Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 24
"Sandi?!...."
Sandi yang tengah duduk di bawah pohon kelapa mendapati seorang gadis mendekati dan menyapanya. Sandi mendongak dan terkejut saat melihat wanita yang menyapa nya itu adalah Namira.
"Na-namira?!"
"Benar, sepertinya kamu masih mengingat aku ya" ucap Namira tersipu malu
Namun mengetahui gadis di hadapannya itu adalah Namira, Sandi sontak memalingkan wajahnya dan tak sedikitpun menoleh ke arah Namira
"Apa kamu masih kecewa kepadaku, Sandi?!"
Sandi tak berkutik, ia mengabaikan Namira yang berusaha mengajaknya berbicara. Melihat sikap Sansi yang dingin Namira hanya terdiam, ia tahu betul jika pria dihadapannya itu mungkin benar-benar kecewa kepada dirinya yang dulu meninggalkan dirinya demi bersama pria lain.
"Sandi, aku minta maaf ya jika dulu aku menyakiti perasaan kamu. Aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya...."
"Mas..."
Namira terhenti saat Mesya datang membawa dua buah kelapa dan memanggil Sandi dengan panggilan mesra.
Mesya menghampiri Sandi dan memberikan kelapa yang ia bawa, melihat seorang gadis tengah berdiri di samping Sandi membuat Mesya bertanya-tanya dan langsung menanyakan identitas Namira.
"Kamu siapa?!" Tanya Mesya kepada Namira.
"Oh, hallo perkenalkan namaku Na...."
"Sudah ayok kita pergi Mesya.." potong Sandi yang beranjak dan menarik tangan Mesya
Mesya yang melihat sikap aneh suaminya itu tentu saja semakin membuat dirinya kebingungan. Tanpa mengatakan sepatah katapun Mesya mengikuti Sandi menjauh dari Namira.
"Mas, siapa dia?!"
"Mas tidak kenal, dia hanya wanita yang mencoba mendekati mas" ucap Sandi tanpa menoleh dan terus menarik tangan Mesya.
Mesya hanya terdiam dan sesekali menoleh ke arah belakang menatap Namira yang masih mematung memperhatikan ke arah mereka berdua.
"Mas!!...."
Mesya berteriak saat melihat Namira di tampar oleh seorang pria yang langsung membuat Namira tersungkur ke atas pasir.
Sandi yang mendengar Mesya berteriak pum sontak menoleh dan menyaksikan Namira tengah siap dipukuli oleh seorang pria. Tanpa berpikir panjang Sandi berlari dan menghentikan pria tersebut yang bersiap memukul Namira.
"Siapa lu!! Jangan ikut campur"
Mesya yang melihat hal itu menyusul mengikuti Sandi dan memapah Namira yang tersungkur di atas pasir.
"Hei jangan kasar sama wanita!"
"Apa urusannya sama lu, dia istri gua terserah gua mau lakuin apapun sama dia" Ucap pria bertubuh gemuk dengan kulit sedikit gelap
Sandi yang mendengar hal itu terkejut, ia tak menyangka jika pria dihadapannya itu dalah suami Namira. Sandi menoleh ke arah Namira untuk memastikannya, namun nampaknya Namira benar-benar mematuhi pria tersebut dan pasrah saat di seret oleh pria tersebut.
"Ayok ikut sama gua!! Sekali lagi lu kabur, habis lu" bentak pria itu ke arah Namira.
Melihat tindakan kasar pria tersebut kepada Namira, Sandi dan Mesya terlihat tidak tega namun keduanya tidak bisa ikut campur jika pria itu adalah suaminya Namira.
"Bagaimana ini Mas, aku takut suaminya itu akan menyakiti wanita itu lebih kasar lagi" Ucap Mesya
Sandi hanya terdiam, bagaimana pun ia tidak bisa turun tangan. Bahkan Sandi tak berani jika harus membantu Namira melaporkan suaminya itu , sedangkan ia tidak memiliki bukti kuat apapun untuk melawannya.
"Kita tidak bisa berbuat apa-apa, biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka"
"Tapi mas, aku khawatir jika terjadi sesuatu pada wanita itu"
"Sudahlah, ayok kita pergi"
Melihat Mesya yang antusias membantu Namira membuat Sandi merasa khawatir, bukan karena dirinya tidak ingin membantu Namira namun Sandi merasa khawatir jika Mesya mengetahui ia mengenal Namira tentunya akan menimbulkan kesalah pahaman dan pertikaian dalam rumah tangga mereka. Sedangkan hubungan mereka pun baru membaik beberapa waktu yang lalu.
"Tapi mas...."
Sandi mengacuhkan Mesya dan berjalan pergi tanpa menoleh sedikitpun.
Sedangkan di sisi lain, Namira yang tengah di seret oleh suaminya itu tiba-tiba dihempaskan tepat disamping pohon yang sudah tumbang.
"Mas ampun mas!!" Teriak Namira meminta ampunan kepada suaminya.
