Cerai setelah menikah sehari karena dikhianati, membuat Juwita sang janda kembang perawan sangat membenci pria. Untuk kedua kalinya dia kecewa akan cinta dan merasa dirinya bisa hidup tanpa lelaki.
Namun yang aneh, wanita selingkuhan mantan suaminya itu adalah wanita yang sama seranjang dengan mantan kekasihnya? Apakah kisah cinta pertamanya yang berakhir 3 tahun lalu adalah ulah seseorang? Namun meskipun tebakan Juwita benar, ia enggan untuk kembali ke cinta pertamanya karena sudah terkenal playboy dan pemain wanita sejak putus dengannya. Lagian juga Juwita GENGSI untuk kembali pada mantannya itu! Makan tuh GENGSI bikin MENDERITA sendiri 🤪
Sedangkan, bagi mantan kekasih yang juga merasa cintanya hancur saat Juwita tak mempercayainya 3 tahun lalu apalagi sampai ditinggal nikah, Bagas memilih untuk tidak mempercayai wanita manapun. Merasa dibuang padahal dijebak, membuat Bagas ogah kembali bersama Juwita.
Padahal 3 tahun lalu, Juwita dan Bagas adalah COUPLE GOALS!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAMUAN GILA!
Juwita begitu cantik dengan gaun berwarna putih yang mencetak jelas keseksian tubuhnya. Dengan rambut yang dikuncir kuda, CEO muda ini begitu menawan sebagai wanita berkelas.
Banyak pembisnis pria di acara pembukaan hotel Orchid itu yang terpesona dengan Si Juwita.
Hingga banyak yang mendekat dan berusaha mengobrol dengan wanita ini. Juwita pun mencoba ramah dengan pria pria yang mendekatinya selama mereka tidak berusaha menyentuhnya atau berkata tidak sopan.
"Hai, nona Juwita. Apakah kamu datang sendiri kesini?" tanya seorang pria berusia 35 tahunan.
"Oh tidak, Tuan Robert. Saya bersama asisten saya, Nurani" jawab Juwita.
"I see. Sepertinya Nurani akan menjadi partnermu, karena kemana mana bersamanya" canda Robert dengan sindiran.
Juwita tersenyum smirk.
"Lebih baik bersama dia kemana mana, saya merasa aman. Daripada bersama anda, Tuan Robert" ucap Juwita balik menyindir.
Robert pun tersenyum tipis mendengarnya.
Nurani yang melihat Juwita sudah tidak nyaman dengan pembisnis Indonesia-Inggris itu, mulai mendekat dan menyelamatkan bosnya.
"Permisi Tuan Robert, Bu Juwita ada panggilan dari kantor" ucap Nurani sambil menyerahkan ponsel kepada bosnya itu sambil mengedipkan mata.
Juwita sudah tau kedatangan asistennya ini untuk menyelamatkannya dari gombalan Robert yang mematikan. Pria itu sungguh berbahaya, duda anak 1 tapi masih suka bermain wanita.
Robert secara halus menyingkirkan diri dari hadapan Nurani dan Juwita yang sedang menjawab telepon. Tapi tanpa ia ketahui Juwita tidak sedang menerima telepon siapapun.
"Untung ada kamu, Ran. Makasih ya" ucap Juwita lega sambil memberikan kembali ponsel asistennya itu.
"Sama sama, Bu. Tuan Robert emang terkenal buaya darat padahal udah ada anak 1" sahut lirih Nurani dan mereka pun tertawa kecil bersama.
Sejak digoda Robert, Juwita menyibukkan diri dengan mengobrol bersama Nurani sambil menikmati jamuan lezat hotel Orchid ini.
Selain Robert ternyata sudah ada yang memperhatikan Juwita dari jauh. Pria yang sudah lumayan tua dengan perut buncitnya. Pengusaha asing yang tidak mengenal Juwita tapi menginginkan wanita itu.
"I want it, I get it" lirihnya sambil meminum minuman beralkohol yang tersedia.
Pria itu pun mengeluarkan bubuk untuk ia masukkan ke gelas minuman jus orange baru. Lalu menyuruh pelayan hotel yang berkeliling sambil membawa nampan minuman untuk menyerahkan kepada Juwita.
Untuk berjaga jaga, pria itu memberikan bubuk yang ia bawa di 2 gelas jadi tidak akan salah sasaran nanti, jika wanita yang didepan Juwita meminumnya, Juwita pasti mengambil minuman yang sama.
Pelayan tadi diselipkan uang 100 dollars ke saku celananya oleh pria itu. Untung saja pelayannya juga pria.
Dalam bahasa inggris, Pria itu berkata pada waiter untuk mengatakan jika minuman jus jeruk ini diminta Kamila untuk memberikannya pada kedua wanita itu.
