Dunia Luas. Tidak menyenangkan jika tidak di jelajahi.
Aku Xiao Wang. Sejak kecil telah mendapat predikat sebagai sampah klan. Tidak bisa berkultivasi membuat diriku kian menjadi sasaran latihan. Sampai di asingkan di Hutan Binatang Buas, namun aku selamat oleh tekad–ku.
Suatu saat nanti, aku akan berdiri di depan banyak orang. Membersihkan namaku dari orang-orang yang dahulu pernah menghinaku. membersihkan namaku dari orang-orang yang pernah mengucil–ku. Pun juga membersihkan nama kedua orang tuaku. Hingga menjadi seorang yang di akui oleh satu kekaisaran sekali pun.
Tidak! Satu Kekaisaran saja tidak cukup. Berkelana ke berbagai belahan dunia juga bukanlah ide buruk dan ya, harus aku laksanakan.
Tentunya, untuk melakukan itu semua, bukan melewati perkara yang mudah. Banyak tantangan yang akan aku hadapi nantinya. Entah itu berjalan di antara ribuan tubuh tak bernyawa, atau mungkin bermandikan darah dari musuh-musuhku... Maka nantikan perjalananku di kisah ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 21 ~ Magma
Hari ketiga berada di dimensi lain, Xiao Wang saat ini tengah berdiri di hadapan Lin Yun Mei. Menunggu wanita itu memberikan arahan terkait dengan latihan yang akan dia lakukan selanjutnya.
"Xiao Wang, dalam dua hari ini, kekuatan fisikmu telah meningkat pesat. Bahkan jika kau tak memiliki energi Qi sekalipun dan berhadapan dengan seorang Kultivator maka Kultivator di ranah Lanjutan tahap 5 puncak kalah terhadap mu ," jelas Lin Yun Mei.
Xiao Wang mendengar itu mengangkat kedua tangannya. Lalu mengepal keras. "Dengan begini, aku bisa menyembunyikan kekuatan asliku dari mereka. Aku hanya perlu menggunakan kekuatan fisik untuk membuat malu mereka yang dahulu mempermalukan aku!" batin Xiao Wang.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan selanjutnya!" tanya Xiao Wang, dia tampak tak sabar.
"Untuk hari ini, kamu tidak perlu berkeliling bukit lagi, namun kau harus melewati ini..." Selepas dengan mengatakan itu, tiba-tiba saja tanah di bawah kaki Xiao Wang bergetar hebat.
Retakan besar terjadi pada tanah. Lalu terbelah menjadi dua. Xiao Wang berusaha untuk memposisikan tubuhnya yang oleng agar tidak terjatuh dalam retakan besar itu.
Krakkkk...
Kembali terjadi keretakan di sekeliling Xiao Wang. Dan pecah.
Xiao Wang berdiri dengan penuh hati-hati pada penggalan daratan di bawah kakinya. Sementara daratan lainnya kini telah bergerak menjauh, menciptakan jurang dalam yang menjadi pemisah.
Tak berselang lama, Xiao Wang merasakan kulitnya yang seolah mau terbakar oleh suhu panas yang muncul dari bawah jurang daratan yang retak.
Benar saja, lautan magma panas muncul dari bekas daratan yang terpisah tadi. Menciptakan gelembung-gelembung panas, hingga penggalan daratan yang dia pijaki kini telah mengapung.
Xiao Wang menenangkan dirinya agar tidak panik. Dirinya semakin terbawa arus magma yang mengalir.
"Xiao Wang, kau harus berhasil mencapai daratan luas yang ada di ujung sana. Dengan mengandalkan batu-batu yang bergerak itu. Ini akan melatih kelincahan serta ketangkasan mu dalam mengambil sebuah tindakan," ucap Lin Yun Mei yang saat itu tengah melayang. Memperhatikan Xiao Wang dari atas udara.
Xiao Wang menoleh sekeliling. Saat itulah dia baru menyadari kalau batu-batu terapung bermunculan dari arah yang berlawan dengan arus magma itu. Tapi semuanya memiliki jarak, sehingga untuk sampai di daratan luas yang di maksud, Xiao Wang harus berlari cepat, melompati satu per satu batu-batu terapung yang bergerak searah itu.
"Aku harus cepat, setidaknya kecepatan gerakku tidak akan kalah sama arus magma ini!" gumam Xiao Wang pelan. Dia kemudian melompati salah satu daratan magma.
Whush...
Berhasil berpijak dengan sempurna namun Xiao Wang hampir saja terjatuh. Setelahnya melihat sekeliling, kemudian mewanti-wanti memang batu-batu mana yang akan di gunakan untuk berpijak nantinya. Setelah merasa cukup, Xiao Wang kemudian kembali melompati batu-batu apung yang terbawa arus magma itu.
Kecepatan Xiao Wang semakin meningkat sehingga dia tidak cukup ketinggalan dan terbawa arus.
"Ini akan mudah!" gumamnya kala merasakan bahwa latihan ini terasa lebih mudah dari sebelumnya. Melihat ke depan, kini jaraknya dengan daratan luas tinggal dua puluh meter lagi.
Xiao Wang melompat dan berpijak pada salah satu batu apung.
Bukk...
Tepat setelah kedua kakinya menginjak batu apung tersebut, mendadak tekanan besar menekan tubuhnya, membuat Xiao Wang dipaksa dalam keadaan berlutut.
"Sial, dia tidak mengatakan soal ini!" gerutu Xiao Wang. Sempat tersentak kala menerima tekanan itu. Lalu dia menoleh ke arah Lin Yun Mei dari jauh. Wanita itu sendiri memandangnya dengan menampakkan seringai kecil seolah-olah kejutan yang dia persiapkan telah berhasil.
Xiao Wang mencoba untuk bangkit. Tekanan yang di rasakannya ini mungkin tidak terlalu berat, namun yang ditakutkan Xiao Wang adalah saat dia melompat nanti. Bagaimana jika setiap jarak yang tercipta, tekanan yang di timbulkan pula berbeda-beda? Bukankah tidak mungkin jika dia tidak terjatuh ke dalam magma?
baru tau...