"Istri kurang ajar!! Lu pikir gua gak lihat lu ngedeketin tuh cowok haaa!!?? Berani banget lu"
"Gak mas, aku benar-benar gak punya maksud apapun. Aku-aku hanya mencoba menyapa teman lama"
"Teman lama lu bilang!! Gua tau betul ya tuh pria adalah mantan pacar lu. Camkan omongan gua, kalau lu berani deket dengan cowok manapun termasuk cowok yang barusan lu deketin. Jangan harap anak lu bakalan baik- baik aja"
"Gak!!! Gak mas, tolong jangan sakiti anak kita. Dia masih kecil mas, aku mohon"
"Makanya lu jangan macem-macem sama gua"
Pria itu menendang paha Namira yang Tengah terduduk meminta maaf kepadanya. Tanpa belas kasihan pria itu sekali lagi menampar Namira lalu pergi meninggalkannya begitu saja.
Namira yang mendapatkan kekerasan dari suaminya hanya bisa menangis dan meratapi nasibnya. Bayangannya terus mengingat Sandi yang memperlakukan Mesya dengan lembut, mengingat kembali kenangannya bersama Sandi dulu perlakuan Sandi sangatlah berbeda dengan suaminya. Suaminya selalu melakukan kekerasan, sedangkan Sandi untuk menyentuhnya saja dulu tidak berani.
"Aaakkhhjh!!!!..... Kenapa nasib aku harus seperti ini" teriak Namira yang meremas pasir dengan ekspresi penuh amarah.
"Kamu baik-baik saja?!"
Namira yang tengah menangis histeris mendongak dan melihat seorang wanita yang tak lain adalah Mesya tengah berdiri menatapnya.
"Ka-kamu?!"
"Bangunlah!!" Ucap Mesya yang mengulurkan tangannya
"Apa yang kamu lakukan di sini?!" Ucap Namira
Namira menoleh sekeliling karena merasa khawatir jika suaminya melihat keberadaan Mesya yang mencoba memberikannya sebotol air minum.
"Mba, kenapa mba gak melaporkan suami mba. Aku lihat suami mba melakukan kekerasan kepada mba, itu benar-benar tidak berprikemanusiaan"
"Kamu gak perlu ikut campur urusan rumah tangga saya ya" bantah Namira
Menyadari jika wanita dihadapannya itu adalah wanita yang bersama dengan Sandi, Namira pum menanyakan tentang hubungan Mesya dengan Sandi.
"Oh, aku istrinya"
Mendengar hal itu Namira terkejut, Namira merasa di balik sikap dingin Sandi adalah untuk menjaga perasaan wanita yang telah menjadi istrinya itu.
"Setelah beberapa tahun berlalu akhirnya si Sandi move on juga ya" bisik Namira
"Iya, apa mba?!"
Mesya yang samar-samar mendengar Namira berbicara pun langsung bertanya karena takut jika Namira berbicara kepadanya namun ia tak jelas mendengarnya.
"Tidak ada!!.. BTW, kenapa kamu ke sini?! Ngasih air minum segala, kamu kasihan sama saya haaa?!"
"Hehmm..."
Mesya merasa bingung menjawab, memang benar ia merasa khawatir dan kasihan dengan keadaan Namira. Namun jika Mesya mengatakan hal itu, Mesya takut jika Namira akan tersinggung.
"Gak usah kasihan sama saya deh kamu, udah biasa juga saya diginiin sama suami saya. Mending pergi aja gih" Ucap Namira yang mengusir Mesya
Mesya yang mendapati Namira mengusirnya pun hanya terdiam dan menaruh botol air minum di atas pohon tumbang di samping Namira. Tanpa mengatakan sepatah kata pun Mesya pergi meninggalkan Namira.
Setelah Mesya berjalan cukup jauh, Namira melirik botol air minum di sampingnya dan mulai merasakan haus. Meski dengan perasaan ragu Namira tetap mengambil botol air minum pemberian Mesya dan meminumnya.
Setelah meneguk air minum tersebut Namira melihat dari kejauhan Sandi menghampiri Mesya dengan wajah gelisah. Menatap wajah pria yang sangat mencintainya dulu itu membuat Namira tersenyum masam karena penyesalan itu kini menimpa dirinya.
"Apa kamu sudah melupakan kenangan masa lalu kita Sandi? Apa karena begitu kecewanya kepadaku bahkan kamu pura-pura tidak mengenalku" Gundam Namira
Sandi yang berlari menghampiri Mesya pun langsung memeluknya.
"Kamu darimana sih sayang, mas mencari mu dari tadi" Ucap Sandi
Mesya hanya terdiam dan menoleh ke arah belakang, dimana itu memperlihatkan Namira yang berdiri menatap ke arah mereka berdua. Menyadari Sandi dan Mesya melihat ke arahnya, Namira pun pergi dari tempatnya.
"Apa kamu menemuinya?!"
...****************...