Pelayan itu pun menggangguk dan berjalan sesuai instruksi.
Setelah berhasil mendekati Juwita dan Nurani, pelayan itu mengatakan apa yang dikatakan pria itu sambil memberikan 2 gelas jus jeruk.
Kedua wanita itu pun tidak curiga karena hanya sekedar jus jeruk berarti Kamila menghormati mereka jika tidak meminum alkohol kecuali diinginkan.
Gelas yang tadi berisi cairan berwarna orange itu seketika habis diminum oleh bos dan asistennya.
Mereka pun melanjutnya mengobrol.
Namun sekitar 15 menit kemudian, Juwita dan Nurani merasa ada yang aneh dengan dirinya.
"Eh, Bu Juwita, anda tidak merasa ada yanga aneh dengan tubuh anda? Saya kok tiba tiba merasa gerah ya" ujar Nurani yang lebih dulu mengungkapkan apa yang dia rasa.
"Hmm, sama. Aku juga merasa yang sama, apa jangan jangan.." ucap Juwita terpotonh karena menduga sesuatu. Di lingkungan usahanya, pasti dia mengenal ramuan cinta atau ramuan pemanggil gairah yang serinh digunakan di hotel oleh oknum tak bertanggung jawab.
"Jangan bilang jika itu ramuan gila itu, Bu?" tebak Nurani.
"Hmm, sepertinya" sahut Juwita.
"Ayo kita segera pergi dari sini dan menuju UGD terdekat untuk mendapatkan tindakan sebelum seseorang yang memangsa kita muncul" lanjutnya.
Ia pun menarik tangan Nurani untuk keluar hall.
Baru saja keluar, tangan Juwita ditarik oleh pria bule dengan perut buncitnya hingga Juwita berhenti berlari sambil menarik tangan asistennya.
"Stop! Follow me, beautiful lady!" seru bule itu.
"Shit! Ternyata pria tua yang menjebak kita! Lepaskan, atau kita akan berteriak" sahut Juwita menggunakan bahasa inggris sambil menyentak tangannya agar terlepas dari genggaman pria itu.
Namun tangan pria tua itu sangat kuat hingga mampu menarik Juwita dan Nurani sekaligus menuju ruangan pertemuan kecil di sebelah hall.
Brak!!
Bule itu menutup kencang pintu ruangan setelah berhasil membawa 2 wanita masuk.
"I want one, but get two!!! Haha, my lucky day" ucap pria bule tua itu.
"Bastard! Get of your hand from my boss!" teriak Nurani pada akhirnya.
Bule itu menatap tajam pada Nurani dan menamparnya.
Plak!
"Dare you! I want your boss! So you just nothing!" sahut pria itu.
Membuat Juwita marah dan menampar balik pria yang telah menjebakknya.
Plak!
"Dare you slap my assistant!" teriak Juwita.
"YOU!!" teriak pria itu tidak terima dan akan menampar Juwita balik, tapi Nurani malah berani mendorong tubuh pria gendut itu hingga terhuyung kebelakang.
"Ashole!! Bitch!" teriak bule itu kepada Nurani.
"Pergilah, Mbak Juwita! Aku akan menghadangnya! Cari bantuan!!" teriak Nurani sambil menahan kedua tangan pria itu yang ngomel pake bahasa inggris.
Ternyata Nurani kuat juga, meskipun tubuhnya sudah seperti terbakar dari dalam.
"Tunggu..tunggu aku.. aku akan mencari bantuan.." ucap Juwita lalu segera berlari keluar ruangan dan menabrak seorang pria.
"Aakh!" teriak Juwita saat dirinya yang jatuh setelah menabrak pria itu.
Ia pun mengangkat kepalanya menatap pria itu tapi malah ia terkejut siapa yang ia lihat.
"Ba..Bagas" lirihnya.
"Juwita, ngapaain kamu disini lari larian?" tanya Bagas yang juga terkejut. Pertemuan setelah sekian lama secanggung ini.
"A..aku" ucap Juwita terbata bata karena entah kenapa tubuhnya semakin panas saat menatap mantan kekasihnya itu. Namun ingatannya kembali ke pada asisten yang butuh bantuan.
"Gas, tolong asistenku" ucapnya sambil berusaha berdiri dan langsung menarik tangan Bagas tanpa persetujuan pria itu menuju ruangan kecil disebelah hall.
Bagas pun tidak menolak, tapi dari gelagat Juwita ada yang aneh dari mantan kekasihnya itu ditambah tangan Juwita begitu panas menyentuh kulitnya.
Sampai di depan ruangan sebelah hall, pintu terbuka lebar tanpa ada orang disana.
"Dimana Nurani?" tanyanya pada Bagas yang tidak tau apa apa.
