Amélie, seorang eksekutif muda di Paris, mulai dihantui oleh mimpi buruk yang misterius. Dia tertarik pada Lucian Beaumont, CEO karismatik di perusahaannya, yang hidupnya tampak sempurna namun belakangan terungkap penuh rahasia gelap. Kemudian Amélie menemukan tato di tubuh Lucian sama dengan simbol yang terus muncul dalam mimpinya. Mantan kekasihnya, Dominic, seorang pengusaha advertisement, memperingatkannya tentang bahaya Lucian, namun Amélie terlanjur terjerat dalam pesona Lucian
Di Inggris, Amélie menemukan bahwa keluarganya terlibat dalam mafia "9 Keluarga Ular Hitam" dan sekte pemuja Lucifer. Saat ia tahu semakin dalam, Amélie dipaksa untuk menandatangani perjanjian gelap dan menjadi pengantin Lucifer dalam sebuah ritual. Dalam pergulatan untuk bebas dari kegelapan, ia bertemu dengan Lilith, dewi kuno yang menawarkan kekuatan untuk melawan mafia dan sekte tersebut.
Amélie memutuskan untuk bersekutu dengan Lilith demi melawan Lucian dan mafia yang mengancam hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan di Kynance Cove
Setelah Dominic pulang, bergegas Amelie menuju lorong rahasia. Dia sudah tidak sabar untuk sesegera mungkin bertemu dengan Rodrigo di Kynance Cove di Semenanjung Lizard. Rumah itu sengaja di renovasi olehnya setelah sekian tahun lamanya terbengkalai. Rumah musim panas keluarga Amelie yang sangat indah. Lokasinya ada di dekat pantai dengan pemandangan yang epik khususnya di saat matahari terbenam.
Sengaja dia berangkat pada malam hari, ke Kynance Cove untuk mengelabui anak buah Lucian yang berjaga dan mengawasinya di sekitar Kastil Pendragon. Perjalanan kesana memakan waktu kurang lebih 1- 2 jam. Sehingga dipastikan Amelie akan bertemu Rodrigo tepat pukul 00 dini hari.
Mereka bertiga di dalam Mobil itu. Ada Henry, sopir and Amelie. Sepanjang perjalanan Amelie berusaha tidur. Tapi pikirannya melayang kemana mana. Amelie tidak bisa tenang selama belum bertemu dengan Rodrigo dan mendengar cerita tentang ayahnya.
Seperti yang sudah diperkirakan, Mobil masuk ke pelataran Kynance cove tepat tengah malam. Dilihatnya rumah sangat gelap dan tidak nampak seorang pun.
“Tuang Henry, ada baiknya lampu depan Villa jangan dinyalakan. Lewat saja pintu belakang dan masuk melalui dapur, Saya ingin bicara dengan Rodrigo di bagian belakang Villa. Saya tahu posisi dia tidak aman. Dan kita juga tidak tahu, apakah ada yang mengikuti kita atau tidak,”
“Baik Nona. Anda jangan turun dulu. Saya pastikan semua aman. Tunggu aba aba saya,”
Sekitar lima belas menit Tuan Henry melakukan cek lokasi, lalu masuk ke dalam Villa dan menyalakan lampu teras belakang serta dapur.
Lalu dia memberikan aba aba pada Amelie untuk turun dan masuk dalam Villa.
Tak berapa lama, setelah Amelie duduk di dapur, ada ketukan halus di pintu kaca yang tepat ada di belakangnya. Dia pun menoleh, baru kali ini dia bisa melihat jelas wajah Rodrigo.
“Selamat pagi Tuan Rodrigo. Silahkan masuk. saya sengaja datang dini hari sesuai pesan anda. Karena tampaknya anda sudah mempelajari lokasi ini dengan baik,” ujar Amelie
Rodrigo mengangguk dan tersenyum tipis. Lalu dia masuk ke dalam ruang dapur.
Tuan Henry sudah menyiapkan beberapa minuman hangat dan Whiskey di meja tempat mereka akan ngobrol.
“Perkenalkan, namaku Rodrigo. Aku adalah asisten Ayahmu. Usiaku lebih muda 15 tahun dari ayahmu. Ayamu mempekerjakan aku ketika aku berusia 20 tahun, dan dia 35 tahun.” ujar Rodrigo membuka pembicaraan.
Amelie mengangguk tanda mengerti.
“Aku merasa punya tanggung jawab untuk menjelaskan padamu siapa ayahmu sebenarnya. Tuan Vittorio Ferrara dan keluarganya adalah anggota dari L’Ordine del Serpente Nero. Seperti yang mungkin sudah kamu ketahui. Ayahmu adalah seorang pria Italia dari Marga Ferrara. Sebuah marga yang erat kaitannya dengan dunia Mafia italia.
