Fabby Alexandrina merupakan putri tunggal dari pengusaha kaya raya. Kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan, dan saat ini Fabby tinggal bersama Neneknya.
Neneknya ingin sekali melihat Fabby menikah hingga akhirnya Neneknya pun menjodohkan Fabby dengan seorang sekuriti. Awalnya Fabby menolak, namun Neneknya tetap memaksa.
Akankah Arga mampu membuat Fabby jatuh cinta kepadanya? dan apakah Fabby akan luluh dengan kesabaran Arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 Nindi Yang Licik
Arga mengambil ranselnya di pos. "Kamu yang sabar ya Arga, dan Terima kasih karena kamu sudah menyelamatkan saya," ucap Pak Bambang.
"Tidak apa-apa Pak, aku bisa cari kerja lagi," sahut Arga dengan senyumannya.
Arga pun pamitan dan pergi meninggalkan kantor itu. Arga merasa sangat sedih karena mulai hari ini dia tidak bisa menjaga dan mengawasi Fabby lagi. Arga pun segera menghubungi Andin dan menceritakan apa yang terjadi, Andin hanya bisa menghembuskan napas kasar.
Malam pun tiba...
Fabby berjalan dengan gontai, pikirannya entah kenapa. Sungguh dia tidak bersemangat, dia bisa saja membuat desain baru tapi jika membuat desain baru itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Pikiran dia harus tenang, jika sekarang dia tidak akan bisa karena pikirannya benar-benar sedang kacau dan tidak baik-baik saja.
"Aku harus bagaimana sekarang? siapa orang yang sudah mencuri desainku?" batin Fabby frustrasi.
Fabby melajukan mobilnya, dia memutuskan untuk pulang ke rumah neneknya. Sesampainya di rumah neneknya, dia pun segera masuk ke dalam kamarnya bahkan dia tidak melihat jika dari tadi neneknya menunggu di depan TV. Fabby menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, air matanya kembali menetes.
"Itu desain yang aku siapkan sudah lama, memang untuk nanti jika bertemu dengan para investor itu tapi sekarang malah hilang ada yang ngambil," batin Fabby.
Fabby menutup wajahnya dengan kedua tangannya, pundaknya kembali bergetar menahan kesedihan. Andin mengintip dari balik pintu kamar Fabby, ia merasa sangat sedih melihat cucunya itu. Ia tahu, jika Fabby sudah menangis seperti itu berarti masalah Fabby sudah serius karena selama ini Fabby memang tidak pernah menangis.
Setelah puas menangis, Fabby pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai dan berganti baju, dia pun kembali ke meja kerjanya dan mencoba membuat desain baru.
"Bagaimana keadaan Fabby, apa dia baik-baik saja?" batin Arga.
Arga benar-benar merasa sangat bersalah, jika seandainya nanti perusahaan Fabby tidak bisa mendapatkan investasi dari para investor itu, Arga berjanji akan mengabulkan semua keinginan Fabby termasuk jika Fabby ingin memintanya bercerai.
***
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, waktu yang ditunggu-tunggu Fabby pun akhirnya datang juga. Pertemuan para investor itu dilaksanakan di sebuah hotel bintang lima. Fabby sangat gugup dan tidak percaya diri, karena desainnya kali ini benar-benar tidak sesuai dengan keinginannya.
"Bu, jangan sedih semoga saja para investor itu akan suka dengan desain baru ibu," ucap Poppy memberikan semangat.
"Aku tidak yakin, Pop. Desain ini terlalu sederhana dan pasaran, aku tidak mungkin bisa menang kali ini," sahut Fabby lemas.
"Jangan pesimis Bu, harus optimis."
Fabby hanya bisa menghembuskan napasnya berulang kali secara kasar, selama dalam perjalanan pun Fabby merasa sangat khawatir dan itu membuat Poppy merasa sangat kasihan.
"Kali ini kita akan menang, Rangga. Dan semua investor akan menjalin kerja sama dengan perusahaanku dan perusahaan si Fabby akan mengalami kerugian," ucap Nindi dengan senyumannya.
"Pasti, desain Fabby itu tidak pernah ada yang gagal dan selalu menang," sahut Rangga.
"Apa kamu bilang, jadi kamu meremehkan aku?" bentak Nindi.
"Astaga, maksud aku tidak seperti itu sayang," sahut Rangga gugup.
"Secara tidak langsung, kamu memuji wanita itu. Apa kamu masih menyukai dia?" kesal Nindi.
"Tidak sayang, aku sudah lama melupakan dia dan sekarang cintaku hanya untukmu," ucap Rangga dengan penuh rayuan.
