorkan sebuah kartu rekening pada Maureen.
"Hah kenapa nih tiba tiba kasih saya kartu? Gak usah pak saya punya uang kok,lagian uang mahar dari bapak belum saya beliin sepeser pun,uang itu bisa buat sya bertahan hidup selama tiga tahun. Gak usah nih simpan aja sama bapak."Maureen kembali menggesekkan kartu itu pada Aidan.
"Itu sudah menjadi tanggung jawab saya Maureen memberikan kamu nafkah, untuk uang mahar itu hak kamu mau kamu belikan apapun sesuka kamu,tapi ini uang nafkah saya beda lagi. Nanti setiap bulan saya transfer seratus juta,lima puluh juta untuk keperluan rumah tangga atau belanja bulanan lima puluh juta lagi buat kamu beli skincare atau keperluan kamu yang lain. Rekening itu sekarang udah ada dua ratus juta."
Maureen terkejut saat mendengar nominal uang yang akan di kirimkan Aidan setiap bulan,heh gila aja emang kebutuhan dia selama satu bulan sebanyak itu,paling kebutuhan Maureen hanya lima ratus ribu saja.
"Pak gak salah kan? Itu banyak banget pak uang nya,bapak punya dari mana uang sebanyak itu? Saya tau yah pak pekerjaan dosen tuh gajinya gak seberapa,gak usah pak kalau bapak maksa saya simpan kartu ini, transfer tiap bulan cukup satu setengah juta aja."
Aidan pun terkekeh mendengar ucapan Maureen.
"Kata siapa saya kerja cuman jadi dosen doang,dosen cuman kerja sampingan saya aja Maureen. Udah kamu terima beres aja,kamu duduk manis di rumah, turuti perkataan saya,gak usah cape cape kerja,kamu cuman tinggal habiskan uang saya. Biarkan saya yang kerja."
Maureen pun mengangguk anggukan kepala nya.
"Emang bapak kerja nya apa selain dosen bisa dapet uang sebanyak itu?"tanya Maureen.
"Rahasia."
"Ihhh kok mainnya rahasia rahasia an sih pak."kesal Maureen.
"Emangnya kamu gak main rahasia rahasia an sama saya,toh kamu juga gak terbuka kok sama saya."balas Aidan semakin membuat Maureen memberengut.
"Ck licik mainnya dendaman."dumel Maureen.
Aidan pun terkekeh,merasa gemas dengan tingkah serta ekspresi yang di tunjukkan okeh Maureen.
"Nanti saya ajak kamu ketempat dimana saya bekerja okey."Aidan mengelus kepala Maureen.
"Janji."Maureen menyodorkan jari kelingkingnya,Aidan pun menerimanya dan kedua jari kelingking itu saling bertaut.
"Janji, nanti kita atur jadwal nya yah. Udah gih sana berangkat,tuh supir umi udah dateng,maaf yah sekarang saya gak bisa anterin kamu ke kampus."
Maureen pun menganggukan kepalanya,tak lupa sebelum berangkat Maureen mengecup tangan Aidan dan di balas Aidan dengan mengecup kening Maureen.
Karena Aidan tak ada jadwal di kampus dan ada pekerjaan yang harus dia selesaikan makanya Aidan menyuruh supir keluarga nya untuk mengantarkan Maureen ke kampus.
***
Seperti biasa sepulang dari kampus Maureen akan pergi ke restoran untuk bekerja,namun hari ini ada yang membuat Maureen merasa heran. Karena biasanya setiba di restoran dia akan langsung memasak,namun sekarang dia di suruh oleh temannya pergi ke ruangan bos.
Ekspresi teman teman sepekerja dengan Maureen tampak berbeda, membuat Maureen menerka neraka apa yang sebenarnya terjadi.
"Bos manggil saya?"tanya Maureen saat sudah sampai di ruangan bos nya.
Bos Maureen pun mengangguk sembari tersenyum ke arah Maureen. "Silahkan duduk Maureen."titah bos.
Maureen pun menurutinya dan duduk di kursi dihadapan bos nya.
"Ada apa yah bos?"tanya Maureen saat bos nya itu beberapa saat tak mengucapkan sepatah katapun.
