Nana adalah kembang desa yang sangat cantik, Ada lima pemuda yang pernah melamar dia dan semua nya di tolak dengan berbagai alasan.
Hingga suatu hari Nana merasakan dada nya sangat sakit luar biasa, Berobat kedokter sudah dan di nyatakan tidak ada kanker payudara. Namun payudara nya sangat sakit, Seminggu kemudian sudah membusuk dan membuat Nana sangat menderita.
Banyak yang menduga bahwa Nana di santet.
Siapa kah yang sudah menyantet Nana?
Mampu kah Nana melawan santet ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Mengantar kerumah Andi
Warga mulai ribut karena satu persatu mereka bertanya apa lah ada yang di datangi setan nya Nana, Namun mereka sama sekali tak ada yang di datangi sehingga mereka semua mmenjadi heran, Sebab biasa nya orang yang mati di santet pasti lah gentayangan karena dia tak terima dengan kematian yang menimpa nya. Karena yang di datangi adalah Bu Yuni, Wanita itu sama sekali tak bercerita kepada siapa pun karena tak mau beredar gosip yang sangat tidak enak, Malahan dia iba pada Bu Asih bila sampai di dengar oleh wanita itu. Nanti nya Bu Asih pasti akan sangat terluka mendengar kabar buruk putri nya yang sudah meninggal namun masih di gosip juga, Jadi lebih baik diam dan saat sudah tak tahan maka akan bercerita pada Mbah Iem saja. Paati nya itu akan lebih aman, Sebab Mbah Iem adalah wanita muslimah yang banyak menyimpan rahasia tetang mayat yang sudah pernah ia mandi kan.
Untuk sekarang lebih baik diam saja dulu meski orang sangat heboh ingin tahu tentang kabar nya Nana, Dia hanya diam saat mengantri beli gado gado, Tak peduli orang mau berkata apa pun yang penting bukan dari dia sumber nya. Bahaya bila masalah ini beredar karena mulut dia yang mengatakan tentang hantu Nana, Terutama Bu A yang sangat penasaran dengan cerita hantu Nana. Entah apa yang membuat wanita itu sangat berambisi ingin mengetahui nya, Dia memang di kenal sangat suka bergosip dan membesarkan masalah bila ada sedikit percikan api sedikit saja, Pantang diam dan akan terus menggoreng nya sampai gosong sekali.
"Eh itu si Nani." Bu A semangat melihat Nani lewat sambil membawa rantang.
"Ya biarin lah, Mau di apain juga." Bu B tampak ogah.
"Naniii...Sini sarapan dulu." Panggil Bu A.
Maka gadis itu pun datang kewarung sarapan pagi yang memang sangat ramai ini, Dia sama sekali tak melihat akan kehadiran nya Bu Yuni yang sedang antri. Gadis itu tersenyum kepada Bu A yang sudah memanggil nya, Bahkan yang lain mendadak juga semangat karena ingin tahu.
"Kamu tadi malam ada di datangi Nana ndak? Pasti Kakak kamu jadi hantu kan." Bu A tanpa basa basi langsung bertanya.
"Ya allah, Kenapa Ibu bertanya begitu?" Nani memasang wajah sedih.
"Kan kata nya Kakak mu di santet, Pasti itu jadi hantu dia! Mana belum ada empat puluh hari, Dia masih ada di rumah berkeliaran." Ujar Bu A.
"Sebenar nya memang iya, Saya mohon untuk Ibu Ibu memaafkan kesalahan yang telah Kak Nana lakukan. Agar dia bisa tenang dan tidak gentayangan lagi, Saya mohon ya." Pinta Nani.
Bu Yuni mendelik kaget karena Nani malah mengakui bahwa Kakak nya jadi hantu gentayangan, Dia saja yang orang lain berusaha menutupi nya agar orang orang tak tahu fakta itu. Malah Nani mengatakan bahwa Nana jadi hantu, Kesal sekali hati Bu Yuni mendengar nya.
"Benar kan! Aku sudah menduga kalau Nana pasti jadi hantu." Seru Bu A.
"Sudah lah, Bu! Nanti kau di hantui baru tahu rasa." Geram Bu B.
