" saya menikahi kamu bukan karena cinta, jangan anggap pernikahan kita seperti pernikahan pada umumnya, saya hanya akan menafkahi lahir kamu tapi tidak akan pernah ada sentuhan bahkan lebih, jangan harap kamu akan menjadi istri yang saya cintai " ucapan Rafael yang begitu menyakitkan bagi seorang wanita bernama Kirana .
namun Kirana tetap berusaha menjadi istri yang baik meskipun tidak pernah di anggap sama sekali oleh sang suami .
Kirana terus berusaha agar suatu hari nanti akan ada secuil rasa dari Rafael untuk nya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanih sintawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 24
sepanjang malam Kirana hanya menangis meratapi nasib nya kini, ia menjadi seorang istri yang tak di inginkan, ingin rasa nya ia kembali pulang ke pelukan sang ibu namun semua sudah terlambat kini ia sudah terikat dan tak bisa melepasnya begitu saja .
" gue tau lo masih bangun, mulai besok gak usah lagi pergi ke kantor ajukan resign dan jangan kasih tau kalau lo sekarang istri gue " ucap Rafael .
" iya " jawab Kirana lirih .
Rafael pun melangkahkan kaki nya ke arah balkon dengan sebungkus rokok dan segelas kopi di tangan nya, Kirana melirik dengan ujung mata nya apa yang sedang Rafael lakukan, dengan mata sembab Kirana bangkit dari tidur nya dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka .
" sialan, kenapa jalan hidup gue jadi begini " gerutu Rafael dan terdengar oleh Kirana .
" pak ma'af menganggu, boleh tidak kalau saya kembali saja ke kontrakan saya yang dulu " Kirana memberanikan diri bertanya kepada Rafael .
" gila, masa iya gue harus tinggal di kontrakan " jawab Rafael ketus .
" bukan begitu bapak tinggal disini saya yang pindah ke kontrakan " ucap Kirana kembali .
" gila ya lo, bisa-bisa gue di tampar lagi sama papih kalau tau lo pindah ke kontrakan, nanti gue cariin apartemen supaya gue juga bisa bebas dari lo " ucap Rafael dengan nada tinggi yang membuat Kirana terdiam kembali .
Kirana pun kembali membaringkan badan nya di atas sofa, di susul oleh Rafael yang berbaring di atas kasur, malam ini harus nya jadi malam pertama bagi mereka namun pemandangan yang terlihat sangat lah miris, Kirana yang tidur di atas sofa tanpa di beri bantal maupun selimut sedangkan Rafael tidur nyenyak di atas kasur empuk milik nya .
Malam ini terasa amat panjang di bandingkan dengan malam sebelumnya, Kirana pun tak bisa memejamkan mata nya ia hanya termenung melamun dan sesekali menitikan air mata .
" pak, boleh tidak aku mengulang waktu mungkin aku tidak akan memilih untuk menikah dengan Rafael, lebih baik aku sendiri saja tapi aku bisa nyaman menjalani hidup, daripada aku harus menjadi istri konglomerat tapi batin ku tersiksa " gumam nya dalam hati .
" ini baru malam pertama aku tinggal disini bagaimana dengan malam-malam selanjutnya apakah aku akan selalu begini " gumam nya kembali .
" Ya Tuhan, berilah aku kekuatan dan kesabaran dan semoga lelaki yang sekarang menjadi suami ku suatu hari nanti akan mencintai ku selayak nya sepasang suami istri " do'a yang Kirana panjatkan sebelum ia tertidur .
Setelah sekian lama ia berusaha untuk tertidur akhirnya ia pun tertidur waktu pun sudah menunjukan pukul 2 dini hari .
Suara alarm berbunyi Kirana memasang alarm di ponsel nya tepat pukul 6, ia pun bergegas ke kamar mandi dan kemudian melaksanakan solat subuh, setelah itu ia pergi ke dapur untuk membuat sarapan ternyata di dapur sudah ada bi sari .
" mba Kirana mau sarapan, sudah bibi buatkan " ucap bi sari .
" padahal tak perlu bi, aku bisa buat sendiri kok " ucap Kirana .
" ini sudah menjadi tugas bibi tiap hari, mba Kirana duduk cantik saja " ucap Bi sari kembali .
" aku gak biasa begini bi " sahut Kirana .
" mulai sekarang mba Kirana harus membiasakan diri ya " pungkas bi sari sembari menyodorkan sepiring nasi goreng spesial buatan bi sari di atas meja .
" kamu sudah bangun sayang " sapa mamih .
