Maya, seorang wanita muda yang cantik dan sukses dalam karier, hidup dalam hubungan yang penuh dengan kecemburuan dan rasa curiga terhadap kekasihnya, Aldo. Sifat posesif Maya menyembunyikan rahasia gelap yang siap mengubah segalanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Perpisahan Sementara
Beberapa minggu setelah kejadian di kantor, Maya dan Aldo kembali ke rutinitas mereka yang nyaman. Namun, kehidupan selalu penuh kejutan. Suatu pagi, Aldo menerima panggilan telepon dari kantornya yang mengubah segalanya.
"Maya, kita perlu bicara," kata Aldo dengan nada serius saat sarapan.
Maya menatapnya dengan khawatir. "Ada apa, Aldo? Kamu kelihatan tegang."
Aldo menghela napas panjang. "Aku baru saja menerima panggilan dari bos. Mereka menugaskanku untuk bekerja di luar daerah selama beberapa bulan. Ini proyek penting, dan aku tidak bisa menolaknya."
Maya merasa dadanya berdebar. "Berapa lama, Aldo? Dan di mana tepatnya?"
"Kurang lebih tiga bulan, dan aku harus pindah ke Surabaya. Proyek ini memang besar, tapi itu berarti kita harus berpisah sementara," jelas Aldo dengan berat hati.
Maya mencoba menahan emosinya. "Aku mengerti, Aldo. Ini kesempatan besar untukmu. Tapi, aku akan sangat merindukanmu."
Aldo meraih tangan Maya dan menggenggamnya erat. "Aku juga akan sangat merindukanmu, Maya. Tapi kita bisa tetap berhubungan setiap hari. Dan aku akan pulang secepat mungkin setiap ada kesempatan."
Hari-hari sebelum keberangkatan Aldo terasa singkat. Mereka menghabiskan waktu bersama sebanyak mungkin, membuat kenangan yang indah sebelum perpisahan sementara itu. Maya berusaha tetap tegar, meskipun hatinya merasa berat.
Saat hari keberangkatan tiba, Maya mengantar Aldo ke bandara. Mereka berpelukan erat, enggan melepaskan satu sama lain.
"Aku akan selalu ada di sini untukmu, Maya. Kamu bisa menghubungiku kapan saja. Kita akan melalui ini bersama," kata Aldo dengan suara lembut.
Maya mengangguk, air mata menggenang di matanya. "Aku tahu, Aldo. Aku akan tetap kuat dan fokus pada pekerjaanku. Kita akan baik-baik saja."
Setelah perpisahan yang emosional, Maya kembali ke rumah dengan perasaan campur aduk. Rumah terasa sepi tanpa kehadiran Aldo, tapi dia bertekad untuk tetap positif dan mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang bermanfaat.
Setiap hari, mereka tetap berhubungan melalui telepon dan video call. Meskipun berjauhan, mereka merasa tetap dekat satu sama lain. Maya merasa dukungan dari Aldo masih kuat, meskipun mereka tidak berada di tempat yang sama.
Di kantor, Maya semakin fokus dan produktif. Dia menggunakan waktu luangnya untuk belajar hal-hal baru dan meningkatkan keterampilan kerjanya. Di waktu luangnya, dia melanjutkan latihan yoga dan meditasi untuk menjaga kesehatan mentalnya.
Maya juga menjadwalkan sesi terapi dengan Rina lebih sering, untuk membicarakan perasaannya tentang perpisahan sementara ini dan bagaimana cara terbaik untuk mengatasinya.
Waktu berlalu, dan Maya semakin terbiasa dengan rutinitas barunya. Dia merasa lebih mandiri dan percaya diri. Hubungan jarak jauh dengan Aldo juga membuat mereka lebih menghargai setiap momen yang mereka miliki bersama, meskipun hanya melalui layar.
Suatu malam, saat mereka berbicara di video call, Aldo berkata, "Maya, aku sangat bangga melihat bagaimana kamu mengatasi semua ini. Kamu semakin kuat setiap hari."
Maya tersenyum, merasa hangat oleh pujian Aldo. "Terima kasih, Aldo. Kamu juga sangat berarti bagiku. Aku merasa kita semakin dekat meskipun berjauhan."
"Aku akan segera pulang untuk kunjungan singkat minggu depan. Kita bisa menghabiskan waktu bersama lagi," kata Aldo dengan penuh harap.
Maya merasa sangat senang. "Aku tidak sabar untuk melihatmu lagi, Aldo. Kita akan membuat setiap detik bersama menjadi berharga."
Maya duduk di ruang tamu sambil memainkan Luna yang sedang bermain dengan mainan. Hari Jumat sore, dan dia sudah menyiapkan segala sesuatu untuk kedatangan Aldo. Maya merasa campur aduk antara kegembiraan dan kekhawatiran, mengingat Aldo akan kembali bekerja di Surabaya setelah akhir pekan.