Bu A seketika menjadi merinding karena dia membayangkan bila nanti Nana sampai datang menemui dia, Maka pasti akan sangat ketakutan rasa nya, Namun dia juga penasaran dengan bentuk nya Nana agar bisa menjadikan bahan gosip yang sangat hot sekali. Nani segera pergi ketika kumpulan para Ibu Ibu sudah ramai membahas masalah hantu Nana, Memang itu yang dia ingin kan agar Kakak nya terus di perbincangkan dan nama nya terus buruk.
"Assalamualaikum, Bu." Nani mengetuk pintu rumah Bu An.
"Walaikum sallam, Eh ada Nani." Bu An menyambut gadis ini.
"Ini saya di suruh antar makanan sama Ibu." Nani memberikan rantang nya.
"Ya allah kok repot begini to, Kapan masak nya pagi begini sudah matengan." Ucap Bu An mengajak Nani masuk.
Dengan senang hati Nani masuk sambil berharap ada Andi di dalam, Pria yang sangat di taksir nya itu harus jadi milik nya. Tak bisa bila pelan pelan saat mengejar, Harus secara ugal ugalan agar bisa segera mendapatkan nya. Memang nasib Nani sedang mujur, Tak sengaja dia melihat Andi yang baru bangun tidur hanya menggunakan celana pendek tanpa kaos.
"Tampan sekali." Hati Nani memekik girang.
Tubuh Andi sangat sexy sekali di mata nya, Namun pemuda itu cuek saja seolah tak peduli dengan kehadiran Nani. Memang Andi di kenal sebagai pemuda yang cuek dan pendiam, Jarang mau ganjen memanggil manggil para gadis yang sedang lewat.
"Sekalian mau kasih tahu, Bu! Nanti pengajian yang Ibu Ibu pukul dua siang." Beritahu Nani lembut.
"Oh agak maju ya, Insya allah nanti Ibu datang ya." Sahut Bu An.
"Iya, Bu." Nani tersenyum senang.
Tatapan nya masih saja tak lepas dari Andi yang sedang duduk menikmati teh, Selesai menyalin rantang yang berisi berbagai macam makanan, Bu An mencuci nya dan mengembalikan pada Nani yang setia menunggu. Bahkan rasa nya Nani rela saja menunggu seharian di sini asal kan ada Andi, Sekalian cuci mata melihat pemuda pujaan, Barang kali saja nanti Andi bisa kecantol dengan dia yang perlahan sekarang berubah jadi cantik.
"Andi nanti malam bisa ikut tahlilan lagi kan, Nak?" Bu An bertanya pada putra nya.
"Kayak nya enggak malam ini, Bu! Aku mau kekota membeli alat untuk mobil, Besok malah baru bisa." Sahut Andi.
"Mas Andi pergi kekota naik apa?" Tanya Nani pelan.
"Motor." Jawab Andi singkat.
"Bisa bareng enggak, Mas? Atau kalau boleh aku minta bonceng." Tawar Nani tak tahu malu nya.
"Enggak bisa, Ni! Aku mau bareng sama Davin soal nya." Tolak Andi.
"Oh gitu, Bareng saja ya Mas?" Nani masih terus mencoba.
"Bareng saja Nani, Ndi! Jalan kekota kan agak sepi, Bahaya untuk anak gadis." Bu An membuka suara.
"Boleh saja, Nanti pukul satu kami berangkat." Angguk Andi.
Walau tidak bonceng namun masih bisa bareng dengan Andi sudah membuat hati Nani senang, Nanti kan bisa sekalian tebar pesona agar Andi sedikit kepincut, Apa lagi nanti bisa bareng dengan dua pria tampan yang jadi idola para gadis.
"Ya sudah saya permisi dulu ya, Bu." Pamit Nani.
"Iya, Terima kasih ya sudah repot mengantar." Bu An tersenyum ramah.
"Cuma dekat sini kok, Bu! Saya permisi dulu Bu dan Mas Andi." Nani pun segera pergi.
Andi cuek dan tak menjawab karena dia memang dari awal tak punya respek dengan Nani, Bukan karena gadis itu jelek dan hitam, Namun dia memang tak punya sedikit pun rasa.
Sudah lima bab ya guys, Tolong tinggal kan jejak komentar kalian di setiap bab. Supaya othor tetap semangat up nya, Selamat sore dan semoga kalian sehat selalu, Sampai bertemu besok di eps selanjut nya.