" iya mih " sahut Kirana .
Dan mereka pun duduk bersama di ruang makan, bi sari menyiapkan sarapan untuk semua majikan nya tersebut .
" Rafael belum bangun Kirana ?" tanya papih .
" belum pih, tadi nya aku mau buatkan sarapan ternyata sudah di buatkan oleh bi sari " jawab Kirana .
" kamu disini jangan capek-capek ada bi sari, kalau mau apa-apa tinggal bilang saja ya " sahut mamih .
Kirana pun mengangguk tanda mengiyakan ucapan ibu mertua nya tersebut .
" Kirana nanti resepsi pernikahan kamu mau nya seperti apa ?" tanya Mamih kembali .
" tidak ada resepsi-resepsi, aku gak mau ya mih pokok nya jangan ada yang tau kalau aku sudah menikah " ucap Rafael yang tiba-tiba datang .
Papih yang mendengar ucapan Rafael mulai merasa geram dengan kelakuan anak nya tersebut .
" kenapa kamu ingin menyembunyikan pernikahan kamu ?" tanya papih .
" aku gak mau, aku malu pih punya istri mantan asisten ku sendiri " jawab Rafael
" gak apa-apa pih, aku juga gak mau ada pesta-pesta sayang juga uang nya lebih baik buat hal yang lain aja " ucap Kirana mereda suasana yang mulai panas .
" kalau masalah uang papih sanggup bahkan untuk pesta satu minggu pun papih sanggup " ucap papih .
" bukan begitu maksud Kirana pih, Kirana pun kan masih dalam kondisi berduka masa iya mengadakan pesta " pungkas Kirana .
Papih pun terdiam dan mengerti apa yang di katakan oleh menantu nya tersebut, semua nya pun terdiam dan menikmati sarapan nya .
Setelah sarapan selesai Kirana kembali ke kamar di ikuti oleh Rafael dari belakang, ia penasaran apa saja yang di obrolkan oleh Kirana dan juga orang tuanya sebelum ia bergabung saat di ruang makan tadi .
" tadi kamu ngobrol apa sama mamih papih ?" tanya Rafael .
" gak ada pak " jawab Kirana .
" bohong " Rafael terus mendesak Kirana .
" beneran pak, saya tidak bohong " pungkas Kirana dan langsung melengos ke dalam kamar .
Rafael pun siap-siap akan pergi ke kantor dengan menggunakan setelan jas nya ia pun berangkat, tanpa menghiraukan keberadaan Kirana di sekitar nya melengos begitu saja .
Kirana pun sudah siap dan akan berangkat juga ke kantor, untuk mengurus pengunduran dirinya dari perusahaan .
" kamu mau ke kantor sayang ?" tanya mamih .
" iya, aku di suruh resign sama mas Rafael mih " jawab Kirana .
" oh ya dong kamu jangan capek-capek pokok nya, sekarang waktunya kamu istirahat, kamu harus happy, kamu harus menikmati hidup kamu sekarang " ucap mamih .
" iya mih, kalau begitu aku berangkat dulu " pamit Kirana .
" ehh ... Sebentar emang kamu gak bareng sama Rafael ?" tanya mamih kembali .
" gak mih " jawab Kirana .
Mamih langsung berlari kedepan mengejar anak nya tersebut, untung saja Rafael belum berangkat dan masih memaskan mobil nya .
" Rafael kamu ajak dong istri kamu, kalian kan sama-sama mau ke kantor " ucap mamih .
" aku ada perlu dulu mih " sahut Rafael .
" ya anterin dulu istri kamu ke kantor baru kamu pergi lagi kalau ada perlu yang lain " pungkas mamih .
Karena tak mau berdebat dengan mamih nya Rafael pun memberikan tumpangan kepada Kirana, meskipun Kirana tau bahwa Rafael sebenarnya enggan satu mobil dengan dirinya .
Mereka pun berangkat bersama tapi di tengah-tengah perjalanan Rafael menghentikan mobil nya .
" lo turun, nanti lo naik taksi aja ke kantornya " suruh Rafael .
" iya pak " ucap Kirana lirih.
Kirana pun menuruti perintah dari suami nya dan ia pun turun dari mobil, setelah Kirana turun Rafael pun melanjutkan perjalanan nya ke kantor tanpa rasa iba melihat sang istri menunggu di pinggir jalan .
" pak, bukan pernikahan seperti ini yang aku dambakan selama ini, ini terlalu kejam bagi aku, pak tolong anak mu ini " gumam Kirana .