"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 Deril pulang
Rayya pulang dari kantor dia pergi main dulu sama Tiara, ada barang yang mau dibeli oleh Rayya dan Tiara
Rayya hanya berkirim pesan pada bik marni kalau dia akan pulang sedikit agak malam, karena mau ke pusat perbelanjaan menemani Tiara, dan pak Amir tadi tidak datang menjemput Rayya, setelah menikah dan masuk kerja lagi, Rayya selalu diantar jemput oleh pak amir
Sesampai di mall mereka berjalan ketempat barang yang akan dibeli oleh Tiara dan Rayya, sebelum masuk ke toko pakaian, Rayya sempat melihat sekilas Deril sedang bersama dengan seorang wanita memasuki toko pakaian yang sama dengan dirinya.
Rayya bersikap acuh saja, seolah tidak tau kalau ada Deril disana dengan kekasihnya, Tiara menyenggol tangan Rayya memberikan kode kalau di samping mereka ada Deril yang saat ini menatap tajam kearah Rayya
"aku sudah lihat kok, biarin saja anggap saja semut rang rang" ucap Rayya dengan senyum manis dibibir nya
"semut yang kalau mendekat ke kita, lalu kita nya jadi gatel gatel ya Ray" balas Tiara sambil tergelak
"kalau yang ini jadi double gatelnya, ada semut gatel sama wanita gatel" sahut Rayya membuat mereka berdua tertawa cekikikan
Tanpa mereka sadari Deril sudah berada disamping Rayya dan Tiara, dan dia mendengar apa yang di katakan Rayya dan Tiara tadi
"udah yuk ah, lama lama disini nanti badan jadi gatel" ucap Tiara lalu menarik tangan Rayya dan mereka pergi keluar dari ruangan itu sambil ketawa, membuat Deri mengepalkan tangannya
Dia merasa tersinggung karena di cuekin oleh Rayya, sama sekali Rayya tidak menoleh kepadanya, padahal Deti berada cukup dekat dengan dirinya, Fina belum menyadari kehadiran Rayya istri dari kekasih nya, karena dia sangat sibuk mencari dan melihat lihat barang
"kurang ajar, berani sekali dia tidak menganggap aku ada, dia mash merasa seorang yang belum punya suami, pulang kerja bukan nya pulang kerumah, ini malah keluyuran di mall" rutuk Deril dalam hati
"sayang kamu kenapa bengong begitu, apa ada masalah?" tegur Fira yang melihat Deril melamun sembari menatap keluar dari toko itu
"oh tidak ada apa apa sayang, tadi aku melihat sekilas ada orang mirip temanku dulu" jawab Deril cepat
"ya sudah, sayang aku mau ambil ini ya?" rayu Fina
"kamu ambil saja apa yang kamu mau Fin" ucap Deril tapi matanya masih saja melirik kearah Rayya pergi, Fina pun segera memilih barang lain, sedangkan Deril diam sambil menarik nafas panjang mengingat sikap Rayya tadi
"dia terlihat biasa saja, melihat aku dengan Fina, malah dia tertawa tawa bersama dengan temannya seolah sedang mengejek aku, dan dia terlalu santai, mau kemana lagi dia bersama temannya, aku harus menyuruhnya untuk segera pulang" gumam Deril dalam hati
Deril mengeluarkan handphone nya hendak menelpon Rayya, tapi seketika dia terdiam dengan muka kesal
"sial aku kan belum punya nomor handphone nya dia" ucap Deril kembali memasukkan handphonenya kedalam saku bajunya
Setelah keluar dari toko itu, Rayya dan Tiara teris saja berjalan sambil melihat yang lain, setelah dapat semua barang yang diinginkan Tiara dan Rayya segera pulang
"Tiara kita makan bakso dulu yuk, yang ada diperempatan lampu merah yang biasa kita makan, aku lapar" ajak Rayya sambil mengusap perut nya
