Sahabat mu adalah Ular. Itulah yang terjadi pada Ashila yang sudah bertahun-tahun berteman dengan perempuan yang dia anggap saudara
Lolita merebut kekasih yang sangat di cintai oleh Ashila untuk kesekian kalinya dan sayangnya gadis itu baru menyadari seberapa buruk perilaku sahabatnya itu
Tapi kehidupan mempertemukan mereka kembali, seperti sebuah karma kekasih Lolita menyukai Asila bahkan terkesan Obses dan mengunci wanita itu dalam lingkup kekejaman nya
akan kah wanita itu menghindar atau memberi pelajaran pada Lolita?
Namun sayang nya gadis itu sudah membuat pria itu terpesona hingga tidak melepaskan dirinya lagi
"Lepaskan saya Tuan Leus!".
"Mau kemana? kemarilah dan balaskan dendam mu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SISI LAIN JOSHA
“Tunggu aku harus menghubungi Paman dahulu”. Ashila menahan pergelangan tangan kekasihnya lalu mengambil sebuah ponsel dari saku tasnya dengan cepat jari jemari itu menekan nomor milik Bajha dan segera menghubungi pria itu.
Di ujung sana Bajha menerima panggilan dari Ashila, bibirnya melengkung kala melihat gadis kecilnya terlihat sangat cantik di sana
“Ada apa nak?”.
“Paman, aku akan pergi kencan dengan Josha kemungkinan akan pulan sore aku ingin meminta izin pada paman”. Ashila mengarahkan ponselnya pada Josha yang kini terseyum kaku “Katakan sesuatu Josha,paman akan lebih tenang jik kau berjajir”.
“Ah..I ..umh kami akan keluar Paman, kami akan kembali sebelum gelap”. Josha menjawab kaku, meski dia sudah menerangkan rencana mereka hari iu entah kenapa hatinya tdak juga terima dengan perkataan Josha
Di ujung sana Baja menatap seolah menunjukan rasa tidak sukanya pada pemuda itu lewat sorot mata tajam yang tidak bersahabat
“Jangan panggil aku Paman karena aku bukan Paman mu, kembaikan putri ku sebelum gelap atau aku akan membunuh mu”. Ucap Bajha dari ujung sana tidak main-main
Josha hanya bisa menelan ludah bukan tanpa alasan, Bajha memiliki bada tegap dan kekar tinggi badan nya pun tidak tanggung-tanggung mencapai 190cm sebagai pria dewasa dan matang tentu Josha bukanlah tandingan fisik bagi pria itu.
“Baik … Baik Pak akhirnya Josha menjawab dengan nada yang cukup gugup dan sedikit tegar karena Ashila menggenggam satu tangan nya dengan lembut dan entah apa yang ada dibenak pemuda itu, dia merasa sangat tenang dia benar-benar menyukai Ashila bhkan hanya sedikit dari gadis itu membuatnya sangt nyaan
“Maafkan Paman ku ya, dia memang begitu dia sangat melindungi ku”. Ucap Ashia, Josha hanya mengangguk dia memahami gadisnya
“ayo aku aka mengajak mu k tempat yang kau suka”.
“Hmm”.
Pemuda itu menyalakan motor besarnya menuju sebuah tepat yang belakangan ini sempat terdeteksi tidak sembarangan rang bisa ke sana, karena nyatanya Josha bahkan sampai memerinta anak buah Ayahnya untuk mengamankan sebagian tempat di sana agar lebih privat untuk mereka berdua.
Tangan Ashila yang lembut merangkul pemuda itu sambil mennjukan kekaguman nya pada setiap pemandangan di sana
“Bukankah tempat ini sudah di larang?Beberapa wisatawan telh merusak tempat ini”. Ashila menatap tempat itu dengan kekaguman letaknya berada di ujng bukit yang curam dan langsung mengarah ke kota hingga mereka bisa melihat indahnya pemandangan kota dari sana
“Kau suka?”.
“Sangat!”. Ashila menatap dalam pada Josha menunjukan rasa terima kasih bersamaan dengan kekagumannya
Josha menatap sekitarnya yang cukup sepi tidak ada penjaga yang beran masuk karena peintah Josha sebelumnya, maka dia mendekat pada Ashila dengan kekagumannya menatap binar mata yang indah.
Kini tatapan nya tertuju pada bibir pink milik gadis itu di liat dari segi manapun tampaknya tidak ada seorangpun yang pernah menyentuh area itu
“Cantik sekali…”. Gumam pria itu pelan menyetuh dagu Ashila mendekatkan wajahya pada gadis cantik itu “Bolehkah…?”.
Ashila yang tanpak terkejut dengan apa yang dilakukan Josha lantas menjaga jarak seketika dari pria itu tidak bodoh hingga tidak tahu apa maksud dari pemuda itu, wajah ya berpaling begitu saja ada rona di sana yang menujukan jika dia sangat malu
“Ashila ku pikir kita sudah sama-sama cukup umur untuk melakukan ini”.
Gadis itu melotot bukan masalah umur tapi dirinya sangat enggan melakukan hal itu bersentuhan seperti itu adalah hal yang berlebihan menurutnya
Batas antara dia dan pemuda adalah sebatas genggaman tangan dan tidak lebih karena dia sendiri sudah berjanji pada Bajha sebagai syarat gadis itu di izinkan untuk menjalin kasih dengan lawan jenisnya.
