Alea dan Radit baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, keesokan harinya Radit ditugaskan keluar kota. Siapa sangka kepulangan Radit dari luar kota merubah kebahagiaan Alea menjadi air mata.
Radit meminta Alea untuk membantu membiayai kebutuhan rumah tangga mereka dan juga membantu membiayai hidup ibu Radit yang belum lama ini menjada, dengan alasan usaha yang dia jalani sedang dalam masalah dan Radit hanya mengandalkan gajinya sebagai pegawai negeri.
Alea yang memiliki peghasilan tidak keberatan membantu sang suami. Tanpa Alea tahu, jika sebenarnya Radit telah menduakan Alea dengan Hana, teman satu kantornya.
Radit berubah menjadi suami yang dingin, menimbulkan kecurigaan bagi Alea.
Alea mencari tahu penyebab Radit berubah, Alea akhirnya menemukan fakta jika Radit menduakan cintanya.
Apa yang akan dilakukan Alea setelah tahu Radit berselingkuh?
Yuk ikuti ceritanya di Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku menjadi Kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Persiapan
Flashback
Pak Wiliam, pengacara ayah Alea baru saja meninggalkan kediaman orang tua Alea. Tugasnya membantu Alea mempercepat proses balik nama kepemilikkan rumah yang Alea dan Radit tempati selama satu tahun ini, sudah selesai. Dengan menyerahkan sertifikat rumah yang sudah berganti pemilik yaitu atas nama Alea, pada pemilik sahnya.
"Terima kasih Pak Wiliam." ucap Alea.
Serifikat ini sudah Alea tunggu-tunggu, dia ingin segera melanjutkan rencana berikutnya. Yaitu membuat Radit pergi dari rumah mereka, walau dengan cara mengusir laki-laki itu.
Kejam, Alea sekarang menjadi wanita kejam, khususnya pada Radit. Salah laki-laki itu sendiri, sudah menggoreskan luka yang dalam, di hati Alea.
"Lea, saya bisa membantu proses perceraianmu di pengadilan." tawar pak Wiliam sebelum dia masuk kedalam mobil.
"Jangan pikirkan masalah biaya, saya ikhlas membantu kamu." ucap pak Wiliam lagi setelah Alea hanya menjawab dengan diam.
"Akan Alea pikirkan, Pak." jawab Alea.
Dia tidak bisa menolak tawaran pak Wiliam begitu saja. Tapi Alea juga tidak ingin merepotkan pak Wiliam lagi. Laki-laki paruh baya itu sudah banyak membantunya dalam proses balik nama kepemilikan rumah. Bukan hanya tidak meminta bayaran dari Alea, tapi pak Wiliam juga memberikan pinjaman pada Alea saat jumlah uang yang dia miliki belum cukup untuk membayar proses balik nama. Karena itu, Alea merasa tidak enak hati untuk meminta tolong pak Wiliam lagi.
Apa lagi Bagas juga sudah merekomendasikan pengacara yang biasa menagani kasus perceraian, pimpinan tempatnya bekerja itu juga tidak menerima penolakan dari Alea saat Alea keberatan dengan batuan Bagas yang akan membiayai semuanya.
"Baiklah, jangan sungkan untuk menghubungi saya." jawab pak Wiliam pernyatan Alea sebelum dia naik ke mobil yang akan dia tumpangi.
"Iya Pak, terima kasih banyak untuk bantuannya." jawab Alea lalu melambaikan tangannya saat kendaraan yang ditumpangi pak Wiliam berlalu.
Memandang lembaran kertas yang baru saja dia terima, membuat Alea kembali mengingat, bagaimana rumah yang kini diserahkan Radit menjadi miliknya itu berdiri.
Hari itu, satu hari setelah Alea dan Radit selesai mengadakan acara pertunangan. Radit mengajak Alea pergi kesuatu tempat tanpa memberi tahu kemana tujuan mereka.
"Mas, ini rumah siapa?" tanya Alea saat melihat bangunan mewah dihadapannya.
Alea terperangah sambil menitikkan air mata bahagia, karena terharu. Alea melihat rumah impiannya yang dia rancang dan desain sesuai keinginanya berdiri kokoh dihadapannya. Selama ini Alea hanya bisa berharap dan bermimpi, suatu saat dia bisa mewujudkan impiannya. Tentu saja, setelah dia berusaha mengumpulkan pundi-pundi dari hasil keringatnya. Tapi sekarang tanpa perlu proses itu semua, Radit membuat mimpinya menjadi nyata.
"Mas, ini rumah siapa?" ulang Alea lagi pertanyaannya.
"Tentu saja rumah kita, sayang. Nanti setelah menikah, kita bisa langsung menempatinya." jawab Radit sambil tersenyum bahagia.
"Aku ajak kamu kesini, biar kamu bisa menentukan perabot apa saja yang akan kamu letakkan di rumah ini." jelas Radit lagi.
"Terima kasih, Mas." ucap Alea bahagia.
Kala itu Alea merasa bak seorang cinderlela yang diajak pangeranya masuk kedalam istana, dia sangat senang dan bahagia.
Namun kebahagiaan itu pudar karena penghiantan Radit, semua hanya tinggal kenangan yang mungkin sulit dilupakan. Sekarang yang Alea lakukan adalah menyelamatkan rumahnya, dia tidak ingin kelak Radit menempati rumah ini bersama wanita lain. Alea tidak rela, apa lagi jika Radit sampai memberikan rumah hasil rancangannya menjadi milik wanita lain. Karena itulah, Alea berusaha memperdaya Radit untuk menyerahkan rumah ini menjadi miliknya.
"Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya, Lea?" tanya Reina begitu Alea selesai memberi tahunya tentang sertifikat yang sudah di tangannya dan juga pengacara yang disiapkan Bagas.
Saat ini mereka sedang istirahat dan makan siang di cafetaria yang ada disamping kantor mereka. Sengaja memilih tempat ini, agar mereka nyaman bicara masalah pribadi dari pada makan di kantin kantor yang sudah pasti ramai.
"Apa lagi kalau bukan menangkap basah mereka. Kita tinggal menunggu waktunya saja." jawab Alea.
"Selanjutnya?" tanya Reina lagi.
"Mengajukan gugatan cerai, pastinya." jawab Alea dengan yakin, yang langsung di setujui Reina.
Sejak awal tahu Radit berslingkuh, Reina langsung mendukung keputusan Alea untuk bercerai dari Radit. Sebagai sesama wanita, mereka punya prinsip yang sama. Tidak ada kata maaf untuk yang namanya perselingkuhan, ceraikan dan hancurkan hidup mereka. Kejam memang, tapi tidak bagi Alea, lukanya harus dibayar mahal Radit.
"Lea juga akan membawa bukti yang ada ke kantor mereka, Mbak. Lea tidak akan membiarkan mereka bebas begitu saja, mereka harus merasakan kesulitan yang pernah Lea rasakan."
Reina tidak percaya saat menatap Alea, wajah saudaranya itu tampak dingin. Alea serius dengan keinginannya, tidak akan membiarkan Radit hidup nyaman bersama wanita murahan itu. Bukan tanpa sebab Reina menamai Hana wanita murahan, pasalnya sebelum Radit yang di goda Hana, Deri juga pernah dikirimi foto bugil wanita itu. Untungnya, malam itu Reina sedang menggunakan ponsel Deri untuk menghubungi ibu mertuanya, sehingga Deri tidak melihat foto yang menurut Reina menjijikan.
Tidak pernah Reina sangka, Radit juga menjadi target wanita itu menjual tubuhnya. Yang akhirnya membuat luka tak berdarah untuk Alea.
"Kamu ingin mereka dikeluarkan dari kantor?" tanya Reina lagi.
Alea mengangguk cepat menjawab pertanyaan Reina. Itu termasuk salah satu rencana dan tujuan Alea.
Ting, satu pesan masuk di ponsel milik Alea, dia segera menyungingkan senyum setelah membacanya.
"Malam ini kita beraksi, Mbak." ucap Alea membuat Reina terkejut.
"Malam ini?" tanya Reina lagi untuk meyakinkan pendengarannya.
"Dia tidak pulang malam ini" jelas Alea yang dimengerti Reina.
Sesuai rencana, Alea sudah sangat mempersiapkan semuanya untuk hari ini. Satu minggu yang lalu, Alea sudah meminta Deri untuk mencari kata sandi pintu apartemen yang ditempati Hana dan Radit.
Dengan berpura-pura ingin memberikan berkas pekerjaan kantor, akhirnya Deri mendapatkan kata sandi apartemen itu.
"Hana, kamu dimana? Ini ada berkas yang harus kamu kerjakan. Saya sudah ada di parkiran apartemen yang kamu tempati." tanya dan beri tahu Deri melalui sambungan telepon.
"Saya masih di jalan, Bang. Abang naik saja, kamar saya nomor 345."
"Lalu?" tanya Deri memancing Hana untuk memberikan kata sandi pintu aparrementnya.
Hana memberikan sandi pintu apartemennya yang langsung di coba oleh Deri yang di temani Reina saat itu. Mereka masuk lalu memeriksa apartemen tersebut.
"Pak, saya ijin pulang." ucap Alea begitu dia sudah berada dihadapan Bagas.
"Ada apa?" tanya Bagas menyelidik.
Alea menjelaskan pada Bagas, jika malam ini dia akan menagkap basah Radit. Sebelum itu, Alea ingin membereskan pakaian Radit untuk dia simpan di koper dan akan mengirim pakaian itu ke rumah orang tua Radit.
Alea juga sudah menghubungi tukang ahli kunci, dia akan menganti semua kunci rumahnya yang berhubungan langsung dengan luar rumah. Alea tidak akan mengijinkan lagi Radit tinggal di rumah yang menjadi miliknya.
"Saya akan mengantar kamu" ucap Bagas, namun di tolak Alea.
Alea tidak ingin merepotkan Bagas terlalu jauh, pimpinan tempatnya bekerja itu sudah sangat banyak membantunya.
"Saya di temani Mbak Reina, Pak." jelas Alea yang membuat Bagas mengerti kalau Alea menolaknya untuk membantu.
"Baiklah, tapi nanti malam saya akan ikut menemani kamu."
"Sa..."
"Jangan melarang saya." ucap Bagas memotong ucapan Alea.
Tidak ingin berdebat dengan Bagas, Alea hanya bisa menyetujui keinginan bosnya itu. Sebenarnya Alea malu dengan semua yang terjadi pada dirinya, tapi dia bisa apa? Bagas terlanjur tahu dan juga banyak membantunya.
"Hanya ini?" tanya Reina begitu melihat pakaian Radit yang di masukkan Alea kedalam koper.
"Ya, sebagian sudah dia ungsikan ketempat wanita itu." jawab Alea.
"Ya sudah, kita masukkan saja kedalam mobil." ajak Reina.
Sambil menunggu tukang yang menganti beberapa kunci pintu, Alea menghubungi Deri dan juga Ale. Dia hanya ingin memastikan keberadaan Radit malam ini, sehingga rencananya bisa berjalan dengan baik.
...💔💔💔...
...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...