Nindi cemberut, sebenarnya dia itu sama sekali tidak cinta kepada Rangga namun dia hanya butuh untuk mengorek informasi saja mengenai Fabby. Logikanya, seorang Nindi yang seorang wanita sosialita mana mungkin mau dengan pria sederhana seperti Rangga.
"Kalau nanti aku menang, aku bakalan lempar si Rangga," batin Nindi dengan senyumannya.
Tidak membutuhkan waktu lama, mobil Nindi dan Fabby sampai di hotel itu secara bersamaan. Fabby menatap tajam ke arah Nindi dan Rangga, sedangkan yang ditatap malah cengengesan. Nindi pun perlahan menghampiri Fabby.
"Kali ini kamu akan kalah olehku, jadi daripada kamu malu lebih baik sekarang kamu tidak usah masuk dan kembali ke kantor kamu," ucap Nindi dengan angkuhnya.
"Jangan percaya diri dulu, selama ini kamu selalu kalah jadi yang seharusnya pulang itu kamu, bukan aku," sahut Fabby dengan senyuman sinisnya.
"Kita lihat saja, siapa yang akan menang kali ini."
Nindi pun dengan senyum lebarnya melengos meninggalkan Fabby, begitu pun Rangga yang langsung mengikuti Nindi dari belakang. Fabby hanya bisa mengepalkan kedua tangannya, tapi Poppy berusaha menenangkan Fabby. "Sudah Bu, ayo kita masuk," ajak Poppy.
Di dalam ruangan meeting itu sudah banyak sekali tamu yang datang, semuanya terdiri dari para pengusaha berlian terkenal dari berbagai perusahaan. Para Investor pun sudah siap melihat perusahaan mana yang akan bekerja sama dengan mereka yang tentunya yang akan lebih menguntungkan untuk mereka. Bahkan acara itu diliput oleh beberapa stasiun televisi swasta.
"Semoga perusahaan Fabby yang akan mendapatkan kontrak kerja sama itu," batin Arga sembari menonton TV acara yang menyiarkan acara itu.
Satu persatu perusahaan berlian mulai mempresentasikan berlian hasil desain mereka namun sepertinya belum ada yang bisa menarik perhatian para investor. Tangan Fabby begitu sangat dingin, dia gugup sekali karena kali ini dia tidak percaya diri dengan hasil desainnya. Setelah lumayan lama menunggu, akhirnya tibalah giliran perusahaan Fabby yang maju ke depan untuk presentasi dan yang maju ke depan itu adalah Poppy.
"Tumben desain Bu Fabby sederhana sekali, biasanya desain Bu Fabby paling bagus dan menarik."
"Iya, kali ini seperti biasa saja."
Begitulah kasak-kusuk yang Fabby dengar dari para investor dan itu membuat Fabby harus beberapa kali menghembuskan napasnya. Setelah selesai, Poppy pun kembali duduk dan kali ini giliran Rangga yang presentasi sebagai perwakilan perusahaan milik Nindi. Rangga mulai memperlihatkan desain curiannya itu di layar proyektor, seketika Fabby membelalakkan matanya saat melihat desain milik dirinya terpampang di depan.
"Itu 'kan desain milikku," ucap Fabby.
"Itu desain milik ibu yang hilang?" tanya Poppy kaget.
"Iya Pop, itu milikku. Jadi dia yang mencurinya," geram Fabby.
Semua orang tampak kagum akan desain itu, membuat Fabby geram dan langsung bangkit dari duduknya. "Tunggu, itu desain milikku. Beberapa hari yang lalu desainku hilang ada yang mencuri, jadi kamu yang mencurinya?" ucap Fabby emosi.
"Jangan sembarangan kamu, itu hasil desainku," sahut Nindi.
"Sungguh sangat menjijikan, kalian mencuri desainku hanya karena kalian ingin mendapatkan kontrak itu? aku akan melaporkan kalian ke polisi!" bentak Fabby.
Rangga tertawa, dia pun menghampiri Fabby. "Jangan buat dirimu malu, Fabby. Kamu mau lapor polisi, memangnya kamu punya bukti kalau kita mencuri desain kamu? tidak akan ada yang percaya sama kamu jadi lebih baik sekarang kamu diam dan nikmatilah kekalahanmu," ucap Rangga dengan senyum sinisnya.
"Maafkan kegaduhan ini Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, sekarang kita lanjutkan lagi presentasinya," ucap Nindi dengan senyumannya.
Rangga kembali mempresentasikannya, sedangkan Fabby memilih pergi dari sana. Nindi tersenyum puas, sedangkan Fabby berlari sembari menangis. Begitu pun dengan Arga yang ikut emosi melihat semua itu.
"Jadi ini semua perbuatan mereka?" batin Arga dengan geramnya.
gasss season 2