Berawal dari menemukan seekor kadal di sawah ladangnya, Kadal yang tak lajim. Ekor ( buntut ) bercabang dua, dan berlekuk seperti lekuk keris.
Bu Surmi, wanita paruh baya yang menemukan kadal tersebut.
Namun naas, bagi hewan tersebut yang dibunuh mati oleh Bu Surmi. entah apa alasannya.
***
Namun siapa sangka.
Ternyata kadal itu kadal Jejadian dari sebuah JIMAT PUSAKA yang akan diturunkan pada Surmi. Sebagai salah satu keturunan dari cerita legenda Eyang Cakra Buana. Ratusan tahun silam.
Karena telah membunuhnya, akhirnya Bu Surmi terpaksa harus meminta maaf pada Eyang Cakra Buana yang akhirnya Bu Surmi pun dimaafkan, bahkan pada akhirnya, Bu Surmi sah diwarisi Keris Jimat Pusaka dari leluhurnya itu.
Namun sayang, Keris Jimat Pusaka itu banyak yang menginginkannya terutama dari kalangan para demit dan siluman.
Apakah Bu Surmi bisa menggunakannya, ketika mendapatkan Jimat tersebut?
Dan siapakah yang akan TERKENA TULAH dari Jimat Pusaka tersebut....!??"
Yuk disimak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TTJL Bab 24. Hampir Tak Ada Harapan.
Pertarungan hebat antara kedua jagoan itu rupanya belum bisa diprediksi siapa yang kalah dan siapa yang menang. Keduanya masih sama-sama gesit dalam setiap gerakan-gerakannya. Baik itu gerakan menghindar atau gerakan menyerang. Benar-benar dua kekuatan yang berimbang.
Bahkan jurus-jurus ilmu kanuragan yang lainnya pun sama-sama dipertunjukkan dan sama-sama diadukan kekuatannya masing-masing, dengan kekuatan batin dan tenaga dalam yang dimiliki.
Bu Surmi merasa takjub dengan apa yang sedang dilihatnya saat itu. Terutama pada Mbok Darsih, yang dikenal hanya dukun bayi di kampungnya, ternyata seorang wanita tangguh yang mempunyai ilmu bela diri dan ilmu kanuragan yang tinggi.
Hingga ia tidak menyadari, si Japran dan si Ableh yang tadi tak sadarkan diri karena mendapat pukulan Mbok Darsih, kini sudah siuman. Bahkan sudah berada tidak jauh dari Bu Surmi berdiri serta tiga orang yang menjadi anak buahnya Durgala ikut mendekati Bu Surmi.
Hal ini memang sengaja mereka lakukan untuk memancing dan mengalihkan fokusnya Mbok Darsih yang masih bertempur melawan musuh lama nya itu. Antara Durgala dan anak buahnya seperti sudah satu hati. Tanpa diperintah oleh Durgala pun, kelima anak buahnya berfikiran akan mengganggu Bu Surmi. Karena mereka yakin, akan berpengaruh pada konsentrasi Mbok Darsih yang masih berhadapan dengan ketuanya itu.
Beberapa saat kemudian, Bu Surmi sudah didekati bahkan di kelilingi oleh lima orang anak buahnya Ki Durgala. Kelima lelaki itu mendekati Bu Surmi. Sementara pandangan Bu Surmi masih fokus melihat pertarungan antara Mbok Darsih dan Durgala.
Bu Surmi baru menyadarinya, setelah ekor matanya berhasil melihat si Japran dan si Ableh serta ketiga temannya berada tidak jauh dari tempat Ia bersembunyi. Kira-kira berjarak satu dua meteran saja dari nya.
Bu Surmi kaget saat kelima lelaki itu terus mendekati ke arahnya. Apalagi melihat tatapan mata mereka yang tajam serta tatapan jahat yang sepertinya akan dilakukan pada dirinya. Bu Surmi pun terus mundur dan tanpa sadar Ia sudah menjauh dari Mbok Darsih yang masih bertarung melawan Durgalasena.
"Apa yang akan kalian lakukan pada ku, jangan mendekat. Aku tak punya urusan dengan kalian...!" Bu Surmi memberanikan berkata, pandangannya diedarkan satu persatu pada si Japran dan teman-temannya, jantungnya berdegup keras.
"Hehehe, jangan terlalu kasar begitu, cantik...!" si Japran terkekeh. Ia mulai menampakkan sikap yang membuat hati Bu Surmi takut.
"Hahaha... Tapi Aku suka sekali Bang, kalau melihat perempuan lagi ngambek dan sewot begitu. Kelihatannya lebih cantik dan sangat menggemaskan hahaha." Ucap si Ableh sambil mendelikkan matanya pada si Japran yang masih terkekeh, sementara pandangannya ia tujukan lagi pada Bu Surmi yang kelihatan semakin panik dan ketakutan.
Melihat Bu Surmi yang gugup dan panik, si Japran dan si Ableh semakin senang. Bahkan si Japran memberikan kode pada teman-temannya, untuk terus mendekati Bu Surmi.
Bu Surmi pun terus mundur beberapa langkah. Beruntung ia melihat dahan kayu sebesar pergelangan tangan orang dewasa berada tergeletak di dekatnya.
Tanpa menunggu kesempatan, segera diambil dahan kayu tersebut buat sekedar penjagaan dirinya.
