***++ Harus bijak memilih bacaan ya guys...
Malam panas satu malam ku dengan lelaki asing membuatku tidak bisa lepas dari lelaki itu. Belakang aku tahu ia adalah Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah sakit Mamaku dan kebetulan lelaki itu adalah Dokter yang merawat mamaku. Ia srorang duda yang haus akan hubungan panas di atas ranjang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qolbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 KAU MENJADI SIMPANAN?
Kedua mataku membelalak Begitu juga dengan kedua mata lelaki yang ada di depanku yang ikut mendengarkan telepon tersebut seolah ia tidak kalah terkejutnya dengan apa yang aku alami saat itu aku pun langsung menyudahi panggilan tersebut begitu saja karena khawatir keberadaan Dokter Rafandra akan diketahui oleh orang lain.
"bagaimana Apakah kau sudah percaya? bukannya aku tidak ingin kau mengantarku pulang tapi kau tak pun tahu sendiri entahlah gimana ia tidak akan cemburu kalau melihat istrinya pulang dengan lelaki lain," aku berusaha menolaknya secara langsung, aku melihatnya menganggukkan kepalanya beberapa kali tanda ia mengerti.
"baiklah tidak apa-apa aku hanya berusaha berbuat baik saja padamu karena aku kau jadi seperti ini. dan lagi maafkan aku tadi yang reflek menggendongmu begitu saja karena aku khawatir kalau sampai orang orang yang melihat kita tadi akan menghakimiku begitu saja tanpa tahu permasalahannya," ia berusaha untuk meyakinkanku ia melakukan semua itu karena tanggung jawabnya saja.
"baiklah kalau begitu mari kita berpisah di sini aku tidak apa-apa aku baik-baik saja," aku melihatnya menganggukkan kepala beberapa kali tanda Ia mau mengerti.
"Kau mau bertukar nomor?" sembari menyodorkan ponselnya ke arahku, seakan ia benar-benar merasa tidak nyaman.
"Terimakasih, tidak usah saja... aku baik-baik saja kok,"
"Ya sudah kalau begitu. semoga kau cepat sembuh ya Aku pergi dulu," dan saat itu aku melihat lelaki itu berjalan pergi meninggalkan tempatnya. aku pun segera mengirim pesan pada dokter Rafandra untuk meminta maaf karena aku sudah menyita waktunya dan juga mengganggunya untuk kepentinganku.
"Dokter... maafkan aku yang sudah dengan lancang memanfaatkan Dokter tadi. aku akan memberikan konpensasi nanti malam," aku mencoba membuat lelaki itu tidak berlanjut marah dan membahasnya di apartemen.
"Aku tunggu kompensasinya," balas lelaki itu singkat. aku pun hanya bisa pergi meninggalkan tempatku berada untuk menuju ke ruangan di mana mamaku dirawat. setelah beberapa saat berjalan aku tiba di sana Aku melihat keadaan mamaku yang masih belum ada perubahan setelah operasi keduanya meskipun aku melihat dia sudah tampak baik-baik saja namun tetap saja ia belum bisa untuk duduk di tempatnya apa lagi berdiri.
Aku sengaja untuk meminta seseorang untuk menemaninya atau menjaganya saat aku tidak ada di sisinya karena aku khawatir setiap kali aku dan mama berdua saja maka Mama akan bertanya banyak hal padaku.
"Bibi!" aku begitu terkejut saat aku melihat bibi ada di sana. sebenarnya orang itu bukan bibi kerabat tetapi ia adalah pemilik tempat aku dan juga mamaku tinggal. namun orang itu begitu jahat padaku bahkan dia bersikeras untuk menjodohkan ku dengan lelaki yang umurnya jauh lebih tua dariku bahkan hampir seumuran mamaku.
"Kenapa bibi ada di sini?" aku bertanya pada wanita itu saat aku baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut aku begitu khawatir kalau orang itu akan mengatakan banyak hal pada mamaku dan mempengaruhi pemulihan mamaku.
"kau tidak pulang selama 2 minggu ke mana saja?" aku begitu terkejut ketika mendengar apa yang wanita itu katakan aku sudah langsung bisa menebaknya jika saat itu pastinya bibi sudah mengatakan banyak hal pada mamaku dan benar saja mamaku saat itu langsung menampakkan ekspresi marah padaku mungkin dia sudah termakan omongan wanita itu seperti biasanya.
"Oh aku tidak pulang karena aku tinggal di asrama kampus bibi Kenapa juga aku harus pulang kalau asrama kampus lebih dekat dengan rumah sakit jadi aku lebih bisa menjaga mama dan juga kembali ke asrama," Aku sengaja berbohong pada wanita itu karena aku tidak ingin berlarut-larut menjawab semua pertanyaan yang wanita itu lontarkan.
"Jasmine Kenapa kau baru datang bibi sudah berada di sini dari tadi Dia menunggumu, dia ingin mengenalkan kamu pada lelaki baik kenapa kau tidak mengikutinya saja lagian bibi pasti sudah meminjamkan banyak uang padamu untuk biaya rumah sakit Mama, jadi apa salahnya sekali ini saja kamu mau melakukan apa yang bibir katakan," aku begitu terkejut ketika mendengar apa yang mamaku katakan saat itu di mana mama mengira jika uang yang aku dapatkan untuk membayar biaya pengobatannya dan juga operasi Mama semua itu adalah uang yang dipinjamkan oleh bibi.