“Ya aku sudah membacanya tuan,” ujar Amelie
“Usaha utama ayahmu dalam dunia gelap adalah Perhotelan dan Pariwisata, termasuk di dalamnya pelacuran serta money Laundry. Pejabat pejabat penting dari belahan dunia manapun bisa menitipkan uang pada ayahmu untuk dilakukan pencucian dengan imbal balik 30 persen. Dan ini angka yang tinggi,” jelas Rodrigo
“Nampaknya ayah menikmati bisnisnya hingga melupakan kami,” ujar Amelie sinis.
“Tidak Nona, Ayahmu tidak pernah melupakan kalian. Hanya saja dia ingin kalian jauh dari lingkaran mafia karena pada waktu itu sedang ada pertengkaran hebat. “
“Apa itu tuan Rodrigo?”
“Ayahmu punya adik laki laki yang bernama Fernando. Dia sangat iri dengan Ayahmu. Dia ingin menjadi pewaris tunggal. Untuk itulah dia mengatur siasat, dan melakukan fitnah.”
“Fitnah apa itu tuan?”
“Ketahuilah Amelie, mereka ini bukan hanya kelompok Mafia biasa. Mereka juga kelompok dengan basis keyakinan dan spiritualitas pada Satanisme dalam hal ini sosok Lucifer. Pendiri dari L’Ordine del Serpente Nero, yaitu Keluarga Castellani adalah penganut Paham atau Filosofi Luciferianisme.”
“Lusi ….What? Anda serius Tuan Rodrigo?”
“Bukankah kamu pernah berkunjung ke Temple of Lucifer? Bukankah kamu sering memimpikan simbol Lucifer? Lalu mengapa kamu masih ragu?” tukas Rodrigo.
“Sebentar, dari mana anda tahu semua itu? Itu rahasia hidupku yang orang lain tidak tahu kecuali Pendeta temple itu.” ujar Amelie keheranan.
“Kau tidak perlu mempertanyakan itu Amelie, karena itu hal yang sangat mudah,”
“ Baiklah lalu bagaimana selanjutnya?”
“Setiap keluarga dari organisasi yang berintikan ajaran atau filosofi Luciferianisme, semuanya pasti pernah mempersembahkan anaknya sebagai pengantin. Tujuannya adalah selain untuk memenuhi aturan sekte juga untuk memperkuat organisasi.”
“Maksudnya?” tanya Amelie keheranan.
“Dalam setiap keluarga setiap periode waktu tertentu, mereka selalu harus mempersembahkan anak wanitanya untuk dinikahi oleh keluarga Terkuat di Organisasi itu.”
“Apa ? Nikah resmikah itu tuan Rodrigo?”
“Ya, resmi. Justru mereka sangat bangga. Tetapi tidak dengan ayahmu dan ibumu.”
Amelie terdiam sesaat lalu kembali bertanya,” Mengapa ayah dan ibu tidak bangga dan tidak mau anaknya dijadikan pengantin?”
“Karena ibumu tidak menganut Luciferianisme. Ibumu cenderung pada kepercayaan lain yang lebih populer dan tidak eksklusif. Tetapi intinya ibumu tidak mau anaknya menjadi menantu mafia,”
Amelie menghela nafas panjang.
“Dan ayahmu setuju dengan ibumu. Sehingga mereka berusaha lari dan keluar dari sekte begitu mengetahui bahwa telah sampai giliran keluarga Ferrara mempersembahkan anaknya, “
Amelie mengangguk paham dengan mata memandang ke atap villa menerawang jauh.
“Tujuan dari aturan itu adalah agar setiap keluarga pernah merasakan menjadi bagian dari pimpinan organisasi atau keluarga Castellani, biarpun itu lewat pertalian darah. Hal ini untuk menekan persaingan dan perebutan kekuasaan.”
“Jadi bisa dikatakan bahwa keluarga Ferrara cukup kuat, sehingga perlu untuk menjodohkan keluarga Ferrara dengan keluarga Castellani?” tanya Amelie
“Bisa dibilang begitu, walau tidak sepenuhnya benar. Ingat mereka ini sekte. Sehingga cara berpikirnya tidak lah se pragmatis itu. Unsur keyakinan dan kepercayaan tentang penunjukan oleh Lucifer sebagai tokoh atau simbol pemujaan sentral, adalah sangat kuat.”
“Lalu apa kaitan dengan kami, keluarga Ferrara”.