"ayo aku juga ingin mengajakmu makan bakso disana Rayya" balas tiara lalu mereka berjalan kearah warung bakso yang biasa mereka makan, sesampai disana mereka memesan bakso 2 porsi, selagi menunggu baksonya datang, Rayya melihat kejalan lagi lagi Rayya melihat Deril didalam mobil, sedang berhenti di lampu merah
Deril sudah melihat Rayya dari tadi, dia menatap tajam kearah Rayya yang saat ini juga sedang melihat kearah Deril, segera Rayya memalingkan wajahnya kembali kearah Tiara dengan senyum tipis dibibir nya
"kamu lihat apa Rayya sampai nyengir begitu" tanya Tiara
"jangan lihat kelampu merah, disana ada Deril dengan kekasihnya" jawab Rayya dan mereka berdua kompak untuk tertawa, entah apa yang lucu hanya mereka berdua yang tau, arti dari tawa mereka saat ini
"lucu banget sih, serasa diikutin sama suami sendiri ya, tapi suaminya tidak bisa apa apa, cuma lirik lirik dari jauh, siapa suruh jahat sama istri sendiri" ucap Tiara
"dia marah sama orang tuanya malah balas dendam nya sama aku, kan aneh" balas Rayya, lalu mereka pun makan baksonya yang sudang datang dimeja
"jangan pedes pedes Tia, nanti sakit perut lagi" ucap Rayya memberi peringatan pada temannya itu, yang memang suka makan makanan pedas
"siap buk, kali ini hanya sedikit" balas Tiara, mereka makan dengan lahap bakso langganan mereka itu, karena hari sudah malam Rayya dan Tiara pun segera pulang kerumah
Karena hari sudah malam Rayya pulang dengan memesan taksi, begitupun dengan Tiara pulang naik taksi, hari ini mereka sama sama tidak dijemput.
Tidak berapa lama akhirnya Rayya sampai dikediaman nya, Setelah turun dari taksi Rayya pun berjalan masuk kedalam rumah, Rayya melihat mobil Deril sudah terparkir dihalaman rumah
"tumben pulang, biasanya kalau pulang juga larut malam" gumam Rayya
"selamat malam non Rayya" sapa mang Jaya
"malam mang Jaya, Rayya masuk ya mang" balas Rayya
"iya non Rayya" sahut mang Jaya, Rayya pun berjalan kearah pintu utama dikediaman nya, Rayya membuka pintu depan lalu masuk kedalam nya setelah menutup pintu
Rayya segera menuju kamarnya, melewati ruang keluarga disana sudah ada Deril sedang duduk di sofa entah menunggu siapa, Rayya tanpa menoleh sedikit pun terus saja berjalan melewati Deril yang menatapnya kesal
"kenapa tidak pulang pagi saja sekalian" teriak Deril yang kesal dicuekin oleh Rayya
Rayya terus saja berjalan tidak memperdulikan teriakan Deri, sebelum membuka pintu kamarnya terdengar lagi suara teriakan dari Deril
"kamu tuli ya, sudah kencang begitu suaraku tidak menoleh sedikitpun, kurang ajar sekali kamu" bentak Deril yang saat ini sudah berada di belakang Rayya
Rayya membalik kan badannya dengan pelan sambil tersenyum.manis di bibirnya
"maaf anda bicara dengan siapa tuan Deril? Saya punya nama, karena anda tidak menyebutkan nama saya, makanya saya tidak gubris jadi saya anggap kalau anda berteriak bukan pada saya" jelas Rayya
"kamu pikir saja sendiri, memang siapa saja yang ada saat ini, hanya kamu dan saya" tukas Deril dengan wajah memerah karena merasa di permainkan oleh Rayya semenjak di mall tadi
"terus, kenapa anda marah marah, apa saya ada melakukan kesalahan kepada anda, sehingga anda perlu berteriak kepada saya" tegas Rayya yang membuat Deril terdiam sesaat
"kamu pulang malam sudah izin sama siapa?" tanya Deril
"saya tidak perlu izin siapa pun tuan Deril" balas Rayya dengan suara pelan tapi tegas, membuat Deril tercenung
klo Geri sama Daffa beda orang ato 2nama 1org?