"Siapa Nurani?" tanya Bagas balik karena tidak tau nama siapa yang disebutkan.
"Nurani" panggil Juwita lagi namun rasa panas ditubuhnya semakin menggila, hingga ia luruh di lantai dan refleks menarik resleting gaunnya dari belakang membuat Bagas membelalakkan matanya.
"APA YANG KAMU LAKUKAN, JUWITAA!!" teriaknya sambil menahan tangan wanita itu agar tidak menarik resleting secara penuh.
"Aaakh, ba..danku panaaas, Gas. Tolong aku, aku butuh dokter. Ramuan gila.. sialan" ucap Juwita terbata bata karena benar benar tidak bisa mengontrol dirinya lagi.
"Astaga! Ada yang memberi ramuan gila kepadamu?" tanya Bagas tak percaya.
"Help me, Please" lirih Juwita dengan mata berair.
Astaga Bagas sudah melihat punggung mulus Juwita, miliknya tiba tiba mengembang dan mendesak celananya.
"Shit!" batin Bagas.
"Aku akan membawamu ke UGD! Tahan!" ujar Bagas langsung mengendong Juwita keluar dari ruangan kecil sebelah hall itu.
Entah apa yang dirasakan Juwita hingga kekhawatirannya kepada Nurani hilang dan terganti dengan perasaan sangat tidak nyaman ditubuhnya.
Ia pun menggeliat dalam pelukan Bagas yang sedang menggendongnya menuju parkiran basement untuk mendapatkan mobilnya.
FLASHBACK BEBERAPA WAKTU SEBELUM JUWITA BERTEMU BAGAS, DIMANA NURANI BERJUANG MENYELAMATKAN DIRI DARI PRIA BULE TUA BUNCIT LAGI!
Selepas Juwita keluar ruangan kecil disebelah hall yang hanya ada jalan kecil disana sebelum menuju hallnya dan sepi tidak ada orang, membuat wanita itu berlari tak tau arah mencari keberadaan orang yang ia butuhkan untuk menolong asistennya.
Nurani pun berjuang melawan pria bule gendut itu tapi tubuh panasnya membuat dirinya menggeliat aneh dan melemaskan pegangan tangannya pada tangan pria itu.
"DAMN IT! YOU WANT DIE WITH MY HAND HAH?" teriak bule itu sambio mendorong Nurani.
Wanita itu pun jatuh di lantai. Pria bule itu sangat marah dan langsung menyobek gaun milik Nurani yang berwarna hitam.
KREK!!
"Aaaakh!!l" pekik Nurani sambil tangannya ia tutupi di bagian dada.
"You first and then your boss" ujar bule itu dengan tatapan siap memangsa.
Namun tiba tiba pintu ruangan didobrak oleh seorang pria.
"Tuan Robert" lirih Nurani yang melihat siapa pria itu.
Robert tadi mendengar teriakan dari dalam ruangan kecil di sebelah hall saat baru keluar dari toilet laki laki yang tidak jauh dari sana.
Karena penasaran, ia semakin mendekati ruangan itu melewati jalan sepi dan semakin terdengar rintihan seorang wanita.
"Get off your hand from her!" seru Robert sambil mendorong tubuh bule itu kebelakang.
"Who are you?!" teriak pria bule itu.
"Kamu tidak perlu tau siapa aku, lepaskan wanita itu" teriak Robert pakai bahasa inggris.
"Hahaha, No! She is mine!" sahut pria bule itu sambil menarik tangan Nurani untuk berdiri dengan gaunnya yang sudah sobek bagian atasnya.
"Sialan! Diomongin pake bahasa inggris nggak bisa nih orang!" ucap Robert kesal, lalu ia mendekat kearah pria bule itu dan memukulnya hingga terjatuh tersungkur di lantai.
"DAMT IT!" teriak pria bule itu tidak terima.
Tapi Robert segera memberikan jasnya untuk Nurani dan menarik tangan wanita itu untuk berlari keluar ruangan.
Hotel di lantai hall ini mulai sepi karena para tamu sudah dikit demi sedikit pulang dan staff hotel pun sedang melakukan pergantian shift.
Pria bule itu berdiri dan mencoba mengejar Robert dan Nurani namun kehilangan jejak.
"SHIT!" umpatnya.
"Hai, Mr. Josep? Where are you? My wife, Kamila will closing this party. Can you join with us?" sapa suami Kamila, Tuan George, yang tiba tiba keluar hall dan melihat pria bule itu untuk mengajaknya masuk kembali ke hall sebelum acara selesai.
"Ah, Yes. I will join with you" sahut Josep sambil membenarkan pakaiannya yang sedikit berantakan.
Mereka berdua pun masuk kembali ke hall.
FLASHBACK END!