"Jangan salahkan Aku, kalau Aku akan menghajar Kalian..!" Bentak Bu Surmi mengancam dengan tangan yang kuat memegang kayu tersebut siap dipakai untuk memukul si Japran dan teman-temannya.
Si Japran dan si Ableh sedikit tertegun. Ketika melihat tangan Bu Surmi siap memukulnya. Dihentikan langkahnya kemudian kedua lelaki itu saling tatap. Tak berselang lama, Japran dan Ableh terkekeh lagi melihat tingkah Bu Surmi yang menurut mereka sangat konyol.
"Kamu percaya diri banget bisa melukai Kami. Nyai." Kata seorang pria yang wajahnya brewokan.
"Kita juga tidak akan melukaimu, kami ingin mengajakmu hanya sebatas bersenang senang saja. Tidak lebih. Ia nggak, man teman.?" Ucap si Japran sambil menoleh ke teman-temannya, dan mereka hanya terkekeh serta menganggukan nya dengan senyuman yang sangat menjijikan bagi Bu Surmi.
"Jangan mendekat.!" Kata Bu Surmi lagi, ketika si Ableh melangkahkan kakinya lagi terus mendekati Bu Surmi.
"Hehehe..kenapa Nyai..kelihatannya kok gugup sekali.. Ayolah, kita bersenang-senang saja. Tak perlu pedulikan teman mu yang sok jagoan itu." si Ableh menimpali. Kini tangan kanannya mencoba mau memegang bahu Bu Surmi. Dengan spontan, tanpa si Ableh sadari, Bu Surmi telah melayangkan kayu yang dipegangnya pada tangan si Ableh.
"Bugh.."
"Wadaaaw... ! Sialan Luh..!" Pekik si Ableh yang kaget dan juga terasa sakit saat tangan nya diadu dengan kayu.
"Jangan pancing-pancing emosi Kami, Perempuan bodoh.!" Bentak si Ableh. Sambil melayangkan tangan nya lagi untuk menampar Bu Surmi. Namun Bu Surmi cukup gesit menghindarinya dengan melangkah mundur.
"Wush.." Tangan si Ableh mengeluarkan angin persis di depan wajah Bu Surmi. Hal itu membuat si Ableh hilang kesabaran. Ia langsung meloncat ke depan Bu Surmi hendak merebut kayu yang di pegang Bu Surmi.
"Kep..!"
Secepat kilat, kayu berhasil direbut oleh si Ableh dan langsung dibuangnya jauh-jauh. Sementara itu, si laki-laki brewok sudah berada di belakang Bu Surmi dan langsung mendekapnya. Hingga membuat Bu Surmi kaget dan berusaha untuk lepas dari dekapan si Brewok. Nafas nya mulai tersengal. Bu Surmi terus meronta dengan menggerakkan kedua sikut tangan kanan kirinya. Lama kelamaan si Brewok pun agak repot juga menerima serangan sikut tangan Bu Surmi, membuat dekapannya semakin kendor.
Hal ini tak disiakan oleh Bu Surmi, tangan kanan si brewok langsung digigit sekuat tenaga, hingga membuat laki-laki itu menjerit dan melepas dekapan nya.
Dalam waktu yang sama, Mbok Darsih hampir saja terdesak oleh Durgala. Karena tenaganya semakin melemah. Mbok Darsih sepintas melihat Bu Surmi yang tidak ada di tempat. Dan mendengar jeritan Bu Surmi yang sedang dikeroyok oleh anak buah Durgala. Mbok Darsih pun sedikit panik. Konsentrasi nya mulai buyar.
Ki Durgala tampak senang melihat lawannya sudah kelihatan lengah. Kemudian dengan gerakan cepat, Durgala menerjang Mbok Darsih dengan kaki dan tangan nya siap menggempur badan lawan. Kini dada dan perut Mbok Darsih yang menjadi incaran ki Durgala membuat Mbok Darsih terkesiap karena cepat nya gerakan ki Durgala yang mana mungkin bisa dihindari. Namun, hampir saja serangan Durgala sedikit lagi akan berhasil mengenai sasaran, tiba-tiba ada sosok yang mirip seekor kera besar menyambar tibuh Mbok Darsih dengan secepat kilat. Membuat ki Durgala tak bisa mengurungkan serangannya yang malah mengenai Pohon pinus yang tadi di belakang Mbok Darsih.
"Bugh.. Bugh..!"
"Aarrgh... "
Durgalasena menjerit karena tangan dan kakinya beradu dengan pohon. Durgala jatuh, terasa badanya sakit. Ia tak tahu lagi, kemana dibawa larinya Mbok Darsih oleh seekor yang mirip seperti kera besar tersebut yang tiba-tiba menghilang ke semak belukar.
Sementara Bu Surmi sudah pasrah dengan keadaan dirinya yang tak mungkin bisa selamat dari gangguan anak buah Durgala. Melawan pun rasanya percuma. Karena kedua tangannya sudah dipegang kuat oleh si Brewok. Kedua kakinya pun sama. telah berhasil dalam pegangan si Ableh dan temannya. Apalagi si Japran yang mulai siap mengungkung tubuh Bu Surmi. Saking takut nya dan tak ada harapan sama sekali bisa selamat, akhirnya Bu Surmi tak sadarkan diri. Hal inilah yang membuat anak buah ki Durgala lebih bebas menjalankan aksinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
tolong bantu dari pihak Mangotoon nya....
kayak nama tetangga ku hHaha
lanjut yuk... ber Horor ria.... hehehe