“Tidak Josha, jika kau berpikir aku terlalu munafik silahkan tapi aku sama sekali tidak akan melakukan itu”.
“Tidak akan? Apa karena paman Bajha?”
Gadis itu menggeleng karena bukan sepenuhnya karena Bajha tapi juga harga dirinya sendiri menjaga kesucian sampai dia menikah adalah hal yang harus dia jaga
“Aku akan menjaga sampai menikah nanti”.
Josha memutar bola mata malas meski dia kecewa dengan apa yang di katakan oleh Ashila tapi dia kagum dan menghargai keputusan gadis itu
Enak juga menikah dengan perawan, sebaiknya aku mencari pelampiasan lain menikah dengan Ashila nanti ck….aku mendapatkan gadis baik-baik huh!. Gumam Josha mencoba menghibur dirinya sendiri
Hari sudah mulai gelap Josha memutuskan untuk membawa Ashila kembali pulang tidak ingin kena amukan dari Bajha dan gadis itu juga akan sedih
Motor pemuda itu melajukan sepeda motornya dengan cepat kembali menuju keramaian kota, terlebih dahulu pemuda itu membawa kekasihnya ke sebuah mini market
Tidak ingin sang kekasih kelaparan sedikitpun jika mereka mampir ke restoran mungkin akan memakan waktu, lagi pula Bajha pasti sudah memasak untuk Ashila pria itu akan sedih jika gadisnya tidak memakan makanan yang dia masak
“Ini”. Josha memberi sebuah kue kecil untuk gadis itu “Aku beli yang pakai krim stroberry, kau suka?”.
“Maacih!”. Ashila menerimanya dengan kedua tangannya dia memang sangat suka kue yang di pilihkan oleh Josha ukuran nya pas tidak membuatnya kenyang dan dia juga bisa makan bersama dengan Bajha nantinya
Gadis itu benar-benar nampak menggemaskan hinnga Josha merangkulnya dengan mesra, tanpa sadar di sudut sana seorang gadis menatap kedua insan itu dengan tajam.
********
Josha kembali melajukan kendaraan nya di tengah hari yang sudah gelap setelah mengantarkan Ashila kembali pulang, Pemuda itu menggigit bibirnya merinding ketika melihat tatapan Bajha beberapa saat lalu
Pria itu menatapnya seperti akan membunuhnya karena terlambat mengantar gadis itu hanya berselang 10 menit saja dari waktu yang di tentukan tapi Bajha seakan hendak membunuh dirinya
“Apa-apaan pria itu,aku hanya ingin berkencan biasa dia selalu menjadi penghalang besar!”. Kesal Josha melajukan kendaraan nya ke sebuah tempat yang cukup riuh dengan lampu gemerlap
Di sana sudah ada beberapa pemuda yang berkumpul menatapnya sambil terkekeh karena Johsa datang dengan wajahnya yang tampak sangat kesal
“hei Bro! Ada apa dengan wajah mu itu?”. Kekeh Hendra salah satu teman dekat dari Josha “Apa kau belum mendapatkan apa yang kau mau dari kekasih mu itu?”. Canda salah satu dari mereka membuat pemuda itu semakin dongkol
“He…Hei ada apa?”. Jodie menepuk pundak Josha karena dia lah yang lebih memahami pemuda itu ketimban teman lain nya
“Biasa lah, Si Bajha da hampir saja memukul ku tadi hanya karena aku mengantar Ashila terlambat”.
“Ck…ck jadi kau belum mendapatkan gadis itu? Kau bisa membalas dendam padanya dengan itu, itu pasti akan menjadi pembalasan terbaik”. teman Josha, Noah memberi pendapat pada pemuda itu “Kau benar-benar belum menyentuhnya?”
Josha menggeleng membuat mereka terkejut dan juga terkekeh secara bersamaan itu adalah hal yang mustahil bagi mereka mengingat reputasi Josha yang amat terkenal di kalangan para gadis itu
“Apa dia menolak mu? “. Tanya Jodie pada pemuda itu, dan Johsa mengangguk kini mereka terbelalak dan menatap nya denga serius
“Aku tidak ingin menyetuhnya juga, sebelum menikah dia benar-benar belum pernah melakukan hal semacam itu, kalian mengerti”. Sedetik kemudian air muka Josha berubah mengingat senyum manis dari Ashila “Gadis baik, tentu aku harus menikahinya kan”.
“Cih jadi kau bertobat?”. Noah seakan tidak percaya, tapi Josha segera menggeleng tentu kehidupannya yang menyenangkan tidak harus di tinggalkan
Josha melirik sekitarnya yang kini mulai ramai dengan pengungjung, lampu yang gemerlap tidak menghalangi pandangan nya untuk melirik setiap wanita yang lewat di sana
“Jangan bilang kau datang hanya untuk mencari pelampiasan ke sini?!”. Noah menelisik wajah pemuda itu, sambil meminum segelas wine nya “Licik sekali, Ashila hanya dapat bekas!”
Sontak Josha menatap tajam pada Noah dia tidak suka dengan perkataan pemuda itu, tapi dia masih bisa mengontrol dirinya karena kedatangan seorang gadis yang cukup menantang gadis yang mengejarnya beberapa waktu belakangan ini
“Aku bisa bergabung?”. Tanya gadis itu dengan lembut dengan tatapan yang intens pada Josha