“Ibumu diyakini oleh Pendeta Temple Of Lucifer akan melahirkan anak yang nantinya merupakan The Bride, atau pengantin pilihan Lucifer. Tinggal mereka berdelapan, atau jika ada sekte Lucifer lain yang tahu akan hal ini, akan berebut untuk menikahi putri ayahmu,”
Dengan mengerutkan kening, Amelie bertanya, “Kakakku juga wanita, dan dia menikah dengan aman di Amerika Serikat tanpa ada keributan dan persinggungan dengan dunia Mafia. Artinya bisa jadi aku?”
“Ya begitulah. Apa lagi kau sendiri datang ke Temple of Lucifer untuk menanyakan mimpi anehmu. Mereka makin yakin Amelie,”
“Tidakkah banyak konflik kepentingan di sana tuan? Apakah seorang pengantin Lucifer akan bahagia? Dan Apa dampaknya untuk keluarga yang menikahi The Bride?” tanya Amelie
“Keluarga terkuat lah yang menikahi The Bride. Tujuan dari menikahi the Bride adalah untuk melanggengkan sekte dan ajaran. The Bride kelak akan menjadi pendamping pimpinan sekte sekaligus pimpinan organisasi dan mengatur mereka dari sisi spiritualitas.”
Amelie mangangguk menunjukkan pemahamannya, walau masih banyak kebingungan di benaknya.
“Inti dari kedatanganku adalah mengatakan, bahwa Ayahmu dibunuh oleh adiknya sendiri, melalui konspirasi bersama dengan keluarga sekte lainnya. Bukan hanya karena alasan tidak mau memasukkan anak wanitanya dalam sekte dan ikut aturan sekte, tetapi juga fitnah memanfaatkan uang organisasi untuk kepentingan pribadi.”
“Jadi ayahku sudah meninggal dan yang membunuh adalah sekte itu dengan sponsor utama pamanku sendiri?” ujar Amelie.
“ Ya benar,”
“Lalu mengapa mereka membebaskan kami? Ibuku dan aku serta kakakku?”
“Karena ada kau Amelie. Dari sejak kau lahir, Pendeta Temple Of Lucifer, sudah mengenali bahwa kamulah The Bride.”
“Oh Tuhan,”
“Nah Sekarang ini masalahnya adalah ada dua sekte Lucifer yang menginginkanmu. Satu yang berpusat di Inggris ini dan satu lagi berpusat di Italia atau sekte ayahmu,”
“Lalu apa yang harus aku lakukan?” tanya Amelie
“Aku tidak bisa mengatakan lebih jauh. Karena waktu ku terbatas. Aku hanya bisa memberimu dokumen lain tentang Sekte Lucifer,” ujar Rodrigo sambil menyerahkan buku yang berisi penjelasan tentang segala hal terkait Filosofi Luciferianisme.
Amelie menerimanya dengan penuh keheranan sambil menggelengkan kepala.
“Waktuku habis, jaga dirimu baik baik. Ketahuilah yang kamu hadapi adalah sekte yang kejam. Jangan pernah frontal melawan mereka. Prioritaskan keselamatanmu,”
Tak lama kemudian Rodrigo pergi meninggalkan Amelie. Suasana pagi di tepi pantai itu masih sangat gelap. Namun Amelie seperti sudah mendapatkan pencerahan, lalu segera meninggalkan Semenanjung Lizard bersama Henry dan supirnya.
Dalam perjalanan pulang menuju Kastil Pendragon, Amelie melakukan panggilan telepon.
“Hai Dominic. Maukah kau menemaniku makan siang hari ini? Aku masak khusus untukmu. Aku tunggu kau di rumah. Bye.”
Amelie tersenyum penuh makna setelah panggilan itu berakhir. Pikirannya melayang pada apa yang akan dilakukannya kemudian.
****
Dominic tampak bahagia sekali siang itu. Amelie sengaja memasak masakan kesukaan Dominic dan berdandan secantik mungkin. Mereka sedang menikmati makan siang bersama. Amelie melihat pada jam tangannya, “Pukul 14 kurang 10 menit”
“Dominic, aku harus ke kamarku sebentar, ada yang ingin aku ambil. Kau tunggulah di sini,”
Setengah berlari Amelie segera memasuki kamarnya. Lalu dia melihat ke arah jendela kamarnya yang langsung berhadapan dengan Pintu masuk Kastil Pendragon.
Dan sesuai prediksi, rombongan mobil limousin hitam sebanyak 4 unit, berbondong memasuki halaman Kastil. Jantung Amelie bergetar kuat, antara bahagia dan takut. Karena dia tahu siapa yang akan datang dan membuat onar di kastilnya tak lama lagi. Lucian!
NB : Jangan Lupa Like and vote, atau bagi Gift biar tambah semangat nulisnya. Terimaksih