"Sebenarnya saya berat mengatakan ini Maureen,kamu adalah salah satu karyawan kebanggaan saya. Tanpa kamu mungkin restoran ini tak akan seterkenal itu,tak akan banyak di minati banyak orang, mungkin kalau kamu tak bekerja di restoran ini mungkin restoran ini sudah bangkrut sejak lama. Dua tahun kamu berada di sini memberikan efek yang sangat besar bagi restoran ini."
Bos mulai berbicaralah dengan nada yang serius.
"Ini sebuah keputusan yang berat untuk saya Maureen, bahkan mungkin untuk teman teman kamu yang lain pun sama akan merasakan beratnya kehilangan kamu."
"Apa maksud anda bos?"tanya Maureen yang sudah mendapatkan sinyal sinyal tak enak.
"Saya sudah menganggap kamu serta yang lain ini keluarga, begitu pun mungkin dengan karyawan yang lain. Pagi tadi ada seseorang yang datang kemari,beliau adalah salah satu investor besar berpengaruh di kota ini dan juga salah satu pelanggan setia kita. Beliau ingin kamu keluar dari restoran ini,saya tak bisa apa apa mengingat siapa dia dan alasan di balik dia ingin kamu berhenti bekerja di restoran ini. Oleh karena itu,dengan berat hati saya mengatakan kamu di pecat dari restoran ini."bos Maureen menundukkan kepalanya,dia pun merasa sedih jika harus melepaskan Maureen.
Mau bagaimana nanti restoran ini jika kunci kesuksesan restoran ini ada pada Maureen.
Maureen pun hanya bisa terdiam mendengar ucapan bos nya,dia merasa sedih,kecewa,dan marah. Siapa orang yang menyuruhnya untuk keluar dari restoran yang selama ini menjadi tempat dia mencari uang.
Jika dia di pecat dia harus bekerja dimana lagi untuk membiayai seluruh kebutuhan nya,biaya kuliah,dan lain sebagainya.
"Ini gaji terakhir kamu Maureen,dan di sana ada bonus dari saya untuk kamu. Terimakasih atas dedikasi kamu selama dua tahun untuk restoran ini, walaupun kamu sudah keluar dari restoran ini tapi ingat lah kita tetap keluarga,pintu selalu terbuka lebar untuk kamu Maureen. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih dan selamat."bos mengulurkan tangannya.
Maureen pun menerima uluran tangan bos itu. "Terimakasih juga bos,maaf jika selama disini gue banyak melakukan kesalahan. Terimakasih juga karena bos udah ngizinin gue buat kerja disini,berkat kerja disini gue bisa bayar uang kuliah dan membiayai kehidupan gue. Mungkin emang keputusan ada pada yang berkuasa,gak papa paling nanti gue cari kerjaan lain kayaknya bos. Makasih yah."meski berat namun tak ada yang bisa Maureen lakukan selain pasrah.
Bos Maureen menyeringitkan dahinya."kenapa harus kerja Maureen,kamu sekarang udah jadi nyonya muda gak pantas kamu bekerja lagi. Cukup diam dori aja di rumah nikmatin uang suami."timpal bos.
"Hah maksud nya gimana bos?"tanya Maureen yang kurang mengerti dengan ucapan bos nya.
"Ck nikah gak bilang bilang,saya tau kamu udah nikah sama salah satu pengusaha terkenal. Pak Arsyad dia suami kamu kan,dia jugs yang tadi datang kesini dan meminta agar kamu di keluarkan dari restoran ini karena bilau gak ingin kamu bekerja capek capek."
"Hah pak Arsyad siapa pak?"Maureen masih belum menyadarinya.
"Astagfirullah,nama suami sendiri gak hafal. Itu pak Aidan Arsyad Rafardhan. Beliau kan suami kamu."
Maureen langsung membulatkan matanya saat tau siapa dalang di balik dia di pecat di restoran ini.
Tanpa berkata apapun lagi Maureen langsung pergi dari ruangan bosnya,dengan tergesa gesa Maureen keluar dari restoran itu.
ada ruang,