NovelToon NovelToon
Belenggu Ikatan Sahabat

Belenggu Ikatan Sahabat

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Calistatj

Ares dan Rara bersahabat baik dari kecil. Tidak mau kehilangan Ares membuat Rara mempertahankan hubungan mereka hanya sebatas sahabat dan memilih Arno menjadi pacarnya. Masalah muncul saat Papa Rara yang diktator menjodohkan Ares dan Rara jatuh sakit. Sikap buruk Arno muncul membuat Rara tidak mempertimbangkan dua kali untuk memutus hubungan seumur jagung mereka. Ares pun hampir menerima perempuan lain karena tidak tahan dengan sikap menyebalkan Rara. Namun demi melindungi Rara ,memenuhi keinginan papa dan membalas Arno. Akhirnya Rara dan Ares menikah. Hari - hari pernikahan mereka dimulai dan Rara menyadari kalau menjadi istri Ares tidak akan membuatnya kehilangan lelaki itu. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka yang sebelumnya sahabat menjadi suami istri serta bagaimana jika yang sakit hati menuntut balas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7

Aku masih menolak bertemu atau berkomunikasi dengan Arno semenjak kejadian terakhir yang tidak mengenakan. Namun aku sadar aku tidak boleh memperlakukan Arno seperti itu. Aku berniat mengungjungi rumahnya setelah pulang dari kantor dan membawakan makanan. Dalam hubungan ini rasanya memang aku yang lebih banyak berjuang dari pada lelaki itu. Aku menghela nafas dan melanjutkan pekerjaanku mencoba mengerti kalau hubungan terlalu dekatku bersama Ares memang wajar membuat Arno cemburu. Aku juga merasa bersalah setelah beberapa kejadian bersama Ares kemarin.

Jam sudah menunjukan pukul 5. Aku segera mengambil tasku dan menuju apartemen Arno yang letaknya dipinggiran Jakarta Selatan. Di apartemen dengan biasa sewa di bawah 2 juta per bulan. Sebelum sampai sana aku sempat membawakan seloyang kue bolu untuk dia sarapan.

Aku mengetuk apartemen Arno dan menunggu lelaki itu keluar, tapi hampir selama 30 menit aku menunggu lelaki itu tidak juga datang. Aku memutuskan pulang saja memang salahku yang tidak memberi taunya terlebih dahulu kalau aku mau datang. Aku meninggalkan kue itu di depan pintu apartemennya dan berbalik arah. Saat sampai di lobi. Aku menemukan seseorang yang kukenal duduk di salah satu kafe kecil yang berada di depan gedung apartemen. Arno duduk disana bersama seorang wanita yang terlihat sedikit lebih tua darinya. Aku tersenyum ketika akhirnya menemukannya. Dia masih saja bekerja di luar jam kerja. Memang tipe pekerja keras.

Aku memasuki kafe tanpa dia sadari dan mengambil duduk di belakang Arno bermaksud memberi kejutan ketika dia berbalik setelah selesai bekerja. Dari sini aku bisa mendengar kalau percakapan mereka bukan tentang pekerjaan.

“Kopi disini enak juga” Kata perempuan itu yang kali ini bisa aku lihat dengan jelas wajahnya. Cukup cantik dengan dandanan menor dan tubuh langsing.

“Makanya sering - sering kesini” Respon Arno santai.

Aku mengamati mereka dalam diam sambil menyesap es coklat yang aku beli sebelum duduk. Arno masih tidak menyadari kehadiranku.

“Aku sering kesini loh, tapi baru coba”

Ngapain dia sering kesini? Pikirku dalam hati. Masih dalam hening. Jantungku mulai berdegup lebih kencang. Pikiranku yang biasanya selalu positif mulai negatif.

“Ya udah habisin. Habis itu kamu pulang atau nginep nih, cantik?”

“Nginep dong. Jelas - jelas aku kangen tidur sama kamu, makanya mau kesini sama kamu”

Aku menggigit bibir bawahku dengan keras. Apakah hubungan mereka berdua sebenarnya dibelakangku? Apakah jika mereka memiliki hubungan saudara mereka akan tidur bersama?

“Ya udah yuk naik. Biar kita bisa langsung…”

“As you wish, sayang”

Tidak tahan lagi aku berdiri dan mengkonfrontasi mereka. “Wah, wah. Suka tidur sama - sama ya? Ngapain aja tuh?” Tanyaku langsung berdiri di depan mereka sebelum mereka berdua bangun.

“Rara?” Arno keliatan sangat kaget dan segera berdiri menatapku.

Perempuan yang bersama Arno juga menatapku heran. “Siapa nih, No?”

“Pacarnya Arno. Rara” Aku memperkenalkan diri.

Gelak tawa perempuan itu terdengar menyebalkan di telingaku. “Sarah”

”Ra, ayo bicara di luar” Arno mencoba menarik tanganku, tapi segera aku tepis.

“Jadi, apa hubungannya sama Arno nih, Sarah?”

“Friends with benefit.. tau kan artinya? Kalau sama - sama butuh kita… ya gitu deh, tapi aku nggak sangka sih, No. Ternyata cewek lo kayak gini ya modelnya?” Ejek perempuan itu.

Aku mengepalkan kedua tanganku mencoba menahan amarah yang saat ini menggerogotiku. “Sejak kapan?”

“Lebih dari 2 bulan” Jawab Sarah dengan senyum mengejek. Reaksinya benar - benar bertolak belakang dengan yang seharusnya.