Saat pintu rumah terbuka, Maya segera berdiri dan berjalan cepat ke arah pintu. Aldo masuk dengan senyum lebar di wajahnya, memeluk Maya dan Luna yang langsung berlari ke arahnya. “Aldo!” Maya berkata sambil memeluknya. “Kami sangat merindukanmu.”
Aldo memeluk mereka erat. “Aku juga merindukan kalian. Bagaimana hari-harimu, Maya? Dan Luna?” tanya Aldo, sembari mengangkat Luna ke udara dan membuatnya tertawa.
“Semua baik-baik saja,” jawab Maya. “Aku sudah mulai kembali ke rutinitas dan Luna juga semakin aktif. Tapi, tentu saja, kami sangat senang kamu pulang.”
Maya dan Aldo menghabiskan waktu malam itu bersama, menikmati makan malam keluarga. Mereka bercerita tentang aktivitas sehari-hari dan berbagi cerita kecil yang sudah mereka alami selama beberapa minggu terakhir.
Setelah makan malam, Aldo dan Maya duduk di sofa, berbicara sambil menonton Luna yang sedang tidur di ranjang kecilnya. “Aku tahu waktu kita bersama akhir pekan ini terbatas, jadi aku ingin memastikan kita memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin,” kata Aldo sambil memegang tangan Maya.
“Aku setuju,” jawab Maya. “Bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan pagi besok? Kita bisa menghabiskan waktu bersama sebelum kamu kembali ke Surabaya.”
Aldo tersenyum. “Itu ide yang bagus. Aku ingin menikmati waktu ini sepenuhnya.”
Keesokan paginya, Aldo dan Maya memutuskan untuk pergi ke taman yang mereka kunjungi sebelumnya. Mereka membawa Luna dan stroller untuk memastikan Luna tetap nyaman selama perjalanan.
Di taman, mereka menikmati udara pagi yang segar. Maya dan Aldo berbicara tentang rencana-rencana mereka untuk masa depan dan bagaimana mereka bisa terus mendukung satu sama lain meskipun jarak memisahkan mereka. Luna tampak sangat senang dengan suasana baru dan terus tersenyum saat Aldo mendorong stroller-nya.
“Aldo, aku ingin kamu tahu betapa pentingnya dukunganmu bagiku. Aku merasa lebih kuat karena kamu selalu ada di sampingku, meskipun kamu harus bekerja jauh dari rumah,” kata Maya saat mereka duduk di bangku taman, menikmati pemandangan.
Aldo menggenggam tangan Maya. “Aku tahu ini tidak mudah, dan aku sangat menghargai kesabaranmu. Tapi kita harus percaya bahwa kita bisa melalui semua ini bersama. Waktu-waktu seperti ini adalah yang paling berharga.”
Setelah jalan-jalan, mereka kembali ke rumah untuk makan siang bersama. Aldo menyadari bahwa meskipun waktu mereka bersama singkat, kehadirannya di rumah sangat berarti bagi Maya dan Luna.
Sebelum berangkat kembali ke Surabaya, Aldo memeluk Maya dan Luna erat-erat. “Aku harus pergi sekarang, tapi ingatlah bahwa aku selalu memikirkan kalian. Aku akan kembali secepat mungkin.”
Maya tersenyum sambil mengelap air mata. “Kami akan menunggumu, Aldo. Jaga diri di sana, dan semoga pekerjaanmu berjalan lancar.”
Aldo mengangguk. “Akan aku lakukan. Sampai jumpa minggu depan.”
Setelah Aldo pergi, Maya merasa campur aduk. Dia merasa bahagia telah menghabiskan waktu bersama Aldo dan Luna, tetapi juga merasa berat harus berpisah lagi.
Di malam harinya, Maya merawat Luna dengan penuh kasih sayang, berusaha untuk tetap positif dan memikirkan bagaimana dia bisa terus melanjutkan rutinitasnya dengan baik. Dengan dukungan Aldo, dia merasa lebih percaya diri menghadapi tantangan yang akan datang.
Sementara Aldo dalam perjalanan kembali ke Surabaya, dia memikirkan Maya dan Luna, merasa bersyukur atas waktu yang mereka habiskan bersama dan bertekad untuk terus berusaha agar keluarga mereka tetap dekat, meskipun jarak memisahkan mereka.
siapa sebenarnya satria ??
siapa pendukung satria??
klo konseling dg psikolog g mempan, coba dekat diri dg Tuhan. setiap kekhawatiran muncul, mendekatlah dg sang pencipta. semoga dg begitu pikiran kalian bisa lebih tenang. terutama tuk Maya. berawal dr Maya & kini menular ke Aldo