"mama Ini bicara apa sih uang-uang Apa maksud Mama aku tidak pernah merasa jika aku meminjam uang pada," ucapanku tertahan saat itu karena bibi sudah langsung menyahut ucapanku di sana seolah Ia memang sengaja untuk menyetop ucapanku agar tidak terlanjur panjang lebar dan menjelaskan semua pada mamaku karena sepertinya bibi sudah tahu bahwa aku tidak memberitahu Mama asal usul uang pengobatan itu dari mana.
"Sayang kenapa kamu tidak mengiyakan apa yang mamamu inginkan jangan buat mamamu sakit-sakitan terus dong karena kamu menolak apa yang bibi inginkan bibi melakukan semua itu karena bibi sayang denganmu karena bibi ingin kamu cepat aja yang mengurusnya terutama mama Kamu pastinya Mama kamu juga butuh uang banyak untuk penyembuhannya jadi apa salahnya kalau kamu melakukan apa yang bibi inginkan lagi ya lelaki yang akan bibi kenalkan pada kamu itu adalah lelaki yang belum pernah menikah meskipun usianya terpaut lumayan jauh denganmu Tapi bibi yakin Ia adalah lelaki yang bertanggung jawab pada keluarganya,"
aku langsung merasakan sesak nafas seketika saat aku mengetahui bahwa ternyata bibi belum menyerah dengan keinginannya untuk menjodohkan aku dengan lelaki tua itu.
"Deg," jantungku seolah berhenti berdetak ketika aku menyadari jika aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa meskipun Aku menolaknya tetap saja mamaku sudah termakan ucapan bibi tersebut.
"Akh!" tubuhku oleng dan hampir jatuh kedua kakiku rasanya lemah seketika dan untungnya ada seseorang yang tiba-tiba ada di belakangku dan langsung menopang tubuhku begitu saja menjagaku agar terjaga.
"Dokter..." aku melihat wajah dokter Rafandra yang datar dan dingin itu menatap ke arahku.
"Ada apa ini?"
"dokter mau mengecek kesehatan pasien ya?" bibi tersebut bertanya yang lalu mendapat satu kali anggukan dari Dokter Radandra.
Lelaki itu kemudian melepaskan tubuhku lalu berjalan mendekat kearah mamaku berada dan mulai mengecek kesehatannya.
"dia itu adalah gadis yang tidak berbakti pada orang tuanya. Aku hanya ingin mengenalkan dia dengan lelaki baik yang mau menerima ia dan keluarganya bahkan lelaki itu mau menghidupi dia dan juga mau membiayai kuliahnya dan kehidupannya sehari-hari Apakah dia kira pengobatan Mamanya di rumah sakit ini itu tidaklah murah tentu saja ia pastinya akan membutuhkan banyak uang untuk itu, tapi dia terus menolaknya dari tadi bahkan Mamanya terus meminta dan memohon padanya tetapi dia tidak mau,"
"masalahnya aku juga sudah melunasi seluruh biaya kuliahku bi, bibi jangan susah payah untuk mencari lelaki yang baik dan mau membiayai kuliahku aku bisa membiayai kuliahku sendiri. kalau untuk biaya rumah sakit kenapa bibi baru katakan karang ke mana saja bibi kemarin saat Mama masuk ke rumah sakit dan melakukan operasi apakah bibi tahu ini adalah operasi mama yang kedua kalinya dan setiap operasi diharuskan membayar biaya Apakah bibi juga tahu itu kenapa setelah mama dalam tahap pemulihan bibi malah baru datang dan mengatakan semua itu lalu kemana saja bibi kemarin? jadi jangan salahkan aku untuk menolaknya!"
"kau berani mengatakan semua itu padaku! gadis yang tidak bersyukur sudah 3 bulan kamu dan juga mamamu menunggak untuk membayar kontrakan Apakah kamu lupa kenapa kamu tidak melunasinya saja kalau kamu merasa jika kamu bisa segalanya,"
"Oke aku akan melunasinya! dan aku tidak akan tinggal di tempat kumuh itu lagi setelah Mama keluar dari rumah sakit ini." aku tampak begitu kesal pada wanita itu aku tidak peduli jika saat itu mamaku dan juga Dokter Rafandra tengah mendengarkan apa yang kami ucapkan Aku langsung mengambil sejumlah uang untuk membayar kontrakanku tersebut dan aku membayarnya lebih.
"jadi mulai sekarang jangan datang kemari lagi untuk merayu mamaku agar mau menjualku pada lelaki yang bibi maksudnya itu,"
"kau bersikeras tidak mau menerima lelaki baik yang mau menerima kalian apakah karena kamu sudah menjadi simpanan om-om di tempat hiburan malam yang menjadi tempat kerjamu itu? lelaki sialan mana Yang tidur denganmu dan mau memberimu uang?"