“Ra…”

“Oke silakan lanjutkan. Tadi katanya mau ke kamar karena kangen tidur sama - sama” Kataku. Aku membetulkan letak tali tasku dan menahan air mata yang sudah ingin aku tumpahkan. Aku harus keluar dari sini secepatnya.

“Rara… Ra… denger penjelasanku dulu” Arno mengejarku dan meraih tanganku.

“Jelasin apa?” Aku menatap Arno tajam.

“Aku melakukan ini karena kamu. Karena kamu nggak bisa kasih yang aku butuhkan, Ra…”

“Emang apa yang kamu butuh, No? Seks?” Aku tertawa mendengarnya.

“Iya. Jadi, apa salahnya? Kalau ada orang lain yang mau melakukan itu buat aku sementara kamu nggak bisa? Toh yang jadi pacarku tetap kamu, Ra…”

”Tadi aku lupa bilang. Mulai hari ini kita putus ya. Kamu bukan siapa - siapam lagi buat aku, jadi silakan lakuin semua yang kamu mau” Aku melepas pegangan tangan Arno dan melanjutkan langkahku menuju mobil.

“Rara…Ra” Arno masih memanggilku, tapi dia sama sekali tidak mengejar. Aku menumpahkan tangisku dan setengah berlari menuju mobil.

***

BRAKK.

Kepalaku terbentur kemudi mobil ketika mobil yang aku kendarai menabrak pembatas jalan dengan cukup keras.

”Ah” Aku memegang keningku yang terasa sakit dan mendapati sedikit darah yang keluar dari keningku.

Aku mengeluarkan ponsel dengan jemari gemetar dan menelpon Ares. “Res…” Isakku.

“Ra, kenapa?” Suara di belakang Ares terdengan bising.

“Res, dimana?”

”Bar”

“Aku nabrak bahu jalan. Kamu bisa kesini nggak? Kayaknya…”

”Shareloc!” Ujar Ares tegas.

Aku mengirimkan lokasi ke Ares dan menunggu di dalam mobil sambil menangis membayangkan kalau aku memang benar - benar naif seperti kata papa. Sampai mempercayai lelaki seperti Arno yang rasanya hanya memanfaatkan aku. Untungnya aku benar - benar menahan diri, hingga tidak melakukan hal - hal di luar batas bersama Arno, hingga harusnya tidak akan ada yang aku sesali.

30 menit kemudian aku melihat mobil Ares dan lelaki itu segera turun. Perasaanku seketika terasa tenang.

“Ra!” Ares mengentuk kaca mobilku. Aku membuka kunci dan membiarkan Ares mengeluarkanku dari mobil. Untungnya lukaku tidak terlalu parah. Tidak ada pendarahan, hanya sedikit luka terbuka di kening yang darahnya sudah berhenti, karena aku mengelapnya dengan tisu.

“Kok bisa kayak gini, Ra?” Tanya Ares panik.

“Aku nabrak pembatas jalan…”

Ares membopohku ke dalam mobil dan mendudukanku di kursi depan. “Kok bisa nabrak? Itu pertanyaannya”

“Banyak pikiran”

“Pikir apa?”

”Ternyata Arno selingkuh dari aku selama ini, Res. Aku terlalu naif.. . benar kata papa… Aku senang waktu tau cowok kayak Arno suka sama aku… dan ajak aku pacaran… tanpa sedikit aja curiga kalau dia mungkin pacaran sama aku bukan karena cinta.. mungkin papa benar kalau aku adalah jaminan buat hidup dia yang biasa aja”

Ares meraihku ke dalam pelukannya. “Biarin aja, Ra. Nanti kita balas Arno yang udah nyelingkuhin lo. Kita ke rumah sakit ya?” Ares menepuk - nepuk punggungku.

Aku semakin menangis di dalam pelukannya. Ares selalu ada setiap kali aku butuh bantuan. Entah bagaimana kalau tidak ada seorang Ares Elano di dalam hidupku.

“Makasih, Res. Nggak usah ke rumah sakit. Kita pulang aja”

“Luka lo nggak apa - apa emang? Mana lagi yang sakit?”

Aku menekan tanganku ke dada. Ke bagian yang terasa paling sakit saat ini.

“Nanti kita lakuin semua hal yang bikin lo senang. Gue serius tapi masih ada yang sakit nggak efek dari kecelakaan?”

Aku menggeleng pelan sebagai jawaban. Ares tidak berkata apa - apa lagi. Ares menelpon supirnya untuk segera membawa mobilku ke bengkel dan mengantarku pulang.

1
MatchaLatte
Makanya ada ada aja papanya… makasih udh mampir sis hihi
Riiiiee
aduhhhh Rara terima ajaa dong
Riiiiee
aduhhhh raa
Riiiiee
ya ampun papa, hobi anak itu harus dikembangkan bukan malah di larang
Riiiiee
gemesss banget, jadi pengen punya sahabat cowo juga
Devie Varany
Sweet banget ares dan raraaa
MatchaLatte: Makasih kak stay tune untuk cerita berikutnya ya
total 1 replies
acc_.xm
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
MatchaLatte: Terimakasih kaka stay tune ya untuk part berikutnya
total 1 replies
BloodyKnuckles
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
MatchaLatte: Hai kak terimakasih hehe stay tune ya aku mau post lanjutannya hari ini
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!